Mengembalikan Kondisi Anak dengan Stunting, Apakah Bisa? Simak Jawaban Dokter Reisa Soal Masalah Gizi Kronis Ini

By Anisa Annan, Minggu, 24 November 2019 | 15:00 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro (instagram.com/reisabrotoasmoro)

Nakita.id - Mendengar kata 'stunting' tentunya tidak asing di telinga, terutama bagi para ibu seperti Moms.

Kondisi stunting sendiri perlu diwaspadai, sebab dampaknya fatal bagi perkembangan anak.

Stunting merupakan kondisi anak pada usia 1000 hari pertama, di mana terjadi kekurangan nutrisi sehingga Si Kecil mengalami gangguan dalam tumbuh kembang.

Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Hamil Anak Perempuan yang Masih dipercayai, Apakah Moms Termasuk?

Laman situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan jika stunting terjadi karena asupan nutrisi yang kurang dan infeksi berulang pada 1000 hari pertama yang dihitung sejak masa konsepsi janin.

Bukan kondisi kurang gizi biasa Moms, stunting memang dipengaruhi pula oleh asupan gizi dan kondisi ibu saat mengandung.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mencatat jika kejadian stunting selama 10 tahun terakhir masih tinggi dan belum tampak membaik.

Indonesia sendiri merupakan negara ketiga dengan kejadian stunting paling banyak di Asia.

Dalam acara peringatan Hari Bakti Dokter ke-111 dan HUT IDI ke-69, Ketua Umum IDI, dr. Daeng M Faqih, SH, MH, menyebut ada ciri-ciri tertentu anak dengan stunting yang bisa dilihat sejak lahir.

"Bayi lahir (panjangnya) kurang dari 47 (sentimeter)," ujar Dokter Daeng pada Nakita.id, Minggu (24/11/2019).

Baca Juga: Begini Penjelasan Dokter Soal Risiko Mata Minus pada Bayi Prematur, Perlu Lakukan Operasi untuk Memperbaikinya?

Menurut Dokter Daeng, bayi yang terlahir lebih pendek dan kemudian tidak tampak perkembangan signifikan pada tubuhnya bisa jadi tanda stunting.

Sebab tubuh yang kecil juga berarti organ-organ tubuh tidak berkembang optimal.

Ditambahkan oleh dokter sekaligus sosok yang aktif dalam bidang parenting dan kesehatan anak, dr. Reisa Broto Asmoro, untuk jangan salah memahami soal tinggi badan ini.

Walau orang Asia, termasuk kita sebagai keturunan Indonesia, memang memiliki tubuh cenderung lebih pendek, kondisi tinggi badan di bawah rata-rata pada stunting jangan sampai dianggap wajar.

Daripada mengobati, tentunya lebih baik mencegah, demikian pada kasus stunting.

Dokter Reisa pun mengatakan jika anak yang sudah terlanjur mengalami stunting dalam 1000 hari pertama kehidupannya tidak bisa dikembalikan kondisinya selayaknya anak yang bebas stunting.

"Kalau sudah terjadi stunting ya, dalam periode tersebut tidak bisa lagi dikembalikan," jelas Dokter Reisa.

Baca Juga: Bisa Berakibat Buruk! Jangan Abaikan Bayi Ketika Alami Dehidrasi, Yuk Kenali Tandanya

Apa yang bisa dilakukan pada anak dengan stunting hanyalah memperbaiki.

Maka sangat penting bagi Moms untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisi bahkan sebelum hamil.

Terutama di masa kehamilan, jaga pula kondisi tubuh agar tak mengalami infeksi berulang yang berisiko mengganggu kesehatan janin.

Begitu pula saat Si Kecil lahir, penuhi asupan gizinya serta jaga Si Kecil terhindar dari penyakit yang mengakibatkan penyerapan nutrisi terhambat.