#LovingNotLabelling Terlalu Menyorot Penampilan Anak Perempuan Bisa Berakibat Depresi, Ini Kata Ahli!

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 11 Agustus 2019 | 19:19 WIB
#LovingNotaLabelling: Jangan labeli penampilan luar anak (Pixabay.com/ ambermb)

Nakita.id - Masa kanak-kanak menjadi momen paling penting dalam membentuk karakter seseorang.

Apa yang diajarkan, apa yang didengar, dan apa yang disaksikan menjadi memori jelas yang kemudian menjadi patokan dalam bersikap.

Termasuk respons mereka terkait penampilan luar seseorang.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Sebut Anak Penakut, Lebih Baik Lakukan Hal Ini Agar Anak Tak Takut Bertemu Orang Baru

Melansir dari 'The Guardian', bagi Moms yang memiliki anak perempuan biasanya lebih cenderung memerhatikan penampilan luar si Kecil.

Tapi, siapa sangka kalau hal tersebut bisa berakibat buruk.

Sebuah penilitian dari 'Girlguiding' menyebutkan bahwa lebih dari setengah perempuan merasa tertekan dengan stereotip jenis kelamin.

Baca Juga: Begini Cara Mudah Agar Anak Mau Makan Sayur, Tanpa Teriak dan Melabelnya #LovingNotLabelling

Dan hal itu bahkan dialami oleh anak-anak umur tujuh hingga empat belas tahun.

Mereka percaya kalau penampilan luar seseorang lebih penting ketimbang karakter pribadinya.

Hal inilah yang menyebabkan orangtua sebaiknya tidak mendidik anak dengan mementingkan penampilan luar saja, atau terlalu sering memuji 'anak cantik'.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Si Kecil Malas Sikat Gigi? Jangan Melabelnya, Atasi dengan Cara Jitu Ini

Secara tradisonal, perempuan dan laki-laki memang diperlakukan secara berbeda dan identik dengan beberapa kategori.

Karena asumsi-asumsi yang dibentuk oleh masyarakat sendiri itulah, muncul beberapa aktivitas yang digolongkan dari jenis kelamin.

Seperti memasak bagi perempuan atau memperbaiki motor bagi laki-laki.

Baca Juga: #LovingNotLabelling Menyusun Jadwal Padat untuk Anak dengan Dalih Disiplin Rupanya Tak Selalu Baik

Label yang dilontarkan pada anak-anak, khususnya penampilan luar anak perempuan akan menimbulkan rasa tertekan dan membatasi diri mereka.

"Lebih lanjut, menempatkan stereotip seperti cantik, populer, sempurna, elegan, bisa berakibat buruk pada kesehatan mental perempuan," kata psikolog, Natasha Devon.

Ia menyarankan kepada orangtua untuk memperlakukan anak perempuan dan anak laki-laki secara setara, agar tidak timbul pengekangan.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Alih-alih Disiplin, Si Kecil Justru Akan Melawan Bila Moms Lakukan 5 Hal Ini

"Hal ini termasuk, mengganti kata pujian, menghindari berkomentar soal penampilan, atau tindakan yang biasa dilakukan lawan jenis," sambungnya.

Natasha menyebut tidak masalah mengajarkan anak perempuan melakukan pekerjaan laki-laki dan begitu pula sebaliknya.

"Daripada berkomentar soal warna sepatu seseorang atau bicara soal make-up yang digunakan, lebih baik orangtua mendidik anak agar lebih perhatian dan fokus pada sikap atau perilaku orang lain," tuturnya.