Nakita.id - Penolakan Rancangan Undang-Undang yang dilakukan mahasiswa sempat menghiasi berita media.
Bagaimana tidak, dengan beraninya mereka semua menyambangi Gedung DPR RI dan terang-terangan mengungkapkan aspirasinya.
Aksi unjuk rasa dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi dari berbagai universitas di tanah air.
Baca Juga: 1 Lagi Korban Kritis, Seorang Mahasiswa di Makassar Dilindas Mobil Polisi karena Bentrok Saat Demo
Bahkan sampai ada massa dari luar Jakarta yang rela datang untuk ikut meluapkan aspirasinya di Gedung DPR RI Jakarta.
Kalau Moms mengikuti beritanya terus, pasti tidak asing dengan tiga sosok yang fenomenal ini selama demo berlangsung.
Ketua BEM dari tiga universitas tanah air yang sangat berani mengkritik terang-terangan DPR kita.
Baca Juga: Crazy Rich Surabayans! Mahasiswi Ini Ikutan Demo Pakai Mobil Sport yang Harganya Miliaran Rupiah
Mereka bertiga yang bahkan berani berbicara langsung di depan anggota DPR sampai akhirnya kata-kata Dewan Pengkhiatan Rakyat pun viral.
Melansir dari tribunnews.com, inilah profil tentang tiga sosok yang namanya sempat mewarnai media tanah air.
1. Manik Marganamahendra (Ketua BEM UI)
Manik Marganamahendra tercatat sebagai mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia.
Selama di FKM UI, ia fokus dengan isu bahaya tembakau.
Ia juga aktif menolak RUU Pertembakauan yang dianggap menguntungkan industri tembakau Indonesia.
"Katanya RUUP hadir untuk membela para buruh dan petani. Tapi, nyatanya mulai dari tata niaga sampai dengan bagi hasil cukai justru fokus pada pendapatan industri, industri ROKOK," tulis Manik Marganamahendra.
Selama menjadi Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra berfokus pada isu kontrol tembakau Indonesia.
Baca Juga: Pengakuan Barbie Kumalasari Soal Sikapnya yang Sering Disebut Halu Bikin Heboh Warganet
Manik diketahui berdomisili di Bogor sejak Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tercatat ia dulunya sekolah di SD Negeri Semeru1 Bogor, SMP Negeri 4 Bogor, dan SMA Negeri 1 Bogor.
Manik Marganamahendra tercatat pernah menjadi anggota Paskibraka Indonesia.
Ia menjadi Pengurus Purna Paskibra Bogor pada tahun 2013.
2. Atiatul Muqtadil (Ketua BEM UGM)
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut tampil sebagai pembicara di ILC bertajuk 'Kontroversi RKUHP'.
Atiatul Muqtadir atau yang sering disapa dengan Fathur, lahir di Palembang, 1 Agustus 1998.
Atiatul Muqtadir merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Fakultas Kedokteran tahun 2015.
Baca Juga: Rutin Minum Jus Mengkudu, Ini Manfaatnya yang Tak Terduga Bagi Tubuh
Dulunya ia menempuh pendidikan bangku sekolah dasar di Pondok Pesantren Al Furqon dan At-Taufiq.
Selain itu, dia juga pernah bersekolah agama di Pondok Pesantren Gontor selama tiga bulan.
Jenjang SMP pun ia tempuh di pondok pesantren tersebut.
Kemudian, dia melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jalur SNMPTN.
Mengutip dari bulaksumurugm.com, Fathur juga menjadi anggota Senat FKG se-Indonesia.
Dia juga menjadi mentor denstistry muslim tutorial FKG.
Mahasiswa yang pernah mewakili Indonesia untuk mengisi seminar sosial di Thailand ini memiliki cita-cita menjadi Menteri Kesehatan RI.
Ia sempat membuat Awkarin 'jatuh cinta' karena aksinya.
Hal ini diketahui dari cuitan di akun pribadi Twitter Awkarin.
3. Royyan A Dzakiy (Presiden Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung)
Royyan A. Dzakiy lahir di Bogor, 18 November 1996.
Sebelum menyandang status mahasiswa ITB, Royyan Dzakiy sempat belajar di Indonesian School in The Netherlands pada 2012-2014 dan SMAN 1 Bogor pada 2014-2015.
Ia juga mengusai Bahasa Belanda dan Bahasa Inggris.
Royyan merupakan mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2015.
Sebelum menjabat sebagai Presiden KM ITB, ia pernah menjabat sebagai wakil Menteri dari Kementrian Pengembangan Karya dan Inovasi Kabinet Suarasa tahun 2017.
Melansir dari Tribun Jabar Royyan Dzakiy memiliki IPK 3,3 dari skala 4,0.
Sebagai pemimpin ia mengaku bahwa dirinya adalah pribadi yang suka mendengarkan.
Bahkan ia juga mengatakan bahwa dulu dirinya adalah anak yang ansos alias anti sosial.
Selain itu, Royyan Dzakiy sudah melaksanakan kuliah kerja nyata atau KKN di Desa Cipakem, Kabupaten Kuningan.
Di sana, ia membangun sistem irigasi yang dapat menampung air untuk digunakan warga ketika musim kemarau tiba.
Tak hanya itu, ia juga mengaktifkan Karang Taruna setempat untuk membangun jalan.