Single Parenting Dapat Mempengaruhi Kehidupan Anak, Salah Satunya Membentuk Kedewasaan Pada Anak

By Puput, Senin, 16 September 2019 | 18:28 WIB
Ilustrasi single parent (pixabay.com/3643825 )

Nakita.id - Dan mungkin memerlukan cara yang efektif untuk mengelola tantangan khusus yang biasanya dialami orangtua tunggal, untuk mendukung dan mengasuh anak.

Orangtua tunggal atau single parent adalah orangtua yang membesarkan anak sendiri tanpa pasangan.

Alasannya bisa beragam.

Mereka mungkin berpisah karena perceraian atau pasangan mereka mungkin telah meninggal dunia.

Baca Juga: Artis Ternama di Indonesia, Nana Mirdad Tetap Bersikap

Menjadi orangtua tunggal tentu kamu memegang tanggung jawab besar, kamu harus menjalani peran ganda, menjadi ibu dan ayah bagi anak dalam satu tubuh.

Namun mungkin tidak ada pilihan lagi, kamu tetap harus membesarkan anakmu dengan sebaik-baiknya.

Dengan statusmu sebagai single parent, ini memiliki efek bagi kehidupan anak kamu. Apa saja?

Berikut beberapa efek single parenting bagi anak yang telah dikutip dari Momjunction:

Dampaknya pada Kehidupan Sosial

Banyak anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal akhirnya menarik diri secara sosial.

Mereka cenderung terjun ke dalam depresi dan kesepian.

Ini sering terjadi karena satu orang tua selalu bekerja dan tidak punya waktu untuk anak.

Karena anak sering sendirian, mereka cenderung merasa, mereka tidak diinginkan atau orang tua tidak peduli terhadap mereka.

Ketika anak memasuki kondisi kesepian, mereka akhirnya berpaling dari teman sebayanya dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kamar sendirian.

Baca Juga: Tak Pernah Absen Salat Semenjak Jadi Mualaf, Mendiang Chrisye Sempat Dihantui 'Racun' yang Menagihnya di Alam Bawah Sadar

Ini dapat menyebabkan sejumlah masalah bagi anak-anak.

Segala sesuatu yang Kamu lakukan dalam hidup melibatkan komunikasi dengan seseorang di beberapa titik.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi anak untuk merasa seperti mereka dapat mendatangi orangtua mereka dan berbicara tentang bagaimana perasaan  dan apa yang dibutuhkan.

Kalau tidak, itu hanya akan menyebabkan masalah saat mereka dewasa nanti, entah saat mencoba mencari pekerjaan atau mencari pasangan.

Meskipun tidak mudah untuk menjadi orangtua tunggal, luangkan lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak dan pastikan mereka memiliki semua yang mereka butuhkan.

Pada saatnya nanti, Kamu akan bisa menjalani seluruh cobaan dan membentuk ikatan yang tahan lama dengan anak.

Berbagi tanggung jawab

Anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal tidak hanya memiliki tanggung jawab untuk dilakukan, tetapi kontribusi mereka terhadap sistem keluarga yang lengkap diperlukan.

Dengan cara ini, anak akan memahami nilai kontribusi mereka dan dapat menikmati pekerjaan mereka.

Biarkan anak mengenali upaya yang mereka lakukan.

Pujilah mereka karena melakukan pekerjaan rumah.

Lebih spesifik saat meminta mereka untuk menawarkan bantuan.

Baca Juga: Diprotes Desta, Aksi 'Nakal' Vincent Rompies Saat Live Streaming Instagram Malah Bikin Warganet Terhibur,

Dengan berbagi tanggung jawab ini, kamu bisa mengajarkan anak untuk mandiri dan memahami kondisimu.

Anak sedikit-sedikit akan berpikir kalau mereka tidak boleh selalu menuntut hak mereka darimu, tetapi mereka juga perlu mengerti kondisimu.

Namun bukan berarti kamu membiarkannya untuk melakukan apapun sendirian.

Tetap beri perhatian dan kasih sayang pada mereka meskipun kamu harus sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain itu, kedewasaan akan terbentuk dengan sendirinya dalam diri anak.

Mereka akan belajar untuk mengelola kekecewaan mereka dalam hidup, memahaminya hingga bisa berdamai dengan keadaan.

Baca Juga: Andrew White Foto Bareng Brad Pitt, Warganet Justru Sebut Suami Nana Mirdad Lebih Tampan, Benarkah?

Jika Kamu melihat bahwa anak merasa kecewa, tanggapilah dengan dukungan, empati dan dorongan positif untuknya.

Pengalaman-pengalaman ini akan membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang empati dan peduli.

Kamu mungkin tidak bisa mencegah mereka dari rasa kecewa atau sedih sepanjang waktu, tetapi Kamu dapat mengelola emosi mereka.

Prestasi Akademik

Sebagian besar orang tua tunggal dijalankan oleh ibu, dan tidak adanya ayah.

Ditambah dengan pendapatan rumah tangga yang lebih rendah dapat meningkatkan resiko anak berprestasi buruk di sekolah.

Kurangnya dukungan keuangan dari seorang ayah sering mengakibatkan ibu tunggal bekerja lebih keras, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi anak karena mereka kurang mendapat perhatian dan bimbingan dengan pekerjaan rumah atau tugas mereka.

Peneliti bernama Virginia Knox menyimpulkan dari data dari National Longitudinal Survey of Youth, bahwa untuk setiap $ 100 yang diterima ibu-ibu yang mendukung anak, skor tes standar anak-anak mereka meningkat 1/8 hingga 7/10 poin.

Baca Juga: Pastikan Dirinya Tak Hadiri Konser Honne Meski Gempita Nonton, Gisella Anastasia Masih Hindari Gading Marten?

Selain itu, Knox menemukan bahwa anak-anak dengan ibu tunggal yang memiliki kontak dan dukungan emosional dari ayah mereka cenderung lebih baik di sekolah daripada anak-anak yang tidak memiliki kontak dengan ayah mereka.

Efek Emosional

Hanya memiliki satu pencari nafkah di rumah membuat orang tua tunggal berisiko dalam kemiskinan.

Hidup dalam kemiskinan tidaklah mengenakkan tentunya dan dapat memiliki banyak efek emosional pada anak, termasuk harga diri yang rendah, meningkatnya kemarahan dan frustrasi, dan meningkatnya risiko perilaku kekerasan.

Selain kendala keuangan, efek emosional lain mungkin termasuk perasaan ditinggalkan, kesedihan, kesepian dan kesulitan bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain.

Efek bervariasi dari anak ke anak, bagaimanapun, dan gaya pengasuhan individu dari orang tua tunggal juga berpengaruh besar pada perkembangan anak.