Anak Bungsu Nunung Pindah Sekolah ke Solo karena Dibully Habis-Habisan, Ini Dampak Bullying Bagi Kejiwaan

By Salmaa Awwaabiin, Senin, 22 Juli 2019 | 14:51 WIB
Anak Nunung yang dibully akan dipindahkan ke Solo (Instagram.com/@triretnoprayudati_nunung)

Nakita.id - Tertangkapnya komedian Nunung saat tengah mengonsumsi narkoba kini menjadi perbincangan hangat.

Pasalnya selama ini publik menilai bahwa komedian Nunung bersih dari barang haram tersebut.

Bahkan publik juga menilai bahwa tubung Nunung terlihat sangat segar tidak seperti pemakai barang haram tersebut.

Baca Juga: Kaget Ternyata Nunung Pengguna Sabu, Tessy Ungkap Gelagat Sahabatnya Sebulan Sebelum Terciduk Polisi

Rupanya, buntut penangkapan Nunung ini mengimbas pada anak-anaknya, termasuk si bungsu.

Belakangan dikabarkan bahawa anak bungsu Nunung justru dibully habis-habisan oleh rekannya di sekolah setelah sang ibu ditangkap.

Dikutip dari TribunSolo, awak media berhasil bertemu dengan salah satu adik Nunung yang bernama Wulantri alias Nunik (40).

Darinya didapat informasi bahwa keluarga mengaku sangat terkejut mendengar kabar tertangkapnya Nunung karena narkoba.

Baca Juga: Sudah Menjadikan Narkoba Sebagai Kebutuhan Sehari-hari, Terungkap Fakta Nunung Pakai Sabu untuk Sarapan

Bahkan Nunik juga mengatakan ibunda Nunung pun langsung menangis mendengar kabar tersebut.

"Ibu nangis tadi tidak nyangka juga kabar itu," papar Nunik.

Nunung memang selama ini dekat dengan ibundanya dan selalu bercerita segala permasalahannya.

Sang ibu hingga saat ini pun masih syok akibat kabar penangkapan tersebut.

Pihak keluarga merasa ada orang lain yang memengaruhi Nunung untuk menggunakan Narkoba.

Tak hanya itu rupanya kabar penangkapan Nunung ini juga berimbas pada anak bungsunya yang masih duduk di kelas 3 SD.

Baca Juga: Asma Dapat Mengganggu Kehamilan, Perhatikan Hal ini Bila Moms Punya Riwayat Asma

Anak Nunung ini mengaku menangis setelah dibully teman-temannya di sekolah.

"Anak mbak Nunung yang paling kecil itu juga menangis karena dibully temannya di Sekolah, tadi minta jemput pulang semua," papar Nunik.

Nunik ingin agar warganet tidak melakukan pembulian kepada keluarganya agar psikologis anak tidak terdampak.

Diberitakan pula oleh TribunSolo.com, anak bungsu Nunung akhirnya akan dipindahkan sekolah ke Solo oleh keluarganya.

Baca Juga: Setelah Membuat Saldo Nasabah Kosong, Bank Mandiri Blokir Rekening Ribuan Nasabah, Ini Penyebabnya?

"Iya nanti mau ke Jakarta anak mbak Nunung yang bungsu rencananya mau dibawa ke Solo, disekolahin di Solo," jelas Nunik.

Melansir dari Livescience.com, sebuah studi baru menemukan bahwa anak-anak yang sering diintimidasi ketika mereka berusia 8 tahun lebih mungkin mendapatkan gangguan kejiwaan dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diintimidasi.

Dalam jurnal yang dipublikasikan oleh JAMA Psychiatry juga menyebutkan, anak yang mendapatkan perilaku bullying di masa kecil berpotesi mengalami depresi di waktu dewasa.

Dalam penelitian lain, menunjukkan bahwa ada hubungan antara intimidasi dengan risiko masalah kesehatan mental selama masa kanak-kanak, seperti harga diri rendah, kinerja sekolah yang buruk, depresi dan peningkatan risiko untuk bunuh diri.

Penelitian itu mengambil sampel 5.000 siswa di Finlandia.

Baca Juga: 20 Tahun Pakai Narkoba Tapi Keluarga Tak Tahu, Begini Cara Nunung Mengelabuhi Keluarga Saat Transaksi

Para siswa mengisi kuesioner yang menanyakan apakah mereka adalah korban bullying atau telah menindas anak-anak lain, dan seberapa sering perilaku ini terjadi.

Dari hasil kuisioner itu, peneliti membandingkan hasil kesehatan mental anak-anak dari usia 16 hingga 29 tahun.

Peneliti memeriksa data kesehatan mereka dari data di rumah sakit nasional yang mencakup semua kunjungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan di Finlandia.

Dari hasil penelitian itu, sekitar 20 persen dari mereka yang menjadi korban bullying saat anak-anak memiliki masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan medis ketika remaja atau dewasa muda.

Peneliti memeriksa data kesehatan mereka dari data di rumah sakit nasional yang mencakup semua kunjungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan di Finlandia.

Dari hasil penelitian itu, sekitar 20 persen dari mereka yang menjadi korban bullying saat anak-anak memiliki masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan medis ketika remaja atau dewasa muda.