Kesalahan Kecil Ini Banyak Dilakukan Pasangan dan Ganggu Keintiman Saat Bercinta, Hindari!

By Amelia Puteri, Minggu, 17 Februari 2019 | 19:55 WIB
Kesalahan kecil yang dilakukan banyak pasangan ini bisa ganggu keintiman saat bercinta (iStock/andresr)

Nakita.id - Memiliki kehidupan intim yang menyenangkan dengan pasangan menjadi salah satu kunci hubungan pernikahan yang awet.

Dalam melakukan hubungan intim, penting memiliki koordinasi dan komunikasi yang baik.

Namun, ada beberapa kesalahan kecil saat berhubungan intim yang biasa dilakukan pasangan yang bisa merusak keharmonisan hubungan tersebut.

Baca Juga : Rina Nose Baru Tunangan, Mbah Mijan Bongkar Aura Positif Rina dan Pasangannya

1. Terlalu malu berbicara tentang seks

Orang sering lebih nyaman berhubungan intim daripada membicarakannya.

"Begitu banyak pasangan yang dilanda rasa malu akan preferensi dan kebutuhan seksual mereka, dan tidak merasa seolah-olah mereka dapat 'berbicara' dengan pasangan mereka," kata Alex Chinks, PsyD, psikolog klinis berlisensi dan seksolog klinis.

"Tanpa komunikasi yang baik, pasangan seringkali mendapati diri mereka melakukan hubungan seks yang terasa tersurat atau berulang-ulang dan tidak memuaskan."

Atau bahkan tidak berhubungan intim sama sekali, dan itu akan buruk.

Baca Juga : Beredar Video Percakapan Telepon Ariel Noah dan Pevita Pearce, Terbongkar Telah Memiliki Hubungan Spesial Sejak Lama

Karena selain membangun keintiman, bercinta memberi banyak manfaat kesehatan dan bahkan meningkatkan umur panjang.

2. Melepas kaus kaki

Kaus kaki mungkin sebenarnya adalah pakaian yang paling seksi.

Ini karena memakainya dapat meningkatkan peluang mengalami orgasme, menurut penelitian yang dilakukan oleh The University of Groningen.

Tidak ada yang tahu pasti mengapa ini bekerja tetapi satu teori adalah bahwa untuk mencapai orgasme, seseorang harus benar-benar santai dan bebas dari kecemasan.

Kondisi kaki dingin dapat mengganggu kemampuan untuk benar-benar berhubungan intim, terutama untuk perempuan, kata Fran Walfish, PhD, seorang psikoterapis dan penulis.

"Meskipun biasanya kami menyarankan untuk melepas kaus kakinya, tinggalkan saja saat ini," tambahnya.

3. Memikirkan pasangan yang mencapai orgasme adalah tanda kecakapan 

"Orang-orang tersinggung atau menjadi malu jika pasangannya tidak orgasme atau tidak sama-sama terangsang," kata Alexandra Katehakis, direktur klinis di Center For Healthy Sex di Los Angeles.

Tapi tidak ada yang lebih mematikan daripada diinterogasi oleh pasangan yang marah atau tersinggung, membuat orgasme semakin kecil kemungkinannya di masa depan.

Jadi, ketimbang tersinggung, ingin tahu, bersikap baik, dan yang terpenting, bersabarlah untuk melihat apakah Dads dapat menemukan jalan menuju stimulasi dan orgasme bersama.

Ini sepadan dengan waktu, mengingat manfaat kesehatan yang tidak terduga dari bercinta.

Baca Juga : BERITA POPULER : Keinginan Ustad Kemed untuk Menikahi Citra Kirana Hingga Santunan kepada Keluarga Kecelakaan Dul Mandek

4. Tidak tertawa ketika terjadi 'kecelakaan'

Gas terjadi, begitu juga seperti jatuh dari tempat tidur, kehilangan lensa kontak, dan bersendawa bahkan selama berhubungan intim.

Jadi jangan menganggap terlalu serius.

"Meskipun berhubungan intim haruslah bergairah, itu juga harus menyenangkan, jadi jangan takut untuk tersenyum dan bahkan tertawa saat berhubungan seks, terutama pada kecelakaan sesekali," kata Jonathan Bennett, seorang penasihat, penulis, dan pelatih hubungan bersertifikat.

"Ini tidak berarti mengolok-olok pasangan Anda atau diri sendiri. Alih-alih, Anda begitu nyaman satu sama lain, Anda berdua dapat mengalami berbagai macam emosi selama berhubungan seks," tambahnya.

Baca Juga : Bibir Membiru, Seorang Wanita Ditemukan Tak Bernyawa Dalam Bus, Sang Anak Menangis: 'Mama Kenapa Tidur Terus?'

5. Pola pikir "tanpa orgasme = kegagalan"

Kadang-kadang orgasme tidak seharusnya menjadi tujuan akhir, kata Melody Li, seorang asosiasi ahli terapi dan perkawinan berlisensi dan keluarga.

"Kesenangan seksual dialami melalui proses menggoda, menciptakan hasrat, bereksperimen dengan berbagai jenis sentuhan, bermain, dan berfantasi, dan banyak lagi," jelasnya.

"Berfokus hanya untuk mencapai orgasme bahkan dapat menyebabkan 'kecemasan kinerja' dan pemutusan emosional.

Lebih baik jangan terlalu menganggap orgasme sebagai tujuan akhir dan tetap hadir dengan sensasi yang menyenangkan dan respons pasangan Anda," jelasnya.