Hentikan Kebiasaan Minum Teh Panas Demi Kesehatan dan Umur Panjang, Ini Alasannya!

By Diah Puspita Ningrum, Jumat, 22 Maret 2019 | 13:33 WIB
Ilustrasi teh panas (Pixabay/@dungthuyvunguyen)

Nakita.id - Selain kopi, secangkir teh panas di tengah dinginnya cuaca bisa menjadi minuman yang amat nikmat.

Namun sayangnya, riset terbaru menunjukkan intensitas minum teh panas yang tinggi, dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan. Kesimpulan penelitian tersebut dipublikasikan dalam Journal of Cancer.

Ada lebih dari 50.000 orang berusia 40-75 tahun yang menjadi responden, dalam rentang satu dekade.

Baca Juga : Bawa Dangdut Koplo Naik Kelas, Via Vallen Raih Penghargaan Musik Internasional di Rusia

Hasilnya menunjukkan, mengonsumsi teh dengan suhu 60 derajat celcius sebanyak 700 mililiter per hari, meningkatkan risiko kanker kerongkongan sebesar 90 persen.“Banyak orang menikmati minum teh, kopi, atau minuman panas lainnya."

"Namun, berdasarkan temuan kami, minum teh yang sangat panas dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan," ucap Dr Farhad Islami, Periset dari American Cancer Society.

Berangkat dari kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan setiap orang untuk menunggu minuman menjadi hangat, sebelum menyeruputnya.

Baca Juga : Buat Syahrini Geram sampai Dilaporkan ke Polisi, Ternyata Ini Sosok Lia Ladysta Sebenarnya, Bukan Pedangdut Sembarangan!

Disebutkan, kanker jenis ini meningkat karena cedera berulang yang diakibatkan asap, alkohol, refluk asam, dan cairan panas.

Memang, ini bukan riset pertama yang menemukan hubungan antara teh panas dan kanker kerongkongan.

Namun, riset ini menjadi yang pertama kali mengungkap suhu spesifik penyebab kanker. Jumlah penderita kanker kerongkongan mungkin tidak terlalu banyak.

Baca Juga : BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Setinggi 6 Meter dan Hujan Ekstrem di Sejumlah Wilayah Ini!

Kanker kerongkongan termasuk signifikan sebagai kanker paling umum kedelapan di dunia.Menurut Badan Internasional Penelitian Kanker, efek kanker ini juga signifikan karena membunuh sekitar 400.000 orang per tahun, dengan 13.750 perkiraan kasus baru terjadi pada pria setahun.

Stephen Evans, Profesor Pharmacoepidemiology di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan suhu panas adalah isu penting dalam hal ini, daripada minuman yang dikonsumsi.

Baca Juga : Bulan Madu di Swiss, Ini yang Dilakukan Reino Barack Tanpa Syahrini

Menurut dia, ada banyak makanan atau minuman panas yang sering kita konsumsi. Misalnya saat menikmati selai panas yang dipanggang dengan microwave, padahal ini diketahui dapat menyebabkan cedera kerongkongan.

"Mungkin saja trauma itu menyebabkan perubahan sel dan karenanya menjadi kanker," tambah Evans.

Minum teh panas memang sangat nikmat. Demi kesehatan, sebaiknya kita menghentikan kebiasaan ini. Tunggu teh sampai hangat, lalu kita bisa menikmatinya."

(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Demi Kesehatan, Hentikan Kebiasaan Minum Teh Panas)