Daerah ini Punya Tradisi Mengerikan : Menyetrika Payudara! Ini Alasan di Baliknya

By Kirana Riyantika, Kamis, 4 April 2019 | 11:57 WIB
Tradisi menyetrika payudara (Boldsky)

Nakita.id - Ibu merupakan sosok perempuan hebat yang berjuang melahirkan anak-anaknya dengan penuh cinta kasih.

Seharusnya seorang ibu rela berkorban demi yang terbaik untuk anaknya.

Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku bagi seorang ibu asal Afrika ini.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Sebab, ibu tersebut dengan tega menyetrika payudara putri kandungnya sendiri.

Dikutip dari Boldsky, seorang perempuan bernama Simone mengungkapkan perbuatan keji yang dilakukan ibunya tersebut.

Sang ibu tega menyetrika payudara Simone hanya agar Simone terlihat jelek.

Menurut Simone, ibunya percaya bahwa payudara Simone akan terlihat menarik kelak.

Baca Juga : Senyum Bahagia Syahrini dan Reino Barack Rayakan Isra Mi'raj, Ini Sosok Inces yang Dermawan di Balik Gaya Hidup Glamour

Ibunya ingin Simone menjadi terlihat tidak menarik ketika tidak memiliki payudara, sehingga tidak akan ada pria yang menyukainya.

Sebab, Simone hanya boleh menikah dengan pria yang telah dijodohkan olehnya.

Simone menuturkan bahwa apa yang telah dilakukan ibunya merupakan tindakan yang tak manusiawi.

Aksi sadis itu terjadi saat Simone masih berusia 13 tahun.

Ibu Simone melakukan aksi sadis tersebut dengan cara membakar batu hingga panas, lalu meletakkan batu tersebut ke dada anaknya.

Setelah itu, ibunya menyuruh Simone menggunakan kemben yang sangat ketat agar payudara Simone berhenti tumbuh.

Simone menuturkan bahwa ritual menyetrika payudara yang telah dijalaninya pada usia yang begitu muda memiliki efek jangka panjang padanya.

Baca Juga : Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Bahaya Melewatkan Sarapan Tak Bisa Diremehkan!

Dia mengungkapkan bahwa dia merasa seperti ada simpul di dalam payudaranya dan itu menyakitkan ketika dia menyusui bayinya.

Kini, Simone telah menikah dengan seorang pria dari hasil perjodohan orangtuanya.

Dikutip dari nationalgeographic.co.id, tradisi menyetrika payudara sudah dilakukan turun menurun di beberapa wilayah di Afrika.

Tradisi menyakitkan ini dilakukan demi melindungi para gadis dari kejahatan seksual yang membuat adanya kehamilan pada usia muda dan pernikahan dini.

Dalam praktiknya, sebuah batu atau tongkat kayu akan dipanaskan terlebih dahulu sebelum ditempelkan dan ditekan di kedua payudara.

Panas yang dihasilkan akan melelehkan lemak di payudara, sehingga membuat payudara menjadi lebih kecil.

Batu dan kayu panas yang digunakan.

Sang ibu akan mengambil batu seukuran telapak tangannya, dan menekannya ke setiap sisi payudara selama 10 menit.

Selain menggunakan alat-alat tersebut, biasanya para ibu akan mengambil sebuah ikat pinggang yang diikatkan erat melilit payudara dan tubuh bagian atas anak perempuannya.

Cara ini dilakukan untuk menyamarkan mereka agar tidak terlihat sudah memasuki usia matang. 

Baca Juga : Pria Ini Hadiahi Anaknya Berlian Seharga Rp195,5 Miliar, Ternyata Bukan Berlian Sembarangan

Tujuan lebih lanjutnya adalah untuk menghindarkan anak mereka dari ancaman tindak kekerasan seksual.

Saat masa pertumbuhan, anak-anak berusia delapan hingga 12 tahun dinilai terlalu rentan terhadap laki-laki di sekitarnya.

Meski usianya sangat muda, tetapi bentuk fisik mereka tampak sudah dewasa.

Bagi orang tua, terutama para ibu, hal ini dilakukan agar para putrinya tidak kehilangan kesempatan untuk bersekolah dan bekerja.

Perlu diketahui bahwa di Kamerun, kehamilan pranikah dapat membuat mereka putus sekolah akibat kehamilan di usia yang masih muda.

Sekitar 65 persen perempuan yang hamil di usia muda tidak lagi melanjutkan sekolah.

Namun, tradisi ini membuat payudara banyak perempuan mengalami kerusakan hingga tidak menyusui bayi.

Sejak tahun 2005, berbagai kampanye telah dilakukan untuk menghentikan praktik tersebut.

Organisasi RENATA dan jurnalis Kamerun, Chi Yvonne Leina mendirikan organisasi Gender Danger pada 2012 untuk memberantas praktik menyetrika payudara.