Jenita Janet Akui Fobia Terhadap Balon, Yuk Ketahui Cara Menyembuhkan Fobia

By Aullia Rachma Puteri, Minggu, 27 Oktober 2019 | 16:11 WIB
Jenita Janet (instagram/ @jenitajanet)

Nakita.id - Siapa sih yang tidak mengenal sosok Jenita Janet?

Salah satu penyanyi dangdut ternama yang menghiasi dunia hiburan tanah air.

Jenita Janet yang terkenal dengan gaya khasnya ini ternyata punya ketakutan tersendiri terhadap balon.

Benda yang sangat disukai oleh anak kecil maupun orang dewasa ini ternyata sangat ditakuti oleh biduan yang terkenal menggunakan rambut palsu itu.

Dilansir dari tayangan Opera Van Java di kanal Youtube TRANS7 OFFICIAL, Jenita langsung lari saat salah satu crew membawa balon ke studio.

Baca Juga: Tak Lagi Tersorot Seiring Waktu, Kematian 5 Artis Indonesia Ini Masih Jadi Misteri! Nomor 3 Susah Makan Hingga Kurus Menjelang Ajal

Sontak langsung membuat rekan sesama artis yang ada di sana menawari Jenita untuk sembuh.

Sebelum itu, Jenita Janet ditanya oleh Denny Cagaur soal ketakutannya terhadap balon.

"Eh kamu takut balon, dari kapan sih?" tanya Denny Cagur dilihat dari tayangan Operan Van Java pada Minggu (27/10/2019).

Jenita Janet mengaku bahwa dirinya takut terhadap balon saat masih kecil.

"Waktu SD sih mulai takutnya," tutur Jenita Janet.

Baca Juga: Bukan Gading Marten, Begini Jawaban Polos Gempi Saat Ditanya Gisel Soal Pria Paling Tampan Menurutnya!

Jenita Janet mempunyai ketakutan terhadap balon karena dulu pernah dijahili oleh salah satu teman mainnya.

"Dulu karena temen aku jahilin, balonnya diledakin pas di depan muka aku," ungkap Jenita Janet.

Jadi, saat melihat balon yang ada dipikiran Jenita Janet saat itu adalah ledakan yang dilihatnya waktu SD.

Jenita Janet juga sebenarnya mempunyai keinginan untuk menghilangkan fobianya terhadap balon.

Secara prinsip, fobia dapat dihilangkan. Gangguan ini bukan kutukan seumur hidup.

Baca Juga: #LovingNotLabelling: Penerapan Tangga Prestasi pada Anak di Sekolah Tak Selamanya Baik, Kok Bisa?

Seberapa cepat fobia dapat dihilangkan? Tergantung seberapa kuat kemauan kita.

Berikut ini langkah-langkah yang dapat digunakan:

1. Kenali dulu gejala fobia dengan benar.

Kita harus bisa bedakan ketakutan normal dengan fobia. Takut ular, misalnya, adalah ketakutan biasa.

Menjadi ketakutan irasional bila mendengar kata ular saja orang itu sudah berkeringat dingin.

Baca Juga: Tarif Kemolekan Putri Pariwisata Semalam Disandingkan dengan Vanessa Angel, Terungkap Tata Cara Mucikari Jual PA dengan Harga Mahal

Ketakutan khas fobia pun berlebihan sehingga memunculkan perilaku yang kurang tepat.

Misalnya tiap kali mengecek kolong tempat tidur karena takut ada ular di sana, mengecek bawah tempat duduk, sofa, dan tempat-tempat lain yang dicurigai ada ularnya. 

2. Telusuri dari mana asal fobia.

Bila memang fobia, minta orang itu mengingat kembali sejak kapan munculnya.

Semakin spesifik ceritanya tentang penyebab fobianya, akan makin mudah melakukan terapinya.

Kalau dia tidak ingat? Ya, tidak masalah.

Baca Juga: Asyik! Melakukan Hal Ini Akan Menurunkan Berat Badan Secara Instan

3. Jangan paksa untuk ingin disembuhkan.

Tanyakan pada si pemilik fobia sejauh mana dia ingin dibantu. Tiap orang punya hak untuk menentukan hasil akhir terapi.

Misalnya fobia nasi putih. Dia ingin bisa dibantu hingga bisa memegang nasi putih, bukan sampai pada mampu makan nasi putih.

Nah, keinginan kita itulah yang menjadi tujuan terapi. Psikolog tidak boleh memaksakan kehendak pada kita.

Baca Juga: Diduga Kebohongannya Bejibun, Barbie Kumalasari Klabakan Saat Kekayaannya Terbongkar oleh Alat Pendeteksi Kebohongan

Psikolog tidak boleh memaksa sampai bisa makan nasi putih kalau memang kemampuannya hanya sampai ingin memegang saja. 

4. Lakukan terapi sesuai kemampuan si pemilik fobia.

Ada teknik floading dan ada juga cara bertahap.

Floading berarti menghadirkan stimulus yang ditakuti secara terus menerus, langsung dan intensitas tinggi.

Misalnya takut air. Orang itu langsung diceburkan ke air supaya takutnya hilang.

Baca Juga: #5MenitAja: Atasi Sembelit Tanpa Obat Pencahar, Hanya dengan Mengonsumsi Minuman Enak Ini, Dijamin Langsung Lancar!

Teknik itu tidak bisa digunakan sembarangan. Efeknya bahaya bagi si pemilik fobia.

Teknik kedua, jauh lebih aman. Hadirkan stimulus yang ditakutkan secara perlahan-lahan. Sambil menenangkan.

Lakukan terus sampai orang tersebut siap untuk tahap berikutnya.

5. Konsultasi ke psikolog.

Kalau tidak berhasil? Konsultasikan pada psikolog terdekat. Apa pun jenis fobianya, jangan pernah dicemooh.

Baca Juga: Berbagai Risiko USG 4 Dimensi, Simak Agar Bisa Berikan yang Terbaik Untuk Si Kecil!

Sepele bagi kita, masalah besar buat mereka. Kita tidak pernah tahu apa yang mereka alami saat berinteraksi dengan objek ketakutan itu.

Lebih baik berusaha menolong daripada menghakimi atau mencela.

Jangan juga dijadikan ledekan. Memang sekilas reaksi mereka tampak lucu, tapi sungguh, mereka tidak mampu mengatasinya.