Anaknya 8 Bulan Tewas Diduga karena Ditelantarkan, Keluarga Amuk Rumah Sakit

By Ine Yulita Sari, Rabu, 27 Maret 2019 | 10:32 WIB
Ilustrasi anak meninggal (freepik.com)

Nakita.id - Sebuah video seorang orangtua mengamuk di rumah sakit viral di media sosial.

Dalam video singkat ini, nampak seorang orangtua bayi yang marah karena anaknya tewas.

Yang membuat orangtua bayi ini marah, anaknya tewas diduga karena ditelantarkan oleh pihak rumah sakit.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @medantau.id pada Sabtu (23/3/2019).

Baca Juga : Elly Sugigi Ngamuk Saat Satu Frame Bareng Irfan Sbaztian:

Si Kecil malang ini diketahui bernama Amelia Putri Karolina br Pinem (8 bulan) yang merupakan anak dari pasangan Bobby Pinem dan Endang Nababan.

Dalam video, nampak terlihat sang ibu sedang menggendong anaknya sambil menangis di sebuah rumah sakit di Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara.

Sedangkan, pria yang merekam video terdengar marah-marah dan menyalahkan pihak rumah sakit yang memiliki penangan yang buruk.

"Terima kasih Rumah Sakit Sidikalang. Kami emang masyarakat miskin tapi tak miskin hati," ujarnya.

Bahkan, pria tersebut juga merekam dan masuk ke dalam ruang perawat di rumah sakit tersebut.

"Terima kasih yang buat kami menderita," serunya sambil mendatangi satu per satu perawat.

Baca Juga : Hati-hati, Ketahui Tentang Keamanan Pemanis Buatan untuk Anak

Dilansir dari Tribun Medan, paman korban, Rikardo Nababan, mengungkapkan anaknya mengalami demam dan mencret tiga hari dan kemudian dibawa ke IGD RSU Sidikalang pada Jumat (22/3/2019).

Setelah diperiksa, seorang dokter mendiagnosis korban mengalami dehidrasi kemudian dipasangi infus, tabung, dan selang oksigen.

Satu jam kemudian, seorang dokter lainnya datang dan memberitahu korban menderita sakit infeksi paru-paru yang membuat keluarga kebingungan.

"Kami keluarga dibuat bingung, entah yang mana yang betul. Satu institusi, bisa dua pendapat. Di IGD, dokter membolehkan diberi ASI, sedangkan di ruang rawat tidak," ujar Ricardo.

Ricardo mengatakan sekitar pukul 22.00 WIB, napas Amelia tersengal-sengal dan kondisinya memburuk hingga disarankan untuk dirujuk.

Ternyata semua rumah sakit di Medan sedang tidak ada dokter anak.

"Setelah menunggu lama, barulah akhirnya ditemukan RS Bina Kasih Medan. Kami diminta untuk menyediakan uang Rp10 juta sebagai panjar," terangnya.

Saat akan dibawa ke rumah sakit lain, tiga ambulans yang terparkir ternyata semuanya rusak.

Baca Juga : Ini Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat, Kenali Sebelum Terlambat!

Setelah mencari ambulans ke puskesmas mereka dapat, tetapi saat Amelia diangkat ke ambulans Ricardo merasa ada yang aneh tabung oksigen panas dan bermassa lebih ringan.

"Sempat aku bilang, tabung oksigennya ini sudah habis. Namun petugas menjawab belum dan buru-buru membawa Amelia ke dalam ambulans," ujarnya.

Amelia sudah tidak bergerak lagi dan tidak ada tarikan napasnya, tetapi petugas medis mengatakan ia masih bernyawa.

Baca Juga : Bermodal Uang Amplop Undangan, Pasangan Ini Berhasil Raih Keuntungan Ratusan Juta Tiap Bulan

Hingga sampai dalam ambulans, petugas medis mengakui tabung oksigen sudah habis dan korban telah meninggal dunia.

"Sebetulnya kami menduga kuat keponakan kami (Amelia) sudah meninggal dunia di ruang rawat Melur.

Itulah kelicikan mereka, agar seolah-olah keponakan kami meninggal dunia di dalam perjalanan menuju ke Medan, bukan di RSUD Sidikalang," ujar Ricardo.

Keluarga tidak menuntut pertanggungjawaban dari RSUD Sidikalang.

Tapi, ia dan keluarga hanya ingin pihak manajemen RSUD Sidikalang mengakui kelalaiannya dan meminta maaf kepada mereka secara terbuka, serta segera membenahi dan menambah fasilitas mereka.