Cegah Gangguan Kesehatan yang Mungkin Moms Alami Selama Masa Kehamilan, Apa Saja yang Harus Dilakukan?

By Nur Marufah Saniati, Senin, 30 Desember 2019 | 19:00 WIB
ilustrasi gangguan kesehatan saat hamil (Freepik)

Nakita.id - Saat hamil Moms tidak bisa minum obat untuk mengatasi rasa sakit yang timbul tanpa konsultasi ke dokter terlebih dulu.

Sebab, obat yang ingin dikonsumsi dapat memberikan dampak kepada janin, entah itu baik atau buruk.

Padahal saat hamil, ada berbagai macam gagguan kesehatan yang bisa menyerang Moms saat hamil.

Maka dari itu sebaiknya Moms melakukan langkah pencegahan sebelum mengalami beberapa gangguan kesehatan ini selama hamil.

Baca Juga: Malas Gerak Saat Hamil, Hati-hati dengan 3 Gangguan Kehamilan Ini Moms

Infeksi Gigi atau Gusi Berdarah

Ibu hamil yang menderita infeksi gigi (karies dentis) diperkirakan mencapai 20% jumlah ibu hamil yang ada.

Ketika terjadi infeksi gigi, ada zat-zat yang diproduksi yang dapat merangsang terjadinya kontraksi sehingga mengakibatkan persalinan prematur.

Selain itu, ketika terjadi infeksi gigi, jumlah bakteri yang berkembang dan menyebar di mulut semakin bertambah.

Bila bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui perdarahan pada gusi maka dikhawatirkan bakteri masuk ke dalam aliran darah yang diperlukan oleh janin.

Akibatnya dapat memengaruhi tumbuh kembang janin.

Permasalahan mulut dan gigi lain yang kerap muncul pada kehamilan adalah perdarahan pada gusi (epulis granulo matosa).

Baca Juga: Bikin Meleleh! Ini Bukti Rasa Sayang Thalia pada Betrand Peto, Ngotot Berikan Perhatian Manis pada Sang Kakak

Ini terjadi karena peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron).

Peningkatan hormon tersebut membuat pembuluh darah kapiler di sekitar wilayah gusi mengalami pembesaran, sehingga gusi tampak membengkak dan mudah mengalami perdarahan.

Gigi dan gusi pun menjadi lebih sensitif.

Untuk mencegah hal ini terjadi sebaiknya ibu hamil secara berkala (dengan izin dokter kandungan) memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi terutama pada kehamilan trisemester pertama.

Untuk mengurangi pembengkakan pada gusi, sikatlah gigi secara teratur pada pagi dan sore hari.

Bila terjadi perdarahan pada saat menggosok gigi sebaiknya tetap menyikat bagian tersebut lebih lama,untuk mengurangi terjadinya pembengkakan.

Baca Juga: Syahrini Blak-blakan Bongkar Cerita Pertemuan Pertamanya dengan Reino Barack , Netizen Soroti Cerita Singkatnya:

Preeklamsia dan Eklamsia

Preeklamsia adalah tekanan darah tinggi yang muncul pada usia kehamilan 20 minggu.

Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang mencapai angka 140/90 atau lebih dan kadang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine.

Preeklamsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.

Sedangkan eklamsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklamsia yang tidak teratasi dengan baik.

Baca Juga: Tahan Banting Bergulat dengan Ular, Terungkap Sosok Gaib 'Penjaga' Panji Sang Petualang Sejak dalam Kandungan, Begini Wujudnya!

Eklamsia dapat menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian baik sebelum atau setelah melahirkan.

Penyebab pasti dari preeklamsia dan eklamsia masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan beragam faktor seperti gizi buruk, kegemukan atau gangguan aliran darah ke rahim.

Faktor munculnya risiko preeklamsia umumnya kehamilan pertama kali, kehamilan di usia remaja, dan kehamilan di atas 40 tahun.

Baca Juga: Tak Ditemani Maia Estianty, Al Ghazali Siap Sambut Hari Kebebasan Sang Ayah Bersama Kedua Adiknya

 

Dampak preeklamsia pada bayi antara lain menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta.

Hal ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan relatif kecil.

Selain itu, preeklamsia juga dapat menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi lanjutannya  yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, palsi serebral, dan masalah pada pendengaran serta penglihatan.

Baca Juga: Hubungannya Baru Seumur Jagung, Atta Halilintar Sudah Tahu Banyak Hal Tentang Aurel, Ternyata Sudah Dapat Bocoran dari Sosok Ini

Bila dikategorikan ringan (tekanan darah di atas 140/90 yang terjadi pada umur kehamilan 20 minggu dan yang bersangkutan belum pernah mengalami hipertensi) akan dilakukan observasi di rumah atau di rumah sakit bergantung pada kondisi umum ibu.

Jika janin masih prematur, sebisa mungkin kondisi umum ibu dijaga sampai janin siap dilahirkan.

Proses kelahiran sebaiknya dilakukan di rumah sakit, di bawah pengawasan ketat dokter spesialis kebidanan.

Jika usia janin sudah cukup, persalinan harus segera diupayakan baik dengan induksi (dirangsang) atau operasi.

Baca Juga: Ajak Si Kecil Mengenal Warna dengan Cara Ini, Pasti Lebih Menyenangkan dan Mudah Diingat

Untuk preeklamsia berat akan dilakukan perawatan intensif di rumah sakit guna menjaga kondisi ibu dan janinnya.

Namun, bila ibu sampai mengalami kejang  bahkan koma, janin harus segera dilahirkan.

Kondisi kejang dan koma ini dinamakan eklamsia yang merupakan kelanjutan dari preeklamsia.