Tetap Tenang dan Lakukan Hal Ini Jika Anak Suka Bertengkar, Berbohong, dan Berteriak

By Nakita_ID, Selasa, 9 April 2019 | 20:15 WIB
Ilustrasi anak menangis (iStock)

Nakita.id – Terkadang entah kenapa ketika bermain anak-anak kita membuat masalah dengan temannya.

Mereka memang bermain dan bersosialisasi dengan baik.

Namun, tiba-tiba muncul pertengkaran di antara mereka.

Baca Juga : Hati-Hati Kalau Moms Hamil Suka Minum Kopi dan yang Manis, Ada Risiko Ini!

Di usia sekitar 4 tahun, anak sudah bisa bermain bersama dan bersosialisasi dengan anak lain termasuk saudara kandungnya.

Namanya juga anak-anak, pengalaman baru ini pastilah sarat dengan berbagai masalah yang membuat mereka suka bertengkar, berteriak, bahkan berbohong.

Moms tentu harus mengatasi masalah di balik perilaku tersebut agar tak menjadi kebiasaan buruk.

Baca Juga : Merasa Diperlakukan Semena-mena, Vanessa Angel Hampir Terpeleset Sampai Nyaris Jatuh Menuju Ruang Sidang, Semprot Sosok Ini

Lakukan 4 tips berikut ini.

1. Kakak dan adik bertengkar

Brenda Volling, Ph.D., dari University of Michigan mengungkapkan, pertengkaran antara kakak dan adik sangat bisa diatasi oleh orangtua.

“Orangtua harus melihat apakah sikap yang dilakukan selama ini sudah adil. Setiap anak adalah spesial dan memiliki perbedaannya masing-masing sehingga orangtua harus melihat faktor ini,” ujarnya. 

Moms harus bantu anak-anak (kakak dan adik) untuk saling bekerja sama menjadi sebuah tim dalam menyelesaikan permainan, masalah, atau tugas rumah.

Baca Juga : Sosok John Juanda, Raja Judi Penguasa Poker Amerika Asal Medan, Siapa Sangka Hasil Kemenangannya Mau Dipakai untuk Kebaikan Ini

Jelaskan dan praktikkan mengenai pentingnya menghargai perasaan masing-masing.

Meluangkan waktu bersama keluarga akan baik bagi anak untuk meningkatkan hubungan kakak dan adik.

2. Sering marah dan berteriak

Anak usia ini memang belum mampu mengekspresikan secara tepat apa yang ia rasakan.

Maka, penting bagi Moms untuk mengenalkan berbagai emosi baik yang positif maupun negatif agar anak bisa memahami emosi yang muncul pada dirinya. 

Alihkan perhatian anak agar ia tak hanya fokus pada emosinya saja.

Baca Juga : Kacang Tanah Sering Disalahkan Sebabkan Berjerawat, Ternyata Punya Manfaat Cegah Penyakit Jantung

Caranya, tunjukkan bahwa kita mengerti perasaannya dengan membantunya mengidentifikasi emosi yang terjadi seperti,  "Oh, Kakak marah pada adik yang suka merebut mainan, ya?"

Setelah anak lebih tenang, ajarkan dengan contoh bagaimana mengatasi adik yang suka merebut mainan tanpa harus marah dan berteriak.

3. Berbohong

Berbohong mulai bisa dilakukan anak di usia prasekolah, misalnya tidak mengakui apa yang ia perbuat. 

Motifnya lebih untuk menyelamatkan diri dari konsekuensi atau kemarahan orangtua.  

Moms perlu banyak meluangkan waktu bersama anak agar ia nyaman dan terbuka.

Baca Juga : Menu Makanan Sehat yang Bisa Membuat ASI Lancar dan Deras Saat Puasa!

Hal ini akan meningkatkan kepercayaan anak pada orangtua dan membuat anak memahami pentingnya kejujuran.

Tak perlu membuat anak tertekan dengan menghakimi ketika ketahuan berbohong.

4. Tidak mau mendengarkan

Sikap tidak mau mendengarkan instruksi atau aturan orangtua bisa jadi merupakan reaksi anak terhadap sikap orangtua yang kurang responsif terhadap pendapat dan inisiatif-inisiatifnya.

Baca Juga : Menderita Penyakit yang Sama, Ini Pesan Sutopo Purwo Nugroho untuk Ani Yudhoyono

Jadi, kita tak perlu mengumbar emosi ketika menghadapi sikap anak yang seperti itu. 

Ditambah lagi, “Ketika anak merasakan suasana hati orangtua yang negatif, ia akan fokus pada suasana hati atau emosi tersebut dan tidak mendengar apapun yang kita katakan,” ujar William Coleman, MD, profesor pediatri di University of North California. 

Baca Juga : Dulu Jadikan Dewi Perssik Bahan Taruhan, Begini Kabar Terbaru Aldi Taher Mantan Suami DP, Jualan Sate untuk Sambung Hidup

Memberi contoh bagaimana bersikap jauh lebih efektif daripada memberi banyak aturan dan instruksi.

Untuk membuat anak mau mendengarkan kita, maka jadilah pendengar yang baik bagi anak.