Nakita.id - Penanganan pasien bibir dan lelangit sumbing di Indonesia telah menggunakan metode atau teknik terbaru di bidang bedah plastik yang berasal dari tim ahli dari Sahlgrenska University Hospital, Gothenburg, Swedia.
“Untuk pasien-pasien sumbing, tujuan akhir dari operasi sumbing ada dua. Yang pertama adalah penampilan estetik yang baik, jadi jika bayi sudah mencapai usia yang matang, 20 tahun, profil wajahnya akan normal seperti tidak sumbing,” jelas dr. Kristaninta Bangun, SpBP-RE (K) saat wawancara dengan nakita.id beberapa waktu lalu.
“Karena kalau dilihat lagi, seseorang yang berusia 20 tahun wajahnya akan mengalami retrusi maksila, jadi tulang wajahnya akan mundur, kemudian yang kedua adalah masalah speech (bicaranya). Bicaranya sengal atau bindeng,” tambahnya.
Penemuan dari Swedia ini memperkenalkan suatu teknik terbaru, di mana operasi langit-langit sumbing terbagi menjadi dua tahap.
Baca juga : Penyebab Bibir Sumbing Pada Bayi dan Pencegahannya
Soft palate atau langit-langit lunak di belakang akan diperbaiki dulu untuk mengatasi cara bicara pasien. Jadi perlu operasi seawal mungkin yaitu pada usia 3 bulan, kemudian langit-langit kerasnya akan dioperasi kembali pada usia 2 tahun, supaya pertumbuhan rahangnya tetap baik.
“Karena kalau kita operasi rahang atas untuk menutup celah yang di langit-langit keras terlalu awal akan banyak mencederai tulang di langit-langit yang akhirnya mengganggu pertumbuhan di rahang atas tersebut.”
Selain itu, dokter juga akan memperhatikan aspek fungsinya terlebih dulu, mencari tahu apa yang akan dicapai, kemudian tindakan operasi baru bisa dilakukan.
“Jadi pada pasien yang mengalami sengau misalnya, setelah pun dioperasi, kita memerlukan pemeriksaan objektif untuk bekerja sama dengan ahli THT untuk pemeriksaan endoskopi, sehingga dari pemeriksaan objektif tersebut kita betul-betul bisa menetapkan kira-kira hal apa yang perlu dilakukan untuk perbaikan dari tindakan operasi,” ucap dr. Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE (K).
Baca juga : Mengharukan, Bayi 7 Bulan dengan Bibir Sumbing Ini Sudah Bisa Tersenyum
Dr. Heni menambahkan, “Begitu juga dari pemeriksaan objektif itu, kami juga bisa memberikan masukan kepada ortodontis, mohon untuk mencapai kemampuan bicara, mengucapkan konsonan tertentu, tolong ortodontis lakukan perbaikan dari aspek apa saja.”
Sering kali, cleft atau bibir sumbing bukan kasus yang berdiri sendiri. Bibir sumbing juga merupakan bagian dari sindrom tertentu, misal bayi yang mengalami gangguan fungsi yang lain, misalnya menelan.