Ternyata Pusar Bisa Terkena Infeksi Loh Moms, Begini Cara Mengatasinya

By Cecilia Ardisty, Minggu, 3 Maret 2019 | 13:41 WIB
ilustrasi pusar (Pixabay)

Nakita.id - Pusar merupakan bagian tubuh yang sering tak terjamah oleh kita ketika dewasa.

Terkadang kita baru memperhatikan pusar ketika merasa gatal saja.

Namun, pusar yang dahulu menjadi penghubung kita waktu di kandungan agar bisa makan, bisa terkena infeksi loh Moms.

Baca Juga : Bentuk Pusar Ungkap Penyakit yang Mungkin Tak Disadari, Cek Yuk!

Melansir dari SELF, pusar mengandung banyak lipatan yang memungkinkan untuk penumpukan sel kulit mati, keringat, dan berbagai mikroorganisme, jelas Cynthia Bailey, M.D., seorang dokter kulit dari American Board of Dermatology.

Seperti area tubuh Moms lainnya, pusar secara alami mengandung bakteri dan jamur.

Baca Juga : Wah Bukan Cuma Mitos, 7 Fakta Tentang Pusar, Ternyata Ada Yang Tidak Punya Pusar.

Kalau Moms jarang membersihkan pusar secara teratur dan tepat, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi, jelas Edidiong Kaminska, M.D., seorang dokter kulit di Northwestern Memorial Hospital.

Berikut lima jenis infeksi yang bisa menyerang pusar Moms.

1. Infeksi staph

Secara teknis, semua jenis bakteri dapat menyebabkan infeksi tali perut, jelas Jules Lipoff, M.D., asisten profesor dermatologi di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania.

Dr. Lipoff mengatakan, bakteri staphylococcus aureus merupakan penyebab utama infeksi pusar.

Infeksi staph dapat Berwujud dalam beberapa cara, termasuk sebagai kondisi yang sangat menular yang disebut impetigo, menurut American Academy of Dermatology (AAD).

Impetigo non-bulosa dapat menyebabkan gejala seperti luka gatal yang pecah dan meninggalkan kulit merah, bersama dengan kerak kuning.

Lalu ada impetigo bulosa, yang dapat menyebabkan lepuh berisi cairan yang retak terbuka dan meninggalkan luka berkerak di belakang.

Antara luka dan kerak, kedua jenis impetigo memiliki banyak kesamaan.

Salah satu pembeda utama di antara mereka adalah bahwa impetigo bulosa tidak cenderung menyebabkan kulit memerah, sedangkan impetigo non-bulosa tidak.

Menurut Merchk Manual, infeksi kulit staph juga dapat menyebabkan abses, adalah nanah yang terletak di bawah kulit.

Jika Moms menemukan nanah tersebut di pusar menurut Dr. Lipoff memiliki risiko besar.

Hal ini karena, alat untuk menusuk nanah itu belum tentu bersih sehingga dapat memberikan potensial infeksi bakteri lainnya.

2. Infeksi strep

Bakteri streptococcus adalah penyebab umum lainnya dari infeksi kulit secara keseluruhan, secara khusus infeksi pada pusar, kata Dr. Lipoff.

Seperti staphylococcus aureus, streptococcus dapat menyebabkan impetigo.

Hal ini juga dapat menyebabkan selulitis karena bakteri streptococcal masuk ke tubuh Moms melalui celah di kulit seperti luka.

Selulitis dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, merah, nyeri, dan bengkak yang mungkin melepuh dan berkeropeng.

Selain itu juga dapat menyebar melewati kulit dan mempengaruhi jaringan di bawahnya, sehingga Moms mungkin mengalami demam, kedinginan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Jika Moms melihat gejala-gejala semacam ini, kunjungi dokter untuk antibiotik.

Baca Juga : Sederet Manfaat Minyak Myrrh, Cegah Infeksi Mulut Sampai Bisul

3. Infeksi jamur

Infeksi ini tidak hanya menyerang miss V, namun juga pada mulut, tenggorok, esophagus, dan termasuk pusar.

Centers for Disease Control and Prevention mengatakan, istilah medis untuk infeksi jamur ini adalah kandidiasis, hal ini terjadi ketika candida (ragi) yang biasanya hidup di kulit Moms tumbuh di luar kendali.

Jika Moms mendapatkan infeksi ini di pusar, biasanya akan melihat ruam merah, kulit bersisik, gatal, dan terbakar, menurut Johns Hopkins Medicine.

Jika Moms cukup yakin mengalami infeksi jamur di pusar, temui dokter.

Mereka dapat merekomendasikan perawatan anti-jamur untuk membantu membersihkannya, kata Dr. Bailey.

4. Kista epidermoid yang terinfeksi

Kista epidermoid adalah benjolan non-kanker yang dapat muncul cukup banyak di mana saja pada kulit, termasuk pusar Moms.

Kista epidermoid biasanya terbentuk ketika sel-sel kulit yang seharusnya terlepas malah melekat ke kulit dan tumbuh sebagai gantinya.

Hal ini bisa terjadi ketika kulit Moms sangat teriritasi atau terluka.

Moms dapat memiliki kista epidermoid di tubuh dengan nol masalah selama bertahun-tahun, Gary Goldenberg, M.D., asisten profesor klinis dermatologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Rumah Sakit Mount Sinai.

Baca Juga : Menyembuhkan Flu dan Batuk Secara Alami Menggunakan Jeruk Bali

Tetapi kadang-kadang kista ini dapat pecah dan terinfeksi.

Jika Moms memiliki kista epidermoid yang terinfeksi yang bersembunyi di pusar, kista itu mungkin akan terlihat merah, terasa sakit, dan mungkin mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau, kata Dr. Kaminska.

Sangat tidak disarankan Moms meremas kista tersebut karena dapat menyebabkan jaringan parut dan infeksi lebih lanjut.

Sebaliknya, temui dokter kulit, mereka akan mengeringkan atau mengeluarkan kista dan dapat meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi jika perlu.

Sementara itu, Moms dapat meletakkan kompres hangat di atas kista untuk membantu rasa tidak nyaman.

Kesimpulannya, Moms harus membersihkan pusar agar terhindar dari infeksi.