Saat Donor Organ, Organ Dipotong Saat Kita Masih Sadar. Apa Mungkin?

By Ine Yulita Sari, Jumat, 19 April 2019 | 20:20 WIB
Ilustrasi dokter yang lakukan operasi (Pixabay.com/ Sasint)

Nakita.id - Mungkin Moms selama ini berpikir, untuk menjadi seorang pendonor organ itu mudah dan tanpa rasa sakit.

Memang kebanyakan pendonor organ dilakukan setelah kita meninggal.

Tetapi sebuah studi ilmiah baru mengungkapkan bahwa pengambilan organ sangat mungkin terjadi bahkan ketika pasien masih sadar.

Orang yang telah meninggal memang ditandai dengan berhentinya detak jantung, namun kita masih akan hidup dan sadar selama beberapa menit.

Ini berarti bahwa pendonor sepenuhnya sadar dan merasakan semua rasa sakit, sebelum akhirnya benar-benar meninggal.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

"Orang-orang yang selamat dari serangan jantung menceritakan pengalaman di sekitar mereka dengan akurat setelah jantung mereka berhenti berdetak," kata Dr. Sam Parnia, seorang peneliti yang mempelajari kesadaran setelah kematian, sebagaimana dilansir pada Natural News, Rabu (17/4/2019).

Dengan kata lain, kita masih hidup, sadar dan sadar selama beberapa menit setelah jantung kita berhenti berdetak.

Perlu diketahui bahwa hanya karena jantung berhenti berdetak, itu tidak langsung memutuskan aktivitas otak kita.

Dokter didorong oleh industri medis untuk mendapat sebanyak mungkin organ.

Proses pengambilan organ itu diberikan secara gratis untuk pendonor, namun rumah sakit yang sama dapat menghasilkan pendapatan jutaan dolar dari transplantasi organ.

Hampir tidak ada yang mengakui perdagangan organ dan kejahatan medis yang tidak etis ini.

Baca Juga : Bayi Berumur 74 Menit Menjadi Pendonor Organ Termuda Di Inggris

Selama bertahun-tahun, ada banyak laporan yang mengklaim bahwa beberapa dokter secara tidak jujur ​​menyatakan pasien telah meninggal bahkan ketika mereka sebenarnya masih hidup.

Hal itu dilakukan untuk segera mengambil organ mereka sebelum jantung mereka berhenti berdetak.

Sebuah buku investigasi mengejutkan berjudul The Red Market (oleh Scott Carney) mendokumentasikan praktik-praktik tidak etis dari industri perdagangan organ.

Singkatnya, seluruh dorongan bagi Moms untuk menjadi donor organ didasarkan pada keuntungan sistem medis.

Baca Juga : Tak Pernah Tersorot, Ayah Tiri Nagita Slavina, Suami Rieta Amilia Ternyata Pengusaha Internasional Kelas Kakap

Dalam upaya untuk mendapatkan keuntungan ini, mereka secara tidak langsung menyatakan gratisnya transplantasi organ.

Seolah-olah rumah sakit dan dokter secara sukarela menyumbangkan waktu dan sumber daya mereka untuk menyelamatkan hidup.

Lebih jauh, dalam buku tersebut disebutkan bahwa sebenarnya transplantasi organ adalah pusat keuntungan besar bagi banyak rumah sakit.

Dan jika kita berencana menjadi seorang pendonor darah, itu juga memungkinkan untuk mengalami penyiksaan yang mengerikan.

Karena bisa saja ketika ahli bedah merobek organ tubuh, kita masih dalam keadaan sadar.

( Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul " Mau Donor Organ? Organ-organ Mungkin Dipotong dari Tubuh Pasien Saat Masih Sadar ")