Batita Lompat-lompat di Tempat Tidur, Sehat dan Bagian Life Skills

By Bayu Probo, Jumat, 12 April 2019 | 08:00 WIB
Melompat-lompat bagian dari perkembangan saraf motorik anak. (Pexels)

Ia hanya akan mampu berlari secara lurus, dan belum mampu berlari sambil berbelok. Menjelang usia dua tahun, anak makin gemar berlari, dan di umur 2,5 tahun ia mungkin sudah dapat berlari dengan baik.

Itulah saatnya Moms harus selalu mengawasinya.

Ingat ya, mengawasi, bukan melarangnya berlari. Setelah itu, anak mungkin mulai menganggap melompat itu jauh lebih menantang daripada berlari.

Berlari adalah masalah mempercepat langkah.

Sedangkan melompat ternyata membutuhkan lebih banyak koordinasi, seiring dengan keyakinannya akan kemampuan fisik yang meningkat.

Baca Juga : Moms, Tak Usah Khawatir Anak Melompat-lompat, Ini Cara Aman Menjaganya

Pada anak batita, membuat kedua kakinya terangkat dari lantai secara bersamaan tidak semudah yang Moms lihat.

Butuh banyak latihan untuk mengoordinasikan banyak gerakan yang dibutuhkan saat mempraktikkan keterampilan ini.

Moms perlu bersabar, dan justru sering memberikan dorongan agar ia berani melakukannya.

Kegiatan fisik bukan sekadar melatih keterampilan motoriknya, tetapi juga mengajarkan koordinasi, kekuatan, dan keberanian sebagai fondasi aktivitas fisiknya dalam jangka panjang.

Sebelum si batita belajar melompat, ia akan menguji apa yang bisa dilakukan oleh tubuhnya.

Sebagai contoh, Moms mungkin akan melihat anak satu tahun yang baru bisa berjalan akan mengangkat satu kakinya bergantian.