Benarkah Anak Laki-laki Lebih Mudah Stres Dibanding Anak Perempuan?

By , Kamis, 30 November 2017 | 07:00 WIB
Bayi menangis (Gisela Niken)

Nakita.id - Perbedaan laki-laki dan perempuan terjadi di banyak hal termasuk perkembangan otak hingga hormonnya. 

Dr. Schore seorang ahli psikologi klinis dari Universitas California Los Angeles (UCLA)menyatakanbayi lelaki terlahir dengan hormon pengatur stres lebih rendah dibanding bayi perempuan.

Hal ini membuatnya lebih rentan dan lebih sulit mengatasi stres.

Sejak zaman dahulu, anak laki-laki selalu dianggap lebih kuat dari anak perempuan.

Mereka dianggap memiliki segudang keunggulan yang tidak dimiliki oleh anak perempuan namun ternyata bayi lelaki lahir dengan kemampuan menangani stres yang lebih rendah dibanding bayi perempuan.

Menurut sebuah studi terbaru dari San Cecilio Clinic Hospital di Granada, Spanyol, janin perempuan lebih mampu mengatasi stres di rahim ibu dibanding janin laki-laki. Inilah yang menyebabkan kehamilan dan kelahiran bayi perempuan hasilnya lebih baik.

Baca juga: Ternyata, Bayi Juga Bisa Stres! Berikut Tanda-Tanda Bayi Stres 

Dr. Allan Schore melalui karya ilmiah terbarunya yang berjudul ‘All Our Sons: The Developmental Neurobiology and Neuroendocrinology of Boys at Risk’ yang dipublikasikan di Infant Mental Health Journal, menjelaskan bahwa bayi lelaki sesungguhnya lebih rapuh daripada yang kita duga dan memerlukan lebih banyak pelukan dan cinta dibandingkan bayi perempuan.

Dr. Schore mengatakan bagian otak kanan pada bayi laki-laki yang berkembang lebih lambat dari bayi perempuan ditambah lagi, bayi lelaki memiliki hormon pengatur stres yang lebih rendah, bahkan sejak masih dalam kandungan.

Sehingga, bayi laki-laki lebih rentan dipengaruhi oleh faktor stres yang berasal dari lingkungan, fisik dan juga sosial sedangkan bayi perempuan lahir dengan daya tahan yang lebih kuat terhadap faktor-faktor stres tersebut.

Baca juga: Laki-laki Lebih Banyak Bunuh Diri. Ini Penyebabnya

Konisi itulah yang membuat bayi lelaki lebih rentan terhadap penyakit saraf dan psikis yang muncul pada usia dini seperti autisme, skizofernia awal, dan Attention Defisit Disorder.