Ibu yang Kubur Bayi Hidup-hidup Ternyata Pernah Depresi Saat Hamil 7 Bulan, Ini Bahaya Depresi Saat Hamil

By Maharani Kusuma Daruwati, Jumat, 29 Maret 2019 | 19:21 WIB
Ilustrasi ibu hamil yang depresi (natsarun)

Nakita.id - Seorang perempuan bernama Wartini (35) dikabarkan baru saja mengubur bayinya hidup-hidup.

Perempuan tersebut diketahui merupakan warga Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta.

Kejadian ini berlangsung pada Rabu (27/3/2019) siang kemarin, Moms.

Bayi yang ditemukan dikubur hidup-hidup ini diketahui baru berusia 5 bulan.

Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected

Wartini baru melahirkan buah hatinya itu pada November 2018 lalu.

Bayi tersebut bernama Dian Asrini, hasil buah cinta perempuan 35 tahun itu dengan suaminya, Ujang Solihin.

Menurut penjelasan Kapolsek Kiarapedes, Iptu Toto Herman Permana, pelaku melakukan aksinya saat sang suami sedang tak berada di rumah.

"Diduga ibu korban mengubur anaknya sendiri di belakang rumah, saat suaminya tidak ada karena sedang kerja ke kebun," kata Toto, seprti dikutip dari Tribun Jabar.

Dian bayi berusia lima bulan yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya di Purwakarta.

Usai melakukan aksinya, pelaku bahkan sempat menangis lalu berteriak pada warga dan mengaku bahwa anaknya hilang.

Menurut informasi, warga di sekitar lokasi menyebut bahwa pelaku mengalami depresi.

Hal ini pun juga diungkapkan oleh Toto, ia pun mengatakan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa saat usia kandungannya sekitar tujuh bulan.

"Ibu bayi mengalami depresi," jelas Toto.

Baca Juga : Sudah Kenal Hary Tanoesoedibjo Sejak SMP, Liliana Tanoesoedibjo Singgung Soal Orang Ketiga

Depresi, stres dan perubahan mood memang sangat mungkin terjadi pada ibu hamil.

Masalah mental pada ibu hamil ini biasanya dipengaruhi oleh perubahan hormon serta perubahan fisik yang terjadi.

Namun, Moms sebaiknya mengelola perasaan depresi sebab sebuah penelitian mengungkapkan bahaya depresi saat hamil.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Psychiatry mengungkapkan depresi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko masalah perilaku dan emosional pada anak.

Depresi saat kehamilan dialami 1 dari 5 perempuan di seluruh dunia khususnya pada trimester akhir kehamilan.

Biasanya masalah depresi ini juga disebabkan oleh faktor lain seperti peristiwa sedih yang dialami selama kehamilan.

Beberapa penelitian sebelumnya memang telah melihat bahaya depresi saat hamil.

Bahaya tersebut mulai dari perkembangan bayi saat dalam kandungan, memengaruhi ikatan antara Moms dan Si Kecil setelah lahir.

Kini, para peneliti dari Imperial College London mencoba memunculkan bahwa depresi saat hamil bisa memunculkan bahaya lain.

Depresi dapat mengurangi enzim dalam plasenta sehingga janin mengalami perubahan epigenetik.

Perubahan ini menimpa DNA sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan mental.

Depresi saat hamil ini juga dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan ekonomi.

Baca Juga : Viral Video Anak SD Didorong Keluar dari Mobil dan Disiksa Ibunya, Ini Bahaya Memberikan Hukuman Fisik pada Si Kecil

Depresi saat hamil lebih mungkin terjadi pada keluarga yang berada di tengah kekerasan politik, kerawanan pangan hingga kurangnya petugas kesehatan di sekitar ibu,” ujar Vivette Glover, salah seorang peneliti dari Imperial College London.

Dengan penelitian ini, para peneliti ingin menyadarkan bahwa ada bahaya depresi saat hamil yang mengancam.

Depresi juga dikaitkan dengan masalah kehamilan seperti preeklamsia kehamilan, berat badan bayi lahir rendah dan kelahiran prematur.

Maka, Moms yang sedang hamil memang dianjurkan untuk lebih tenang dan berpikir positif selama kehamilan.