Awas! Stres Ketika Hamil Bisa Pengaruhi Si Kecil Melalui Air Ketuban

By Nita Febriani, Jumat, 29 Maret 2019 | 20:30 WIB
Ketika ibu hamil mengalami stress, Si Keciil dalam kandungan akan terpengaruh melalui air ketuban (natsarun)

Nakita.id - Moms yang sedang hamil tentu sering mendapat saran agar jangan sampai merasa stres atau kelelahan.

Kebanyakan orang percaya stress ketika hamil akan berpengaruh pada Si Kecil dalam kandungan.

Hal ini terbukti benar Moms, pasalnya sebuah penelitian menemukan jika Moms stress Si Kecil akan merasakan efeknya melalui air ketuban.

Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected

Tim peneliti interdisipliner dari University of Zurich menemukan, ketika Moms stres konsentrasi hormon stres dalam cairan ketuban meningkat.

 

Bahkan apabila stress tersebut berlangsung untuk waktu yang lama, Si Kecil dalam kandungan akan berpotensi mengalami penyakit mental atau fisik.

Terus-menerus gelisah, stres memikirkan harus mengurus semuanya sendiri, serta perasaan tidak mampu menemukan keseimbangan, akan membuat resiko attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau penyakit kardiovaskular pada janin meningkat.

Baca Juga : Sering Dibuang, Ternyata Serat Putih pada Buah Pisang Punya Manfaat Tak Terduga!

Hal ini disebabkan, tekanan fisik pada Moms dapat mengubah metabolisme dalam plasenta dan memengaruhi pertumbuhan Si Kecil dalam kandungan.

Ketika stres, tubuh manusia melepaskan hormon untuk menangani stres lebih tinggi, contohnya  hormon pelepas kortikotropin (CRH) yang menghasilkan peningkatan hormon stres kortisol.

Mekanisme ini juga berlaku selama hamil

Plasenta yang memasok nutrisi bagi janin dapat memancarkan hormon stres CRH tersebut.

Baca Juga : Sekali Belanja Langsung Borong 7 Sepatu Bermerek untuk Sang Anak, Sandra Dewi Juluki Suaminya Tukang Shopping

Akibatnya, sejumlah kecil hormon ini memasuki cairan ketuban dan metabolisme janin.

Di satu sisi, penelitian menunjukkan kalau hormon ini dapat meningkatkan perkembangan bayi yang belum lahir.

Kondisi yang tidak menguntungkan pada wanita menyebabkan peningkatan pelepasan hormon, sehingga meningkatkan kemungkinan bertahan hidup jika terjadi kelahiran prematur.

Namun, di sisi lain peningkatan ini juga dapat memiliki konsekuensi negatif.

"Akselerasi pertumbuhan yang berlebihan dapat terjadi dengan mengorbankan pematangan organ yang tepat," kata Ulrike Ehlert, psikolog dan koordinator program.

Baca Juga : Terkuak, Ternyata Kisah Asmara Elly Sugigi dan Irfan Sbaztian Memang Hanya Sebatas Settingan

Jika Moms merasakan stres sesekali pada jangka waktu yang pendek, peneliti menemukan tidak ada pengaruhnya untuk Si Kecil.

"Bayi itu jelas tetap terlindungi dari efek negatif jika terjadi akut, stres jangka pendek kepada ibu," Ehlert menyimpulkan.

 

Namun dalam jangka panjang konsentrasi hormon stres yang lebih tinggi ini pada gilirannya memperburuk pertumbuhan janin.

Baca Juga : Bayi 5 Bulan Dikubur Hidup-hidup Oleh Ibu Kandungnya, Menangis dan Teriak Mengaku Anaknya Hilang