Ternyata Kulit Bayi Kuning Bukan Karena Tidak Dijemur! Simak Penjelasan Ahli

By Gabriela Stefani, Rabu, 8 Januari 2020 | 19:21 WIB
Simak fakta penyakit kuning pada bayi (freepik)

Nakita.id - Kelahiran Si Kecil menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh calon Moms dan Dads.

Namun, ketika Si Kecil dibawa pulang ke rumah tidak jarang kulitnya berubah warna menjadi agak kekuningan.

Mungkin beberapa Moms tidak asing dengan penyakit kuning pada bayi baru lahir.

Spekulasi paling populer kenapa kulit Si Kecil berubah menjadi kuning yaitu karena tidak dijemur di bawah matahari pagi.

Baca Juga: Hati-Hati Bayi Baru Lahir Mengalami Penyakit Kuning, Kenali 3 Jenis Penyakit Kuning Ini Moms!

Hal itu menyebabkan banyak Moms yang menjemur bayinya di pagi hari hanya agar Si Kecil tidak menderita penyakit kuning.

Spekulasi itu tidak salah tetapi tidak sepenuhnya benar Moms.

Kenyataannya penyakit kuning pada bayi yang baru lahir tidak sesederhana karena tidak dijemur.

Apabila sesederhana itu artinya ketika Si Kecil sering dijemur maka ia tidak akan pernah menderita penyakit kuning.

Hal itu perlu diluruskan ya Moms, melansir dari what to expect inilah yang menjadi penyebab, gejala, dan penanganan penyakit kuning pada bayi.

Penyebab penyakit kuning

Penyakit kuning pada bayi baru lahir akan terlihat pada hari kedua atau ketiga setelah melahirkan dan berlangsung selama seminggu hingga 10 hari. Namun, bisa lebih lama untuk bayi prematur.

Perlu diketahui, bayi yang menderita penyakit kuning ini umumnya terjadi pada bayi prematur dengan kemungkinan 60%-80%.

Penyebab utama dari penyakit kuning ini yaitu kadar bilirubin yang berlebihan.

Bilirubin sendiri merupakan enzim yang diproduksi untuk mengurai sel darah merah di dalam tubuh yang diproduksi oleh organ hati.

Si Kecil yang masih baru lahir memiliki organ hati yang belum berkembang dengan sempurna sehingga bilirubin belum diproduksi secara baik dan menyebabkan kulit dan terkadang matanya menjadi kuning.

Baca Juga: Efektif! Cara-cara ini Bisa Cegah Bayi dari Penyakit Kuning

Umumnya penyakit kuning ini terjadi pada Si Kecil yang berat badannya menurun setelah lahir, Moms yang menderita diabetes, prematur, Si Kecil yang lahir di dataran tinggi, adanya etnis Asia Timur, dan berat badan saat lahir rendah.

Selain itu, kadar bilirubin akan cenderung tinggi pada bayi yang meminum ASI daripada susu formula.

Namun, menyusui secara eksklusif juga tetap harus dilakukan apalagi pada jam pertama kelahirannya.

Banyak dokter yang menyatakan bahwa pemberian ASI pada jam pertama kelahirannya dapat mengurangi kadar bilirubin.

Golongan darah juga dapat memengaruhi kadar bilirubin yang tinggi sehingga menyebabkan penyakit kuning.

Umumnya Moms yang memiliki golongan darah O dan Rh negatif akan melahirkan bayi dengan kadar bilirubin yang tinggi.

Baca Juga: #WelcomeMyLovelyBaby: Waspada! Kenali Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya

Gejala penyakit kuning

Penyakit kuning pada bayi baru lahir memang tidak dapat dicegah atau dihindari.

Namun, Moms bisa melihat gelaja yang muncul agar dapat ditangani lebih cepat.

Umumnya penyakit kuning akan muncul di area wajah terlebih dahulu, kemudian menyebar ke seluruh tubuh Si Kecil termasuk mata.

Apabila Si Kecil memiliki warna kulit yang gelap, Moms bisa melihat bagian telapak tangan dan telapak kakinya untuk melihat apakah ia mengalami penyakit kuning setelah lahir.

Penanganan penyakit kuning

Penanganan pertama untuk penyakit kuning pada bayi baru lahir yaitu menjemurnya di bawah sinar matahari pagi.

Berjemur di bawah sinar matahari dapat membantu memecah enzim sehingga memudahkan tubuh untuk menghilangkan warna kuningnya tersebut.

Perbanyak asupan ASI agar ia menjadi sering buang air besar karena dapat membantu mengeluarkan bilirubin melalui warna fesesnya.

Apabila dalam waktu seminggu hingga 10 hari warna kekuningan tidak juga menghilang, Moms bisa membawa Si Kecil ke dokter untuk konsultasi.

Baca Juga: Tangis Kartika Putri Pecah karena Bayinya Idap Penyakit Kuning, Kenali Penyebab Bayi Baru Lahir Bisa Alami Kondisi Ini

Dalam kasus yang serius, kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan enzim di otak.

Apabila dalam kasus serius ini tidak diobati dapat menyebabkan kenikterus atau kerusakan otak permanen.

Si Kecil akan ditangani secara medis dengan pemantauan kadar bilirubin melalui tes darah.

Terkadang juga, Si Kecil membutuhkan perawatan dalam bentuk paparan sinar ultaviolet yang disebut sebagai blue light.