Usia Kandungannya Sudah Masuk 9 Bulan, Sandra Dewi Masih Gendong Raphael, Bahayakah?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Selasa, 6 Agustus 2019 | 13:53 WIB
Sandra Dewi dan buah hatinya, Raphael Moeis (instagram.com/sandradewi88)

Nakita.id - Setelah melahirkan putra pertamanya yang bernama Raphael Moeis pada 31 Desember 2017, Mei 2019 lalu, Sandra Dewi kembali dikabarkan hamil.

Seperti kehamilan sebelumnya, perut Sandra Dewi tak nampak bila sedang mengandung, karena terlihat tetap langsing.

Dan akhirnya, Sandra Dewi secara langsung mengumumkan dirinya tengah hamil dan bahkan menikmati baby moon di Australia.

Baca Juga: Tak Hanya Sandra Dewi, Ternyata Kamar Anak Rachel Vennya Pun Wow!

 

Saat itu, Sandra Dewi mengumumkan bila usia kehamilannya sudah masuk usia 6 bulan kehamilan.

Artinya, bulan ini Sandra Dewi sudah memasuki usia kehamilan 9 bulan dan sedang mempersiapkan persalinan.

Namun tampaknya istri dari Harvey Moeis ini belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.

Baca Juga: Dianggap Normal, Ternyata Melahirkan di Usia Kandungan 37 Minggu Berisiko Alami Kematian Lebih Besar

Bahkan, Senin (6/8/2019) lalu, ia bersama anak pertamanya Raphael, dan teman-temannya masih asyik menghabiskan waktu berlibur di Pantai Ancol.

Momen liburannya diunggah di akun Instagram pribadi.

Ada yang berbeda dengan aktivitas Sandra Dewi, meski usia kehamilannya sudah terbilang siap melahirkan, Sandra Dewi masih kuat menggendong Raphael.

Sandra Dewi menggendong Raphael saat berlibur ke pantai

Apakah aktivitas tersebut berbahaya Moms?

Menutip dari artikel yang pernah ditulis Nakita.id, ternyata menggendong anak saat hamil tidak disarankan lho, Moms.

Pasalnya, hal ini bisa memengaruhi kesehatan ibu dan janin apalagi saat memasuki usia kandungann 20 minggu.

Baca Juga: Gerai Ayam Gepreknya Tutup Usai Kebakaran dan Berbagai Teror, Ruben Onsu Banjir Komentar

Jika Moms mengambil posisi yang salah dalam menggendong kakak, maka akan menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.

Sehingga Moms perlu hati-hati!

Misalnya, posisi berjalan yang keliru dikhawatirkan akan menyebabkan cedera sendi atau otot karena keseleo.

Baca Juga: Dampak Mati Listrik: Baru 3 Bulan Nikah, Istri Tewas Terbakar Lilin yang Dinyalakan Suami

Hal itu disebabkan, saat hamil Moms mengalami perubahan fisik dan hormon yang membuat keseimbangan dan rasa waspada berkurang sehingga risiko terjatuh juga semakin besar.

Selain itu, posisi yang salah saat menggendong akan memberikan tekanan lebih pada perut.

Dan hal ini bisa berpotensi menimbulkan kontraksi dan berisiko melahirkan bayi prematur.

Disamping itu, menggendong atau mengangkat beban berat terlalu sering bisa menyebabkan kelainan letak bayi misalnya posisi menjadi sungsang atau melintang.

Menggendong si kakak boleh saja Moms, asal memerhatikan panduannya berikut ini.

1. Jangan memaksakan diri menggendong batita saat kehamilan semakin besar.

Baca Juga: Kartika Putri Pamer Makan Buah Durian, Larangan Makan Durian Saat Hamil Hanya Mitos!

Demi keamanan, berat maksimal batita atau beban yang diangkat tidak melebihi 5 sampai 6 kg.

2. Menggendong tidak lebih dari 5 menit, dan hindari jarak yang terlalu jauh

3. Posisi menggendong yang tepat ialah di samping kanan atau kiri pinggang dengan kaki kakak melingkari pinggang.

Baca Juga: Jokowi Langsung Angkat Kaki Usai Dirut PLN Beri Penjelasan Berbelit-Belit:

Jangan menggendong di posisi depan.

4. Pastikan tulang punggung tetap dalam kondisi lurus, karena jika membungkuk akan menekan perut dan bisa menimbulkan cedera

5. Minta kakak untuk tidak banyak bergerak.

Dan hati-hati jangan sampai menendang perut saat digendong.

6. Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter saat trimester pertama, apakah kesehatan janin memungkinkan untuk mengangkat beban yang berat.

Dengan demikian, jika anak sudah menginjak usia 1 tahun sebaiknya tidak sering digendong kecuali dalam kondisi darurat.

Tetap jaga kesehatan dan keamanan ya, Moms.