Nakita.id - “Hati-hati. Vaksin MMR menyebabkan autis.” Sering mendengar kan mengenai hal ini? Apakah percaya?
Bagaimana tidak percaya, informasi ini dipublikasikan pertama kali oleh Lancet medical jurnal 1998. Tapi apakah kita sadar, jika berita tersebut berita hoax. Bahkan diakui oleh banyak ahli menjadi berita hoax terbesar dan terlama dalam sejarah berita kesehatan.
Menurut Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Surveillance & Karantina Kesehatan, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes RI, berita hoax itu muncul pertama kali dari Andrew Wakefield, dari UK, yang dimuat di medical jurnal Lancet.
“Lalu berita tersebut diinvestigasi oleh jurnalis Sunday Times, Brian Deer. Hasilnya ada konflik kepentingan, manipulasi bukti, dan penelitian yang lemah dari Andrew tentang MMR menyebabkan autism.” Tegas Jane.
Setelah investigasi itu, baru pada 2004 Lancet menarik publikasinya mengenai vaksin MMR tersebut, dan baru ditarik sepenuhnya pada 2010. Saat itu pimpinan redaksi Lancet, Richard Horton, mengaku telah tertipu.
Mei 2010, General Medical Council menyatakan Wakefield bersalah dan melakukan kesalahan profesional serius.
Akhirnya diputuskan ijin praktek Andrew dicabut. Sehingga dia tidak bisa lagi melakukan praktek dokter di Inggris.
2011, konsensus ilmiah, Centers for Disease Control and Prevention, American Academy of Pediatrics, Institute of Medicine dari US National Academy of Sciences, Dinas Kesehatan Nasional Inggris, dan Cochrane Library, menyatakan vaksin MMR tidak memiliki kaitan dengan autisme.
Kesimpulannya, vaksin MMR efektif untuk digunakan secara global. Tapi gara-gara berita hoax yang dibuat oleh Wakefield, banyak masyarakat yang tertipu, dan enggan memberikan vaksin MMR kepada anak-anaknya.
Baca juga: Panas Dalam Adalah Penyakit HOAX yang Masih Dipercaya Hingga Saat Ini