Nakita.id – Moms, seiring berjalannya waktu, bayi akan menyesuaikan pertumbuhannya sesuai dengan usianya juga stimulasi dari lingkungan.
Seperti halnya proses bayi melihat sesuatu, proses mengenali ayah ibunya, dan juga proses belajar makan.
Sejak dalam kandungan, bayi memerlukan plasenta sebagai perantara makanannya. Namun setelah dilahirkan, bayi harus mempelajari keterampilan makan.
Tanpa disadari, sebenarnya bayi mengetahui cara menghsap ASI dari puting ibunya atau menghisap susu formula dari dot.
Keterampilan itu pun semakin berkembang ketika bayi mulai mengenal cara mengunyah, Moms.
Baca juga: Jangan Berikan Jus Buah untuk Anak Di Bawah Satu Tahun, Ini Alasannya!
"Sebaiknya pengenalan makanan semi padat dimulai pada usia 6 bulan karena di usia ini saluran cerna, sistem imun dan kemampuan oral motor bayi sudah matang," kata dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), dikutip dari Kompas.com.
Ya Moms, pada usia 6-9 bulan disebut juga dengan fase kritis.
"Jika di usia 6 bulan ini anak tidak punya keterampilan mengunyah dan menelan, fase kritis ini akan terlewat karena di usia 9 bulan perhatian anak akan teralih. Konsentrasinya bukan belajar makan, tapi ia lebih senang bermain," kata dr. Damayanti.
Bila ia tidak dapat mengunyah di usia 9 bulan, maka ia tidak dapat makan nasi dan makanan padat di usia selanjutnya.
Maunya makanan cair atau hanya mau minum susu.
Mengajarkan keterampilan mengunyah dapat dimulai dengan mengenalkan makanan padat (makanan pendamping ASI/MPASI).