Kasus Bullying Semakin Bertambah Mulai dari Audrey hingga Siswi SMP yang Tewas di Cibubur, Inilah Penyebab Anak Menjadi Pelaku Bullying

By Gabriela Stefani, Minggu, 19 Januari 2020 | 18:30 WIB
Pahami penyebab anak menjadi pelaku bullying agar bisa menghindarinya (freepik)

Nakita.id - Kasus kini semakin banyak bahkan sudah mulai merambah ke dunia maya.

Bila kilas balik di tahun 2019 sempat heboh dengan tagar #JusticeForAudrey sebagai tanda bela bagi siswi SMP asal Pontianak tersebut.

Kini mulai terjadi lagi pada Siswi SMP asal Cibubur yang bunuh diri diduga karena bullying.

Baca Juga: Lama Tak Muncul di Layar Kaca, Kini Soraya Haque Bagikan Potret Sang Suami Terbaring Lemah di Rumah Sakit, 'Saya Ingin Menua Bersama Kamu'

Tahu tidak Moms? Menjadi pelaku pun ternyata ada penyebabnya.

Moms dan Dads perlu mengetahui penyebab anak menjadi pelaku bullying agar bisa menghindari Si Kecil dari hal tersebut.

Melansir dari bright side, inilah penyebab anak menjadi pelaku bullying yang perlu Moms perhatikan.

Permasalahan di rumah

Baca Juga: Anak Soraya Haque Unggah Kebersamaan Bersama Ayahnya, Intip Momen Manisnya!

Penyebab anak menjadi pelaku bullying sangat memungkinkan karena permasalahan yang ada di rumah.

Lingkungan rumah yang tidak sehat dan kurangnya kenyamanan karena ada konflik dengan lingkungan rumahnya atau dengan Moms dan Dads.

Umumnya Si Kecil yang sama sekali tidak memiliki kontrol di rumahnya akan menjadi pelaku bullying di sekolah.

Kontrol di sini bukan berarti ia yang menentukan segala keputusan tetapi kontrol akan dirinya yang didengarkan atau diterima ucapan dan perilakunya.

Si Kecil yang tidak memiliki kepercayaan diri di rumah akan cenderung mendominasi di sekolahnya.

Baca Juga: Nagita Slavina Unggah Foto Raffi Ahmad Tidur Mangap, Warganet Malah Salah Fokus dengan Ekspresi Rafathar dan Bilang Mirip Aktor Korea Ini, Siapa?

Popularitas dan status sosial

Penyabab anak menjadi pelaku bullying lainnya yaitu popularitasnya di sekolah.

Popularitas ini juga berhubungan dengan status sosialnya. Semakin tinggi status sosialnya maka besar kemungkinan ia akan semakin mendominasi teman-temannya.

Baca Juga: #FamilyQuality: Terdengar Sepele, Siapa Sangka Moms Bisa Mengetahui Seperti Apa Lingkungan Sosial Si Kecil hanya Dengan Menonton Televisi Bersama, Ini Penjelasan Pakar!

Hal ini tentunya bukan berarti Moms harus membuat Si Kecil tidak populer di kalangannya atau memiliki status sosial rendah.

Namun, Moms harus mengajarnya Si Kecil berbagi dan menghargai orang lain serta selalu melihat ke bawah agar ia tidak mendominasi teman-temannya.

Tanda atas kelemahannya

Selain karena mendominasi teman bermainnya, melakukan bullying juga bisa menjadi tanda bahwa ia menutupi kelemahannya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak mendominasi justru dikarenakan tidak memiliki kekhawatiran status mereka di lingkungannya.

Sementara anak-anak yang mendominasi dikarenakan adanya rasa khawatir posisinya di lingkungan sosialnya tergeser.

Baca Juga: Ramai Kabar Segera Lepas Masa Duda, Rupanya Sule Sempat Diisukan Selingkuh dengan Pramugari Sebelum Perceraiannya dengan Lina

Bahkan melakukan bullying juga bisa menjadi cara anak-anak menutupi kelemahan mereka di depan teman-temannya.

Tekanan dari teman-temannya

Penyebab anak menjadi pelaku bullying juga bisa dikarenakan Si Kecil mendapatkan tekanan dari teman-temannya.

Kini banyak anak sekolah yang berkelompok berdasarkan tingkat popularitas atau tingkat sosialnya mereka.

Baca Juga: Heboh Siswi SMP di Cibubur yang Bunuh Diri karena Dibully, Orangtua dan Guru Harus Lebih Peka tentang Bahaya Bullying!

Semakin tinggi tingkat sosial atau popularitasnya maka akan semakin tinggi tekanan yang ada di lingkungannya.

Tingginya tekanan dari lingkungannya akan membuat Si Kecil melakukan penekanan yang sama kepada temannya yang dirasa lebih lemah darinya.

Hal itu akan terus terjadi hingga anak yang paling lemah mental dan statusnya di sekolah.

Untuk menghindarinya Moms bisa buat Si Kecil terbuka dengan Moms agar ia tidak merasakan tekanan lingkungan sekolah sendirian.

Kurangnya rasa empati

Tahu tidak Moms bullying bisa menjadi bahan lelucon bagi anak-anak yang rasa empatinya rendah.

Baca Juga: Gejala yang Timbul Jika Si Kecil Memiliki Alergi Terhadap Telur, Moms Wajib Tahu!

Kurangnya rasa empati pada Si Kecil akan membuat mereka tidak mengerti kesedihan yang dirasakan teman yang didominasinya.

Selain itu, Si Kecil juga tidak tau dan tidak ingin tahu apa yang temannya rasakan ketika ia ejek atau tertawai.

Untuk menghindarinya Moms dan Dads harus mengajarkan bagaimana menjaga perasaan orang lain serta hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada teman.

Baca Juga: Rizky Febian Beberkan Isi Pesan Singkat Ayah Tirinya, Teddy Berkilah akan Bagi Warisan Miliaran Lina dengan Syarat Ini, Ada Apa?

 

Kurangnya perhatian

Kurang perhatian di rumah atau sekolah juga bisa menjadi penyebab anak menjadi pelaku bullying.

Pada dasarnya Si Kecil membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang yang lebih tua khususnya Moms dan Dads.

Ketika Si Kecil merasa kasih sayang dan perhatian tersebut tidak ada atau kurang maka akan menimbulkan rasa mengintimidasi orang lain.

Sebenarnya sifat buruk yang dilakukan di sekolah tidak semata-mata mereka memang ingin melakukannya tetapi hanya ingin diperhatikan.

Hal itu karena ketika mereka menjadi pelaku bullying, maka akan "terlihat" di lingkungan dan orang tuanya.

Baca Juga: Jangan Takut! Ternyata Faktor Ini Sebabkan Berat Badan Naik Saat Hamil

Tentunya Moms dan Dads walaupun sibuk bekerja tetap harus memberikan perhatian pada Si Kecil untuk menghindari ia menjadi pelaku bullying.

Stereotip

Stereotip juga menjadi penyebab anak menjadi pelaku bullying karena Si Kecil berada di lingkungan yang dominan.

Bahkan terdapat pemikiran anak-anak bahwa kelompok tertentu pantas diperlakukan berbeda dengan dirinya.

Baca Juga: Betapa Mengerikan Akibat Bullying! Jangan Panik, Berikan Tips Ini Agar Anak Tahu Cara Menghadapinya

 

Umumnya ketika Si Kecil berada di kelompok mayoritas, ia akan membuat perilaku yang berujung pada bullying.

Untuk menghindarinya Moms bisa mengajarnya Si Kecil terkait perbedaan dan penghormatan atas perbedaan yang ada.