Jarang Moms Sadari, Penyebab Diare pada Bayi Bisa Jadi karena 4 Hal Ini

By Poetri Hanzani, Minggu, 28 Juli 2019 | 10:15 WIB
Ilustrasi penyebab diare pada bayi (pixabay.com/joffi )

Nakita.id - Diare tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa saja, tetapi juga bisa terjadi pada bayi baru lahir.

Bila bayi Moms mengalami diare, sebaiknya segera ditangani lebih lanjut.

Karena jika tidak, bukan hanya menyebabkan bayi kehilangan cairan dan dehidrasi, namun bisa membahayakan nyawa bayi.

Maka dari itu, sangat penting bagi Moms untuk mengetahui penyebab bayi mengalami diare.

Sehingga, Moms akan lebih mudah untuk mengobatinya dengan cara yang tepat.

Baca Juga: Selain Sumber Vitamin, 5 Buah Ini Bisa Sembuhkan Anak Diare

Perlu Moms ketahui, normalnya tekstur kotoran bayi memang lembek, terutama pada beberapa bulan pertama.

"Kotoran akan memiliki konsistensi berair dan buang air besar akan terjadi lebih sering," kata Shaista Safder, gelar M.D., seorang pediatric gastroenterologist di Arnold Palmer Hospital for Children, Orlando.

Jika bayi mengalami diare, gejala awalnya ia akan demam atau tidak mau makan.

Tapi jangan cukup puas dengan mengetahui gejala saja Moms, berikut penyebab utama bayi terserang diare:

1. Infeksi virus

Rotavirus adalah penyebab paling umum diare pada anak usia 2 tahun ke bawah. 

Baca Juga: Jalani Reka Ulang Adegan Buang Sabu di Kloset, Baju Tahanan Nunung Malah Buat Warganet Bertanya-Tanya

Untungnya, jumlah anak-anak yang mendapat infeksi pada organ usus mereka telah menurun secara signifikan sejak diperkenalkannya vaksin rotavirus oral pada 2006.

"Anak yang divaksinasi masih bisa mendapatkan rotavirus, tetapi mereka cenderung memiliki gejala lebih ringan dan lebih cepat sembuh," kata Dr Shaista.

2. Penggunaan antibiotik

Sekitar satu dari 10 anak yang minum antibiotik mengalami diare, mual, dan sakit perut. 

"Selain menargetkan bakteri jahat, antibiotik juga membunuh bakteri sehat di dalam usus, yang dapat menyebabkan sakit perut atau diare," kata Iona Munjal, MD, direktur Pediatric Antimicrobial Stewardship Program dari The Children's Hospital di Montefiore Medical Center, Bronx, New York.

Karena dampak ini, sebaiknya hentikan penggunaan antibiotik yang tidak cocok bagi bayi ya Moms.

3. Parasit

Anak yang berada di pusat-pusat penitipan anak memiliki risiko lebih tinggi tertular giardia, infeksi usus yang disebabkan oleh parasit.

Paparan terjadi ketika anak memasukkan mainan, makanan, tangan, atau benda lainnya yang terkontaminasi ke dalam mulut mereka. 

Baca Juga: Bak Pinang Dibelah Dua, Intip Tampan dan Machonya Adik Chef Arnold! Chef Kelas Dunia

4. Alergi susu

Tiga persen bayi yang alergi terhadap protein susu ditemukan dalam produk susu, termasuk susu formula dan ASI yang dapat menyebabkan alergi. 

Seorang bayi yang alergi protein susu akan muntah dan terasa gatal-gatal disertai diare.

Jika bayi Moms memiliki alergi protein susu, dokter anak akan memberikan susu formula khusus.

Yang penting, Moms jangan asal memberikan obat antidiare pada bayi, karena dapat memberi efek samping yang berbahaya.

"Moms tidak boleh memberikan obat antidiare untuk bayi," kata Dr Shaista, karena AS Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui pengobatan diare untuk bayi.

Sebaliknya, Moms dapat meringankan ketidaknyamanan bayi dengan trik ini.

1. Berikan banyak cairan

"Bayi yang mengalami diare sangat rentan terhadap dehidrasi karena tubuh kecilnya kehilangan cairan lebih cepat dari anak-anak atau orang dewasa," kata Rebecca Cherry, M.D., seorang pediatric gastroenterologist dari Rady Children's Hospital di San Diego.

Karena bayi kehilangan cairan akibat diare, Moms harus memberikan ASI atau susu botol, serta minuman rehidrasi oral lebih sering. 

Sebaiknya, hindari memberikan bayi jus buah.

Minuman manis seperti jus dapat memperburuk gejala diare, karena beberapa bayi tidak mampu mencerna gula dengan baik.

Baca Juga: Didoakan Segera Dapat Jodoh, Kelaurga Tania Nadira Siramkan Air Bunga ke Kepala Ayu Ting Ting

2. Sajikan makanan sehat

Dokter saat ini merekomendasikan daging tanpa lemak, seperti ayam, selain makanan seperti oatmeal, roti gandum, dan kerupuk untuk membantu mengisi kehilangan natrium.

3. Dr. Rebecca merekomendasikan mengganti popok bayi sesering mungkin

Caranya adalah gunakan handuk lembut dan air hangat, bukan tisu, lalu lap bokong bayi hingga kering.

Berikan salep atau pelembab lainnya, seperti petroleum jelly atau zinc oxide, pada saat mengganti popok.

Bila tidak membaik biasanya akan terjadi infeksi jamur, sehingga Moms harus segera membawanya ke dokter. 

Baca Juga: Dituding Hanya Incar Harta, Naomi Zaskia Blak-Blakan Bongkar Alasannya Pilih Sule