Seorang Bayi Ditemukan Meninggal di Tempat Penitipan Anak Bali, Agar Tak Senasib Simak Tips Memilih TPA yang Aman Berikut Ini

By Ratnaningtyas Winahyu, Minggu, 12 Mei 2019 | 16:38 WIB
Ilustrasi tempat penitipan anak (freepik.com/rawpixel.com)

Nakita.id – Maksud hati menitipkan anak agar dijaga, justru celaka yang didapat.

Mungkin kalimat tersebut adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kesedihan Andika Anggara.

Pria berumur 27 tahun itu tengah berduka, lantaran baru saja kehilangan anaknya yang bernama Elora.

Bayi yang baru berusia tiga bulan tersebut diduga meninggal akibat kehabisan oksigen.

Yang membuat Andika geram adalah karena anaknya meninggal ketika berada di sebuah Tempat Penitipan Anak (TPA) di Jalan Drupadi, Denpasar.

Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi

"Dokter sudah menyampaikan bahwa sesampainya di UGD, Elora sudah dalam keadaan meninggal dunia. Tangan dan mulutnya sudah membiru. Berarti, menurut saya, saat di TPA anak saya sudah meninggal. Jadi saya serahkan semua proses penyelidikan ke polisi biar semua terungkap," tegas Andika.

Berbicara mengenai tempat penitipan anak, memang sebagai orangtua tidak boleh sampai salah dalam memilih tempat penitipan anak.

Apabila salah pilih, bisa-bisa kejadian nahas terjadi seperti yang dialami oleh Elora.

Jika memang Moms dan Dads sangat membutuhkan jasa penitipan anak, ada baiknya Moms dan Dads perhatikan terlebih dahulu tips dalam memilih tempat penitipan anak yang tepat berikut ini:

1. Percayakan insting Moms dan pasangan

Baca Juga : Kartika Putri Adakan Syukuran Kehamilan, Tetangga Protes Kecewa dan Sebut Kartika Tak Sopan

Meski telah melakukan riset kecil-kecilan atau mungkin mendapatkan rekomendasi dari teman serta saudara, namun sebaiknya kembalikan pilihan berdasarkan insting Moms dan pasangan sebagai orangtua.

Kunci utamanya adalah Moms dan pasangan harus merasakan nyaman terlebih dahulu pada TPA yang dipilih.

Kenyamanan tak bisa diukur dengan hanya melihat harga yang mahal, kebersihan, atau keamanan.

Salah satu tanda TPA berkualitas adalah mengijinkan orangtua dan anak untuk menghabiskan waktu bersama di TPA, sekadar untuk mengawasi bagaimana interaksi yang terbangun antara orangtua, anak, dan pekerja di TPA.

Hal yang perlu diingat juga, kondisi dan tipe setiap keluarga unik dan berbeda.

Meski teman memiliki pengalaman baik di TPA tertentu, belum tentu hal tersebut cocok dengan Moms.

Baca Juga : Kartika Putri Adakan Syukuran Kehamilan, Tetangga Protes Kecewa dan Sebut Kartika Tak Sopan

Maka dari itu, Moms perlu melihat perbedaan temperamen anak, situasi kerja Moms dan pasangan, tempat tinggal, lokasi kantor, dan harapan terhadap TPA.

Jangan menggantungkan penilaian atau membuat keputusan dari pengalaman orang lain.

2. Percayakan insting anak

Salah satu pertanda TPA cocok untuk keluarga adalah anak juga nyaman berada di sana.

Jika Si Kecil sudah bisa berbicara, tanyakan perasaannya ketika berada di TPA tersebut.

Sedangkan untuk bayi, perhatikan bagaimana interaksi yang terbangun antara pengasuh dan bayi selama di TPA.

3. Ketahui kebutuhan

Apapun jenis TPA yang Moms temukan, harga yang mahal atau murah bukan menjadi tolok ukur kualitas.

Baca Juga : Resmi Menjalin Hubungan, Aldy Maldini dan Kekasih Barunya Malah Tuai Cibiran, Warganet: 'Kayak Tante Sama Ponakan'

Untuk menemukan TPA yang tepat sesuai kebutuhan, ajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri dan pasangan:

* Kebutuhan TPA untuk berapa lama? Hitungan jam atau seharian? Reguler atau sewaktu-waktu saja?

* Mana yang lebih diinginkan, pengasuh rumahan atau TPA untuk publik?

* Kualifikasi dan pengalaman seperti apa yang diinginkan dari pengasuh?

* Apakah TPA juga menawarkan program preschool?

* Metode permainan atau pembelajaran seperti apa yang ingin diberikan kepada anak melalui TPA?

* Rutinitas seperti apa yang diinginkan untuk anak di TPA?

Baca Juga : Kekayaannya Capai Rp29 Miliar, Lihat Menu Buka Puasa Sederhana Sule dan Keluarga

* Apakah TPA perlu menyiapkan makan siang untuk Si Kecil? Jika ya, apakah TPA bisa memberikan sampel makanannya?

* Apakah layanan TPA menyediakan popok untuk anak di bawah dua tahun?

4. Kenali pemberi layanan yang baik

Di Australia, TPA yang dapat beroperasi adalah yang telah terakreditasi oleh badan resmi negara.

Tentu hal tersebut dapat menjadi rekomendasi terbaik untuk pilihan TPA.

Cara lainnya yang dapat Moms gunakan adalah dengan mencari tahu seputar staf TPA.

Jika Moms menemukan banyak pegawai yang sering berganti, keluar-masuk karena berhenti bekerja, mungkin hal tersebut menjadi pertanda tak baik.

Cari pengasuh yang berpengalaman, memiliki keterampilan untuk mengatasi kecelakaan kecil maupun besar yang terjadi pada anak, dan jika perlu mampu mengendarai motor atau mobil dan memiliki SIM.

Baca Juga : Awalnya Mengira Sakit Perut, Bocah 8 Tahun Ternyata Mengandung Seorang Anak Dalam Perutnya

5. Perhatikan lokasi

Cari TPA yang berlokasi dekat dengan rumah atau kantor Moms dan pasangan.

Cari juga tempat yang bisa mengakomodasi kebutuhan Moms dikaitkan dengan pekerjaan kantor.

Misalnya, layanan antar-jemput anak ke rumah atau kantor.

6. Buatlah rencana cadangan

Moms harus memikirkan kemungkinan pengasuh dapat berhenti bekerja, sakit, atau TPA tutup karena bangkrut dan sebagainya.

Baca Juga : Tak Betah Menyendiri, Bang Tigor Sudah Berani Ajukan Jumlah Anak pada Aisyah Meski Belum Resmi Menikah

Maka dari itu, alangkah baiknya jika Moms telah menyiapkan rencana cadangan.

Artinya, Moms sudah menyimpan beberapa pilihan TPA atau pengasuh lain.

Sehingga, sewaktu-waktu Moms membutuhkannya, Moms tinggal menghubunginya.

7. Atur jadwal dan buat perencanaan

Setiap malam, pastikan kebutuhan anak selama dititipkan di TPA sudah lengkap.

Baju ganti, botol susu, dan berbagai kebutuhan lainnya harus sudah siap di malam hari, agar keesokan paginya Moms tak terburu-buru menyiapkan semua keperluan dan tak ada yang tertinggal. 

Baca Juga : Pilih Tinggalkan Dunia Kelamnya Dulu, Ayu Azhari Sebut Dapat Hidayah dan Ingin Anaknya Jadi Penghafal Al-Quran

8. Hindari rasa bersalah

Sebagai orangtua, seringkali perasaan sedih muncul saat harus menitipkan anak di TPA atau bersama pengasuh selama bekerja.

Hentikan perasaan bersalah ini. Penelitian menunjukkan, dengan menitipkan anak di jasa TPA yang baik, justru membuat anak lebih produktif dan sehat.

Baca Juga : Meski Beda Angkatan, Ternyata Pacar Baru Aldy Maldini Eks CJR Tahu Lagu-lagu Coboy Junior

Kepercayaan diri anak juga dapat meningkat, karena mereka bertemu dengan banyak teman sebaya dan mendapat pengalaman baru yang berbeda setiap harinya.

Meski begitu, Moms dan pasangan tetap harus waspada pada TPA dan pengasuh yang mengurus Si Kecil.

Baca Juga : Sempat Curhat Kekasihnya Suka Main Pukul, Vera Oktaria Ditemukan Termutilasi dan Hampir Dibakar