Bahagia Namun Tetap Waspada, Ketahui Tanda-tanda Bahaya Pascakelahiran Bayi

By Nakita_ID, Selasa, 9 April 2019 | 09:00 WIB
Ilustrasi bayi (pixabay.com/fancycrave1)

Nakita.id - Kebahagiaan saat Si Kecil lahir menjadi puncak kebahagiaan penantian.

Walaupun demikian, kebahagiaan itu hendaknya tidak menghalangi kewaspadaan Moms dalam merawatnya.

Perawatan ekstra harus diberikan setelah bayi dilahirkan, alias pascakelahiran.

Saat dalam kandungan, jabang bayi mendapat perlindungan penuh dari Moms agar terhindar dari berbagai penyakit.

Baca Juga : Ingin Jauh dari Kanker dan Penyakit Jantung? Konsumsi Kiwi Jawabannya! Ini Manfaatnya yang Luar Biasa

Itu sebabnya, pascakelahiran, bayi harus dirawat secara khusus.

Setelah mendapat perawatan dan berbagai tindakan pencegahan, bayi masih bisa menjadi korban sejumlah penyakit. 

Lebih dari lima puluh persen bayi yang lahir dalam usia kandungan penuh sakit kuning di pekan pertama kehidupannya.

Penyakit kuning adalah penyakit yang mematikan dan bayi yang mengalaminya mesti dirawat secara khusus untuk menurunkan kadar bilirubinnya. 

Baca Juga : Terkuak, Ini Alasan Sarwendah Tak Pilih Melahirkan Anak Keduanya di Indonesia

Bayi yang baru lahir belum memiliki bakteri atau enzim pencernaan lainnya yang diperlukan untuk memproses bilirubin.

Maka, bayi dapat menderita penyakit kuning dengan mudah.

Apakah penyakit kuning berbahaya atau tidak tergantung pada penyebabnya, seberapa tinggi kadar bilirubin dan bagaimana kadar bilirubin meningkat dengan cepat.

Baca Juga : Viral Bungkus Indomie Berusia 19 Tahun Ditemukan di Pesisir Malang, Pengunggah: 'Isi (Pesan) WA Wartawan Semua'

Sementara bayi berada di rumah sakit, dokter secara berkala memeriksa kondisi penyakit kuning yang diderita.

Penyakit kuning akan tampak jelas pada warna putih mata atau kulit bayi yang baru lahir yang berubah menjadi kekuningan.

Dalam kasus bayi baru lahir yang memiliki penyakit kuning, dokter akan berkonsentrasi untuk menentukan penyebabnya.

Bayi-bayi baru lahir yang menerima ASI lebih sedikit memiliki gerakan perut yang lebih sedikit dan oleh karena itu hanya bisa melepas lebih sedikit bilirubin.

Baca Juga : Ajun Perwira Akan Nikahi Perempuan Lebih Tua, Begini Undangannya

Ketika bayi-bayi terus menyusu dan meminum lebih banyak ASI, penyakit kuning biasanya menghilang dengan sendirinya.

Penyakit kuning muncul ketika bayi berusia lima sampai tujuh hari, puncaknya pada sekitar usia dua minggu, dan dapat berlangsung selama 3-12 minggu.

Pada kasus bayi baru lahir langsung dibawa pulang pada hari pertama kelahirannya, uji kadar bilirubin harus dilakukan sebelum diizinkan pulang.

Bayi yang baru lahir dengan faktor-faktor bahaya berkaitan dengan tingkat penyakit kuning atau yang memiliki kadar bilirubin yang tinggi perlu diperiksa setidaknya dua kali setelah dipulangkan.

Selain penyakit kuning, penyakit hemolitik juga patut diwaspadai pada bayi baru lahir.

Ini kondisi di mana golongan darah bayi baru lahir tidak sesuai dengan Moms.

Karena jenis darah keduanya berbeda, antibodi dari Moms melewati plasenta dan menyerang sel-sel darah merah bayi yang baru lahir.

Baca Juga : Benarkah Kucing Hewan Gembel Seperti Kata Pandji Pragiwaksono? Ini Fakta Kucing Sebenarnya!

Selain itu, Hipotiroidisme dapat muncul pada saat lahir atau sesudah kelahiran.

Hal ini umumnya terlihat pada bayi yang ibunya menderita hipotiroidisme.

Butuh tes darah untuk memeriksa apakah bayi menderita hipotiroidisme atau tidak.

Untuk menghindarinya, ada baiknya segala prosedur tes kesehatan bayi dilakukan sejak awal kelahirannya untuk memastikan kondisi kesehatan bayi lebih rinci.

Baca Juga : Lakukan Beberapa Hal Ini Agar ASI Lancar dan Deras Saat Puasa!