Berhasil Bunuh Pupung Sadili dan Anak Tirinya, Aulia Kesuma Ucap 'Alhamdulillah', Polisi Segera Periksa Kondisi Psikologis

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Rabu, 4 September 2019 | 07:40 WIB
Aulia Kesuma ungkap rasa lega setelah bunuh suami dan anak tiri (KOMPAS.com/BUDIYANTO)

Nakita.id - Aulia Kesuma hingga kini masih jadi bahan bibir banyak masyarakat usai aksi bejatnya menghilangkan dua nyawa orang terdekatnya.

Aulia terbukti menjadi otak di balik pembunuhan dan pembakaran jenazah Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana atau Dana.

Awalnya, pembunuhan ini terbongkar karena ditemukan mobil terbakar yang berisi dua jasad yang diduga sudah dibunuh sebelumnya.

Baca Juga: Selain Menyantet dan Membunuh, Ini Deretan Aksi Skenario Licik yang Dirancang Aulia Kesuma untuk Lumpuhkan Suami dan Anak Tiri

Mobil terbakar tersebut ditemukan di Sukabumi pada (25/8/2019).

Setelah dilakukan penyidikan dan pemeriksaan, akhirnya diketahui bahwa jasad Pupung dan Dana lebih dulu dihabisi oleh Aulia yang dibantu para pembunuh bayaran di kediaman Pupung, Jumat (23/8/2019).

4 orang pembunuh bayaran dijanjikan bayaran mencapai Rp500 juta oleh Aulia.

Baca Juga: Sebelum Bunuh dan Bakar Jasad Suami, Aulia Kesuma Masih Sempat 'Minta Jatah' pada Edi Chandra

Setelah berhasil melumpuhkan suami dan anaknya, Aulia lantas membawa jasad suami dan anak tirinya ke Sukabumi untuk dibakar.

Jauh sebelum Aulia memiliki niat membunuh dan membakar jasad suami dan anak tirinya untuk menghilangkan jejak, Aulia sempat berkonsultasi pada paranormal agar dapat menyantet Pupung.

Hal ini ia lakukan agar utang yang ia miliki sebesar Rp10 miliar dapat dilunasi dengan jalan menjual kediamannya seharga puluhan miliar.

Tapi sayangnya, Aulia gagal menyantet suami dan akhirnya memilih jalan terakhir yakni membunuh Pupung dengan harapan dapat merebut semua harta milik Pupung agar utangnya segera berakhir.

Kini, terungkap mengapa Aulia menginginkan nyawa suami dan anak tirinya hilang.

Melansir dari Kompas.com, dengan meninggalnya Pupung dan Dana, artinya rumah megahnya dapat disita oleh bank tempatnya berutang.

Baca Juga: Dituding Kerap Lakukan Kekerasan Sebelum Mutilasi Vera Oktaria, Prada DP Menangis:

Sehingga ia tak lagi perlu membayar cicilan sebesar Rp200 juta yang harus dibebankan tiap bulannya.

Bahkan, Aulia mengaku kepada awak media bahwa dirinya merasa lega ketika dapat membunuh suami dan anak tirinya.

Pengakuan itu disampaikan Aulia dalam wawancara kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019), melansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Ibunya Sibuk Pacaran dan Ditinggal 11 Hari di Rumah, 2 Bayi Mati Kelaparan Setelah Makan Kotorannya Sendiri

"Maksudnya lega itu, iya saya sempat mengucapkan alhamdulillah dalam hati. Akhirnya, saya lepas dari utang yang benar-benar menghimpit saya, yakni Rp200 juta per bulan," kata Aulia disambut gelengan kepala penyidik yang mendengar pengakuannya.

Aulia mengaku sempat merasa stres dan berencana bunuh diri karena harus membayar cicilan tersebut.

Ia memberanikan diri untuk meminta suaminya, Pupung, menjual rumahnya di kawasan Lebak Bulus.

Nantinya, uang hasil penjualan rumah itu akan digunakan untuk membayar utang.

Kendati demikian, permintaan Aulia itu ditolak oleh Pupung.

Atas penolakan tersebut, Aulia merasa sakit hati dan mulai merencanakan pembunuhan terhadap suami dan anak tirinya pada Juli 2019.

Baca Juga: Serli, Perempuan yang Diduga Selingkuhan Prada DP Justru Disekap di Kamar Kos Usai Prada DP Mutilasi Kekasihnya

Ia berharap, rumahnya dapat disita oleh bank setelah menghabisi nyawa Pupung dan anak tirinya, Dana.

"Saya pikirannya waktu itu simpel (sederhana) saja. Dengan Pak Edi (Pupung) enggak ada (meninggal), Dana enggak ada, rumah itu bisa disita bank dan sisanya (uang) juga enggak banyak," ucapnya.

"Setelah itu, saya bisa hidup damai dengan Rena (anak Pupung dan Aulia)," imbuh Aulia.

Baca Juga: Anggota TNI yang Ngaku Mutilasi Pacar karena Cemburu Ternyata Selingkuh, 'Disembunyikan' Selingkuhan Setelah Membunuh

Mendengar pengakuan Aulia, di lokasi terpisah Kepala BIdang Humas Polda Metro Jaya terus mengejar agenda pemeriksaan kejiwaan pelaku.

"Tentunya memang dibutuhkan penyidik, akan kami lakukan segera ya, untuk pemeriksaan psikologi AK," ucap Argo mengutip dari Kompas.com.