Bisa Dilakukan Orang yang Paling Setia, Ternyata Ini 5 Alasan Selingkuh Menurut Pakar, Ulang Tahun Bisa Jadi Alasannya

By Anisa Annan, Sabtu, 21 Desember 2019 | 18:31 WIB
Ilustrasi selingkuh (instagram.com/raullemos06)

 

Nakita.id - Sulit sebenarnya menentukan apa yang menyebabkan seseorang bisa berselingkuh.

Kita dapat melihat masa lalu seseorang, pilihan karier mereka, atau bahkan tanda-tanda fisik mereka untuk coba mencari tahu.

Tetapi kenyataannya, sangat mustahil untuk memastikan siapa yang akan selingkuh dan siapa yang tetap setia.

Baca Juga: Raisa Bantah Minta Air Mineral Untuk Mandi, Istri Hamish Daud Pertanyakan Asal Muasal Rumor:

Seperti dilansir dari Bustle, menurut para ahli, semua orang memiliki kemampuan dan kemungkinan untuk mengkhianati pasangan mereka.

Ahli Pelatihan Hubungan, Todd dan Diana Mitchem mengatakan jika selingkuh sebenarnya dilakukan karena seseorang ingin memuaskan Hasrat yang tak terpenuhi dalam hubungan.

Beberapa orang yang telah menjalin hubungan sering tergoda untuk selingkuh sebagai cara untuk melarikan diri.

Namun pemikiran ini juga mendatangkan rasa bersalah, ketakutan, dan kemungkinan menghancurkan hubungan.

Dalam kata lain, hanya memikirkan untuk selingkuh kadang bisa menimbulkan jarak antarpasangan.

Maka walau orang yang setia secara umum sangat kecil kemungkinannya untuk selingkuh, pemikiran itu bisa muncul dan menimbulkan jarak.

Baca Juga: KALEIDOSKOP 2019: Berita Duka Paling Menguras Air Mata 2019, Kepergian Sosok-sosok yang Begitu Dicintai Publik Jadi Awan Mendung Tahun Ini

Ada beberapa alasan seseorang memilih selingkuh, berikut 5 hal yang jarang diduga sebagai penyebabnya.

1. Hubungan bahagia dan stabil

Salah satu hal paling mengejutkan yang dapat menyebabkan pasangan selingkuh adalah kebahagiaan dan stabilitas, demikian Psikoanalis, Claudia Luiz mengatakan.

Ini ada kaitannya dengan otak kita, yang menurut Luiz, memang terbiasa menghadapi kekacauan dan hal-hal tidak stabil.

“Hal ini memang aspek yang patut disayangkan, kita menjadi familiar dengan aktivitas sinaps otak tersebut,” jelas Luiz.

Buktinya, jika seseorang berselingkuh, Luiz kerap menemukan mereka menjawab ‘tidak tahu’ ketika ditanya keharmonisannya dengan pasangan.

Sebab aktivitas sinaps otak kita tidak sadar sehingga pikiran tak bisa mengerti kesalahan yang terjadi.

2. Ulang tahun

Pakar dalam hubungan dan pernikahan, Holly Zink, menyebutkan jika sebuah jurnal yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan kaitan ulang tahun dan perselingkuhan.

Orang-orang lebih besar kemungkinan berselingkuh di tahun-tahun sebelum mencapai dekade baru di usia mereka.

Baca Juga: Sudah Siapkan Kado untuk Hari Ibu? 5 Ide Kreatif Ini Bisa Ditiru Lho, Tak Perlu Mahal!

Usia transisi seperti 29 tahun, 39 tahun, 49 tahun, dan seterusnya biasanya jadi momen seseorang mempertanyakan hidup.

3. Pendapatan lebih rendah

Tak bisa dipungkiri perbedaan penghasilan antara pasangan kerap jadi alasan retaknya suatu hubungan.

Asosiasi Sosiologi Amerika Serikat dalam sebuah penelitian di tahun 2015 menemukan jika suami istri berisiko besar untuk selingkuh jika ada kesenjangan penghasilan.

Mereka yang penghasilannya lebih rendah memiliki kemungkinan lebih besar untuk berkhianat dari pasangan.

4. Keinginan menjadi pasangan yang baik

Terdengar aneh dan tak masuk akal, tetapi Sosiolog, Alicia Walker, menemukan jika wanita mungkin selingkuh karena ingin jadi pasangan yang lebih baik.

Selingkuh tak ada hubungannya dengan cinta, hasil survey itu merekam jawaban mayoritas wanita yang selingkuh benar-benar mencintai pasangan mereka.

Motivasi besar untuk selingkuh adalah hubungan seksual, menariknya wanita yang selingkuh mengatakan berhubungan dengan lelaki lain membuat mereka jadi pasangan yang lebih baik.

Sebab mereka tidak menyimpan kekecewaan jika pasangan tak mampu memuaskan.

Baca Juga: KALEIDOSKOP 2019: Deretan Artis Tanah Air Terjerat Narkoba, Mulai dari Aris Idol, Nunung Sampai Jefri Nichol

5. Pertanyaan soal kesetiaan

Konselor dan Pakar Penikahan, Davida Rappaport, memaparkan satu pertanyaan yang mungkin sering dibahas ini bisa jadi masalah serius.

Memang tak aneh jika seseorang merasa cemas jika pernah diselingkuhi, sehingga di hubungan berikutnya ada dorongan untuk memastikan kesetiaan pasangan.

Namun semakin sering pertanyaan itu dilontarkan, maka bisa jadi bumerang untuk kita.

“Jika kita mulai mempertanyakan apakah pasangan kita selingkuh atau tidak pada mereka, mengkonfrontasi tanpa bukti akan membuat mereka tak nyaman dan jadi defensif,” ujar Rappaport.

Maka, pasangan kita bisa jadi malah memutuskan untuk benar-benar berselingkuh karena kita memperlakukan mereka seolah memang telah berkhianat.