Nyawa Terenggut Kanker Paru, Sutopo Purwo Nugroho Sempat Kira Hanya Sakit Punggung dan Akan Sembuh Sendiri

By Anisa Annan, Minggu, 7 Juli 2019 | 12:42 WIB
Sutopo Purwo Nugroho divonis kanker paru-paru sejak awal tahun 2018 (instagram.com/sutopopurwo)

Nakita.id - Kabar duka datang dari sosok yang dikenal paling gigih memberikan informasi akurat tentang bencana yang terjadi di Indonesia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, meninggal dunia pada Minggu (7/7/2019) dini hari waktu Guangzhou, China.

Berjuang melawan kanker paru stadium 4B, Sutopo Purwo Nugroho tetap aktif berkontribusi untuk masyarakat.

Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang

Tentunya banyak yang merasa kehilangan karena kepergian Sutopo.

Terakhir ia mengunggah videonya ketika hendak berangkat ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan kankernya.

Pada Sabtu (15/6/2019) lalu, Sutopo berkabar tentang perjuangannya melawan kanker.

Sebelum berangkat ke Guangzhou ia juga menjelaskan kondisi terakhirnya saat itu.

Ternyata kanker dalam tubuhnya sudah menyebar hingga tulang dan organ lainnya.

Baca Juga: Sama-sama Derita Kanker di Akhir Hayat, Sutopo Purwo Nugroho Pernah Semangati Ani Yudhoyono Menuju Jalan Kesembuhan

"Hari ini saya ke Guangzou untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh. Kondisinya sangat menyakitkan sekali," kata Sutopo dalam video tersebut.

Sutopo sendiri telah menjalani serangkaian perawatan di Indonesia demi kesembuhannya dari kanker.

Namun takdir berkata lain, kurang lebih 3 minggu dirinya berobat hingga Negeri Tirai Bambu, akhirnya Sutopo berpulang untuk selamanya.

Baca Juga: Sutopo Imbau Masyarakat untuk Jalani Gaya Hidup Sehat, Inilah Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker!

Gigihnya Sutopo berjuang melawan kanker jadi salah satu cerita yang banyak dikenang.

Derita kanker stadium 4, ternyata Sutopo tak mengetahui penyakit kankernya sejak stadium awal.

Ketika ia mengetahui tentang penyakitnya, Sutopo langsung ditampar kenyataan jika dirinya mengidap kanker stadium 4.

Melansir Kompas.com, kisah Sutopo melawan kanker paru berawal pada Desember 2017 lalu.

Saat itu Sutopo sedang sibuk-sibuknya mengurusi lalu-lintas informasi seputar Gunung Agung meletus.

Di tengah kesibukannya menjalani pekerjaan, ia tiba-tiba merasakan pinggang kiri nyeri.

Ia juga heran mengapa batuk yang sudah satu minggu lebih dideritanya itu tak kunjung sembuh.

Baca Juga: Riwayat dan Perjuangan Sutopo Melawan Kanker Paru, Pakai Korset Hingga Berulang Kali CT Scan

Sutopo khawatir dengan nyeri yang ia rasakan dan awalnya menyangka bahwa itu bagian dari gejala penyakit jantung.

Kemudian pria kelahiran Boyolali tersebut memeriksakan jantungnya yang ternyata dinyatakan sehat dan normal.

Setelah itu dokter menyarankan dirinya untuk merujuk ke spesialis penyakit dalam sehingga lambungnya dapat diperiksa.

Sebab dokter mengira batuknya itu berasal dari asam lambung yang naik.

Ia pun mendapatkan obat, tetapi 2 minggu berselang hingga obat tersebut habis, batuknya tak kunjung reda.

Akhirnya Sutopo memutuskan kembali berkonsultasi ke rumah sakit seorang diri, kemudian bertemu dengan dokter paru-paru.

Setelah menjalani pemeriksaan sinar X, cek darah, hingga CT-Scan baru diketahui bahwa dirinya mengidap kanker paru.

Baca Juga: Selama Ini Sutopo Tidak Merokok dan Makan Sehat, Ternyata Ini 7 Penyebab Bukan Perokok Bisa Terkena Kanker Paru-paru

Sutopo terkejut, bukan hanya mendengar diagnosa penyakitnya, ia pun diberitahu jika kankernya bahkan telah mencapai stadium 4.

Sutopo mengaku bahwa dirinya sering mengidap batuk yang tak kunjung sembuh, sedangkan nyeri pinggang dan dada sudah ia alami sejak sejak duduk di bangku SMA.

Awalnya ia mengira penyakitnya itu akan sembuh dengan sendirinya.

Bahkan ia pernah mengira posisi tidurnya yang salah adalah penyebab dirinya terkena gangguan punggung.

"Saya kira saraf atau tulang yang kena soalnya kan, nyeri. Kalau batuk yang kambuhan, hilang gitu. Kalau dikasih minum obat sirup yang beredar di pasaran, biasanya batuk sembuh," tutur Sutopo, seperti dikutip dari Kompas.com.

Hanya gejala penurunan berat badan yang tidak dialami oleh Sutopo, justru batuk serta nyeri itulah yang menyadarkannya untuk berobat.

Baca Juga: Gigih Berjuang Lawan Kanker Paru Ganas hingga Maut Menjemput, Ternyata Sutopo Telah Terbiasa Lalui Berbagai Perjuangan Sejak Muda

Walau bukan perokok, Sutopo mengaku jika dirinya kerap berada di lingkungan perokok, sehingga ia menjadi perokok pasif.

"Saya memang perokok pasif. Lingkungan sekitar saya banyak yang merokok. Kalau saya tidak. Kata dokter bisa jadi karena itu penyakitnya," lanjutnya.

"Dokter bilang kanker sudah stadium empat dan menyebar ke organ lain. Saya sempat terkejut. Kanker pasti hal yang menakutkan di bayangan," ujarnya.

Kemudian dokter langsung menganjurkannya untuk menjalani tindakan biopsi serta kemoterapi, tapi saat itu pria berusia 48 tahun tersebut belum mengiyakan.

Sebab ia harus memberitahukan kepada sang istri, Retno Utami Yulianingsih, sebelum memutuskan menjalani pengobatan.

Seperti yang diketahui, Sutopo pun akhirnya menjalani perawatan melawan kanker selama setahun terakhir.

Pada Februari 2019, bahkan ia telah menjalani 8 kali kemoterapi.

Baca Juga: Kanker Paru Paru Renggut Nyawa Sutopo, Ternyata Suara yang Berubah Bisa Jadi Tanda Awalnya

Perjuangannya begitu berat, tiap 3 minggu ia mesti melakukan kemoterapi yang memiliki banyak efek samping.

Meski demikian, Sutopo masih sering muncul menjalankan tugasnya sebagai bagian dari BNPB.

Hingga akhirnya ia memutuskan berobat ke luar negeri dan meninggal dunia di tempatnya berobat.

#GridNetworkJuara