Kiat Meredam Amarah Anak Tanpa Ikut Emosi

By Saeful Imam, Jumat, 7 Juni 2019 | 16:45 WIB
#LovingNotLabelling: daripada marah-marah, ini cara yang tepat agar Si Kecil lebih tanggungjawab (wavebreakmedia)

Nakita.id - Perilaku anak kerap menyulut emosi orangtua. 

Ada saja perilakunya yang membuat kita naik pitam. 

Membuat rumah berantakan, bahan-bahan dapur tumpah dan acak-acakan, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Cara Mudah Disiplinkan Si Kecil Tanpa Melabelinya

Mengasuh anak batita memang membutuhkan kesabaran ekstra. Jika si batita sulit mengendalikan emosi, pemarah, dan suka menyerang, Mama biasanya jadi ikut emosi. Lalu mulai membentak dan memberinya hukuman. 

Pada kenyataannya, semua anak (bahkan yang paling kooperatif dan kalem pun) akan bersikap irasional sesekali. Mama tidak bisa mengendalikan perilaku anak tiap saat setiap hari. Di usia 16 bulan, batita masih belum bisa mengontrol sikap mereka, dan butuh bimbingan hingga beberapa tahun kemudian.

Lantas, bagaimana cara mengendalikan emosi si batita?

Anak usia 16 bulan masih percaya, dunia berkutat di sekitar mereka saja (egosentris). Pengetahuan ini akan membantu Mama untuk paham bahwa yang ditunjukkan si batita hanya sebuah “pertunjukan” semata. Jadi, apabila si kecil tidak punya penonton, maka biasanya ia akan berhenti bertingkah. Di sini letak rahasianya: sebisa mungkin tinggalkan ruangan ketika mereka mulai bertingkah.

Jika si batita mulai mengeluarkan amarah (menangis berguling-guling, melempar mainan atau memukul), pahami sikap negatif ini sebagai perilaku yang normal. Sangatlah manusiawi untuk memiliki amarah dan emosi, tapi perbedaannya ia belum bisa menahan luapan emosinya di setiap kesempatan. Begitu si kecil memukul, menggigit, melempar barang, atau bertingkah tidak semestinya, tugas Mama adalah mengontrol dan membantunya mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih aman.

Baca Juga: Ingin Anak Disiplin? Jangan Marahi, Tapi Lakukan ini ya Moms!

Ketika si kecil butuh pelampiasan emosi, ia akan memberikan sinyal dengan melakukan sesuatu yang ia tahu nantinya akan Mama hentikan, seperti menjambak rambut anak lain. Tanggapi perilakunya ini dengan tenang dan berkata, ”Tidak! Kamu tidak boleh menarik rambut dia ya.”  Lalu, bawa si kecil menjauh dari anak tersebut.

Mama juga bisa mengendalikan emosi si kecil dengan memberikan contoh.