Banyak Anggota KPPS dan Panitia Pemilu Meninggal Karena Kelelahan; Ternyata Kelelahan Berisiko Kematian

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 20 April 2019 | 14:52 WIB
anggota polri yang meninggal dunia saat tugas pemilu 2019 (kolase akun isnatgram.com/divisihumaspolri)

Nakita.id - Di tengah hingar-bingar masyarakat Indonesia dalam rangkaian Pemilu 2019, terdengar pula kabar duka di baliknya.

Beberapa pahlawan demokrasi dinyatakan meninggal saat dan/ usai menyelenggarakan Pemilu 2019.

Mereka adalah penjaga dan pengawal lancarnya Pemilu 2019, mulai dari anggota kepolisian, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), hingga panita lain yang bekerja secara keras mengawal jalannya pemilu.

Hingga saat ini, sebanyak 10 anggota kepolisian dinyatakan meninggal dunia diduga kelelahan.

Baca Juga : Demi Sukseskan Pemilu, 4 Anggota Polri Meninggal Dunia Saat Bertugas

Ditambah lagi 12 petugas kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Jawa Barat gugur saat menjalankan tugasnya.

Sejumlah petugas KPPS tersebut tersebar dari 9 kota atau kabupaten di Jawa Barat.

"Ada 12 orang di 9 kota/kabupaten di Jawa barat," kata ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok yang dihubungi Kompas.com, Jumat (19/4/2019).

Sebagian besar penyebab meninggalnya para petugas ini adalah karena kelelahan. Sedangkan beberapa lainnya mengalami kecelakaan lalu lintas.

Tidak hanya itu, sebanyak 9 anggota Polri pun gugur saat melaksanakan pengamanan di TPS dan setelah perhitungan suara berakhir.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan para anggota Polri yang meninggal dunia saat bertugas mengawal Pemilu 2019 akan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi.

"Semua Almarhum dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi. Termasuk Brigjenpol Syaiful Zahri menjadi Irjenpol," ujar Dedi.

Baca Juga : Terus Bertambah, Hingga Saat Ini 8 Anggota Kepolisian Meninggal Dunia Saat Kawal Jalannya Pemilu 2019

Sama seperti kebanyakan petugas KPPS, sebagian besar anggota Polri yang gugur juga diduga meninggal akibat kelelahan selama bertugas.

Kejadian yang sama pernah terjadi di Jepang pada 2017, seorang wanita meninggal dunia akibat kelelahan setelah bekerja lembur selama 150 jam.

Fenomena seperti ini di Jepang bernama Karoshi, dan bukan pertama kalinya terjadi di Negeri Sakura tersebut.

Menurut Brigid Schulte, direktur pendiri The Good Life Initiative dan penulis dari buku "Overwhelmed: Work, Love, and Play When No One Has the Time", hal ini bisa saja terjadi.

"Orang-orang harus paham bagaimana berbahayanya bekerja secara berlebihan terhadap kesehatan," tuturnya, melansir Healthline.

"Itu membuat kita sakit," sambungnya.

Banyak masalah kesehatan akibat terlalu banyak bekerja, yang membuat tubuh menjadi kelelahan parah.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis, bunuh diri, hingga kanker bisa terjadi ketika seseorang kelelahan karena bekerja.

Baca Juga : Diduga Kelelahan Usai Hitung Suara Pemilu 2019, Ketua KPPS Tewas Tertabrak Truk Saat Antar Anak Sekolah

Sedangkan gangguan fungsi kekebalan tubuh adalah masalah kesehatan utama akibat terlalu banyak bekerja.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menggambarkan hubungan dari jam kerja seseorang dalam seminggu dan risiko serangan jantung.

Orang yang bekerja 55 jam seminggu, 16 persen lebih mungkin meningkatkan risiko serangan jantung bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja 45 jam seminggu.

Sementara mereka yang bekerja 65 jam seminggu melihat risiko mereka meningkat sebesar 33 persen.

Hal ini didukung oleh laporan dari NCBI, kelelahan berlebihan bisa menjadi sebab kematian mendadak yang dikaitkan dengan rasa tegang yang berkepanjangan selama bekerja atau penyakit jantung.

Lalu, sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 oleh jurnal Psychosomatic Medicine mengatakan mereka yang memiliki jenis pekerjaan tinggi memiliki peluang 45 persen lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang memiliki jenis pekerjaan yang rendah.

Merasa terlalu banyak bekerja juga dapat merusak kesehatan mental.

Baca Juga : Jangan Lewatkan Berbagai Promo Pemilu 2019, Mulai dari Diskon 20% hingga Menu Gratis!

Asal tahu saja, stres berkorelasi dengan 75 hingga 90 persen kunjungan medis, menurut American Institute of Stress.

(Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan judul Duka Pemilu 2019, 9 Polisi & 12 Petugas KPPS Meninggal Kelalahan; Bagaimana Kelelahan Berisiko Kematian?)