BMKG Imbau Warga Maluku Harus Waspada Tsunami: 'Segera Saja Lari ke Tempat yang Tinggi'

By Riska Yulyana Damayanti, Selasa, 26 Maret 2019 | 20:40 WIB
Suasana dampak tsunami selat sunda di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Bante (Tribunnews/JEPRIMA)

Nakita.id - Tampaknya Indonesia masih terus harus waspada terhadap berbagai bencana yang akan terjadi.

Terlebih lagi beberapa wilayah di Indonesia sebelumnya sempat diterpa gempa bumi hingga banjir.

Tidak hanya itu, bagi warga yang berada di pesisir pantai sebaiknya lebih waspada akan kedatangan tsunami, seperti halnya di pesisir Maluku.

Baca Juga : Tak Pernah Terekspose, Begini Potret Mantan Wijin yang Juga Seorang Finalis Putri Indonesia

Melansir dari Kompas.com, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memperingatkan masyarakat di Maluku untuk lebih waspada terhadap potensi tsunami di daerah tersebut.

Pasalnya Maluku menjadi salah satu wilayah yang rawan terjadi tsunami.

“Maluku masuk daerah rawan tsunami. Jadi kepada nelayan dan warga di pesisir pantai agar lebih waspada jika merasakan guncangan yang kuat segera saja lari ke gunung atau ke tempat yang lebih tinggi,” imbau Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan di Ambon, Senin (25/3/2019) dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga : Tak Kalah Mewah dengan Rumah Anang-Ashanty, Lihat Rumah Krisdayanti yang Super Mewah dan Luas

Menurutnya pula, tsunami yang bisa terjadi di Maluku tak hanya karena adanya gempa bumi yang berkekuatan besar namun juga karena adanya erupsi gunung berapi di dalam laut.

Sedangkan, Maluku banyak terdapat gunung berapi bawah laut yang sewaktu-waktu bisa erupsi.

“Kalau ada gempa di dasar laut dengan kekuatan 7 SR itu bisa membangkitkan tsunami, seluruh dunia menggunakan sistem itu, namun setelah kejadian Selat Sunda di situ tiba-tiba ada tsunami, tapi kok tidak ada gempa. Itu pun bisa terjadi di wilayah Maluku, karena banyak gunung berapi bawah laut di sini,” ungkapnya.

Hal itu membuat BMKG mengimbau kepada warga Maluku untuk tetap waspada jika terjadi gempa.

Baca Juga : Harga Tas Syahrini Capai Rp2,8 Miliar, Terungkap Sederet Artis yang Memiliki Tas Mirip Inces

Terlebih lagi, tsunami yang bisa terjadi di berkecepatan cukup tinggi.

"Golden time yang dimiliki untuk evakuasi sangat sempit, bahkan ada wilayah yang diperkirakan kurang dari dua menit tsunami telah datang," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, seperti dikutip dari keterangan resmi, saat membuka Sekolah Lapang Geofisika di Kabupaten Maluku Tengah, Senin (25/3/2019).

Baca Juga : Viral Rumah Selebar 1 Meter, Terkuak Fakta di Baliknya dan Begini Potret Isi Rumahnya

Menurutnya, sebaiknya ketika warga Maluku merasakan gempa segeralah menjauh dari bibir pantai jangan menunggu peringatan dari BMKG.

Waktu dikeluarkannya peringatan dini sekitar lima menit, sementara golden time yang dimiliki kurang dari lima menit.

"Jadi apabila saat di pantai atau dekat laut masyarakat merasakan gempa kuat, segera saja lari menuju tempat-tempat yang tinggi. Bisa perbukitan maupun gedung-gedung tinggi yang kokoh. Sangat berisiko jika masyarakat yang bermukim di wilayah pantai hanya mengandalkan sistem peringatan dini tsunami," ujarnya.

Baca Juga : Tak Hanya Agnes Mo, Terungkap Wijin Pernah Pacari Seorang Finalis Putri Indonesia yang Kini Jadi Presenter

Dwikorita menjelaskan, di Maluku sedikitnya terdapat lima zona sumber gempa bumi tektonik yang dapat membangkitkan tsunami, yaitu Zona Subduksi Lempeng Laut Maluku, Zona Subduksi Utara Seram. Zona Sesar Naik Selatan Seram, Zona Subduksi Banda dan Weber Deep, dan Zona Greben Aru.