Miliki 44 Anak di Usia 36 Tahun, Wanita Ini Sampai Minta Dokter Hentikan Dirinya Yang Terus Melahirkan

By Nita Febriani, Jumat, 26 April 2019 | 12:46 WIB
Seorang wanita memiliki terlalu banyak anak hingga minta dokter menghentikannya (apichart609)

Nakita.id - Seorang wanita dikabarkan memiliki 44 anak dan membesarkan anak-anaknya sendirian.

Ketika usianya menginjak 36 tahun, ia didapuk sebagai wanita paling subur di dunia.

Pasalnya semua anak yang ia lahirkan berasal dari ayah yang sama dan ia tak bisa berhenti melahirkan hingga tiga tahun yang lalu suaminya meninggal dunia.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

Wanita tersebut ialah Mariam Nabatanzi (39) asal Uganda.

Melansir dari Mirror, Mariam telah memiliki tiga anak kembar empat, empat anak kembar tiga dan enam pasang anak kembar.

Setelah pasangan kembar pertamanya lahir, Nabatanzi pergi ke dokter dan diberitahu kalau ia memiliki ovarium besar yang tidak normal.

Selain itu, dokter menasihatinya kalau menggunakan pil KB justru dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi Mariam.

Itulah yang menyebabkan Mariam dikaruniai banyak anak kembar dan tidak bisa berhenti melahirkan anak-anaknya.

Baca Juga : Sah! Muzdalifah Lepas Masa Janda, Ini Mas Kawin Fantastis yang Diberikan Fadel Isalmi

Nabatanzi menikah pada usia 12 tahun dengan suaminya yang saat itu berusia 40 tahun.

Setahun kemudian ia melahirkan anak kembar pertamanya dan hal ini terus terjadi dengan selang waktu beberapa tahun.

Ketika berusia 23 tahun, Nabatanzi telah memiliki 25 anak dan putus asa, ia kembali menemui dokter untuk menghentikannya.

Sayangnya sekali lagi, dia disarankan untuk tetap hamil karena jumlah ovariumnya sangat tinggi.

Baca Juga : Sah! Muzdalifah Lepas Masa Janda, Ini Mas Kawin Fantastis yang Diberikan Fadel Isalmi

Mariam Nabatanzi, wanita asal Uganda yang memiliki total 44 anak

Sampai akhirnya kehamilan terakhirnya, dua setengah tahun yang lalu mengalami komplikasi.

Dia melahirkan pasangan kembar keenamnya, tetapi salah satu dari mereka meninggal saat persalinan.

Ditambah lagi kemudian suaminya meninggal dunia.Baca Juga : Tidak Hanya Sibuk Mendampingi Syahrini, Ternyata Reino Barack Hobi Olahraga Ekstrem!

Berasal dari salah satu negara miskin di dunia, kini Nabatanzi harus bertanggung jawab penuh atas keluarga besarnya seorang diri.

Baca Juga : Tak Ada Salahnya Mengajarkan Anak Berpuasa Sejak Dini, Simak 4 Tips Berikut Ini

"Kehidupan saya penuh tangis, suami saya meninggalkan saya banyak penderitaan. Seluruh waktu saya dihabiskan untuk merawat anak-anak dan bekerja untuk mendapatkan uang," tutur Nabatanzi kepada Mirror.

Dengan begitu banyak mulut yang harus diberi makan, Nabatanzi pun melakukan berbagai pekerjaan serabutan.

Dia telah bekerja sebagai penata rambut dan dekorator acara.

Selain itu Nabatanzi juga mengumpulkan dan menjual besi tua, membuat gin lokal dan menjual obat-obatan herbal.

Baca Juga : Delon Thamrin Dinilai Jilat Ludah Sendiri, Usai Buat Statement Tak akan Menikah Lagi

Sebagian besar gajinya dihabiskan untuk memberi makan keluarga besarnya, perawatan medis, pakaian, dan biaya sekolah untuk memastikan ianak-anaknya memiliki kehidupan lebih baik di masa depan.

Memiliki banyak anak adalah hal umum di Afrika dengan rata-rata wanita melahirkan 5-6 anak, salah satu tingkat kelahiran tertinggi di benua itu menurut Bank Dunia.

Tetapi bahkan di Uganda, keluarga Nabatanzi dianggap sangat besar.

Anak tertuanya, Ivan Kibuka, harus putus sekolah untuk membantu membesarkan keluarga.

Baca Juga : Mengharukan, Di 'Merakit Konser' Yura Yunita Ungkap Pernah Alami Trauma Masa Kecil

Anak perempuannya yang berusia 23 tahun itu berkata "Ibu kewalahan, pekerjaannya menghancurkannya, kami membantu di mana pun kami bisa, seperti memasak dan mencuci, tetapi ia masih menanggung seluruh beban untuk keluarga. Saya merasakannya."

Anak-anak yang lebih besar membantu merawat yang muda dan semua orang membantu mengerjakan tugas-tugas rumah seperti memasak.

Dalam sehari keluarga Nabatanzi bisa membutuhkan 25 kilogram tepung jagung, sementara ikan atau daging adalah makanan langka.

Baca Juga : Tidak Hanya Sibuk Mendampingi Syahrini, Ternyata Reino Barack Hobi Olahraga Ekstrem!

Daftar nama di papan kayu kecil yang dipaku di dinding menjelaskan tugas mencuci atau memasak.

"Pada hari Sabtu kita semua bekerja bersama," demikian bunyinya.

Setelah mengalami masa kanak-kanak yang begitu sulit, harapan terbesar Nabatanzi sekarang adalah agar anak-anaknya bahagia.

Nabatanzi mengatakan "Saya mulai mengambil tanggung jawab orang dewasa pada tahap awal. Saya rasa, saya belum pernah merasa bahagia sejak aku dilahirkan."

Baca Juga : BERITA POPULER : Terungkap Alasan Vanessa Angel Minta 'Job' di Surabaya hingga Mertua Muzdalifah Ternyata Bukan Orang Sembarangan