Nakita.id - Kecanduan bermain game memang bisa memiliki dampak buruk pada pemainnya, Moms.
Bahkan seorang ibu muda yang keasyikan bermain game online PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) ini sampai dilaporkan ingin menceraikan suaminya.
Ibu satu anak ini menyatakan ingin cerai dari suaminya dan hidup bersama partner bermainnya di game online tersebut.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Seperti dilaporkan oleh The Indian Express, saluran bantuan Abhayam di Gujarat, India baru-baru ini mendapat telepon dari seorang ibu berusia 19 tahun.
Wanita yang tak disebutkan namanya ini mencari bantuan untuk bercerai dari suaminya karena dia ingin tinggal bersama mitra bermain PUBG.
Wanita muda yang memiliki anak kurang dari satu tahun itu mulai memainkan PUBG beberapa bulan yang lalu dan ketagihan.
Dia bertemu dengan sesama pemain asal Ahmedabad, India dan menjadi sangat dekat dengannya sehingga dia memutuskan untuk menceraikan suaminya.
Baca Juga: Hadiri Acara Sekolah Anak, Nia Ramadhani Sebut Putranya Jago Kandang
Menanggapi permintaan wanita itu, Abhayam menugaskan tim konseling, yang kemudian mengunjungi rumahnya dan berbicara dengan keluarga untuk menanyakan masalah tersebut.
Tim menemukan bahwa dia telah menghabiskan banyak waktu di ponselnya bermain PUBG, yang menciptakan keretakan antara dia dan keluarga.
Sonal Sagathiya, penasehat yang bertanggung jawab bertemu dengan wanita itu, menasihatinya untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.
Baca Juga: Moms Berniat Membeli Hair Dryer? Ini Tips Memilih Hair Dryer yang Bagus
Sagathiya memberitahu kalau pria yang ia temui di game online tersebut bahkan tidak jelas nyata atau tidak.
"Tidak dapat diprediksi dan tidak yakin apakah dia (pria pemain PUBG) itu ingin benar-benar tinggal bersamanya atau tidak" jelas Sagathiya.
Dia disarankan untuk memikirkannya baik-baik karena dia punya bayi untuk dijaga.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu! Sederet Artis Indonesia Ini Rayakan Waisak Setiap Tahunnya
“Kami menawarkan untuk tinggal di pusat rehabilitasi di Ahmedabad. Namun, dia menolak karena disana tidak mengizinkan penggunaan ponsel, ”kata Sagathiya.
Sebagai kebijakan saluran bantuan Abhayam, para penasihat memang tidak bisa memaksakan keputusan tentang wanita itu dan hanya menasihatinya.
Setelah dibujuk beberapa kali, wanita itu akhirnya mengatakan dia perlu waktu untuk memikirkannya dan akan menelepon saluran bantuan jika dia membutuhkan bantuan lebih lanjut.
Ada-ada saja ya, Moms.