Psikolog: Terlalu Memanjakan Anak Membuatnya Rentan Jadi Korban Bullying di Sekolah

By Shinta Dwi Ayu, Minggu, 19 Januari 2020 | 15:02 WIB
Memanjakan anak rentan membuat ia menjadi korban bullying. (Ksandrphoto)

Nakita.id- Saat ini kasus bullying di sekolah memang merupakan masalah yang sangat rentan terjadi.

Bullying bisa saja dilakukan secara verbal, dan juga melalui kekerasan fisik.

Anak yang menjadi korban bullying akan cenderung kurang percaya diri.

Bahkan bullying pun sangat berpengaruh negatif pada kesehatan korban.

Baca Juga: Sebut Dirinya Sebagai Sosok yang Pemaaf, Lucinta Luna Justru Kembali 'Permasalahkan' Cara Keanu Angelo Minta Maaf, Hati dan Mulut Kurang Sinkron?

Karena maraknya korban bullying peran orangtua dalam mendidik anak sangat penting.

Agar Si Kecil tidak menjadi pelaku ataupun korban dari bullying teman-teman sebayanya.

Banyaknya kasus bullying siswa-siswi sekolah yang berujung dengan cacat fisik dan bahkan kematian memang cukup meresahkan para orang tua.

Nah Moms berikut beberapa solusi dari pakar psikolog yang bisa Moms lakukan agar Si Kecil tidak menjadi korban bullying: 

1. Jangan memanjakan Si Kecil

Seorang anak yang terlalu dimanja oleh orangtua nya cenderung menjadi korban bullying.

Biasakan Si Kecil lebih mandiri, jangan biasakan Si Kecil terus dilayanin oleh Moms.

Baca Juga: Heboh Siswi SMP di Cibubur yang Bunuh Diri karena Dibully, Orangtua dan Guru Harus Lebih Peka tentang Bahaya Bullying!

Moms bisa membiasakan Si Kecil mengambil makan atau minum sendiri dengan begitu ia akan lebih mandiri dan tidak tergantung dengan Moms.

Pasalnya, anak yang merasa selalu dimanja dan mendapatkan sesuatu di rumah akan mengalami kesulitan ketika memecahkan masalah saat menghadapi orang lain. 

2. Anak perlu bermain dengan teman-temannya di usia balita

Adib seorang psikolog menjelaskan, Moms dan Dads perlu mengajak anak-anaknya yang masih balita untuk bermain keluar.

Hal itu diperlukan agar sang anak dapat berlatih dalam berinteraksi sosial.

3. Melatih keterampilan kognitif 

Psikolog Anak dan Keluarga itu menuturkan, orangtua harus dapat mengasah seluruh keterampilan anak, termasuk keterampilan berpikir atau kognitif ini.

Menurutnya, keterampilan kognitif seorang anak dapat dilatih dengan mengajaknya bermain puzzle atau lego.

Baca Juga: Berikan Anak-anaknya Wadah untuk Berkarya di YouTube, Indra Bekti Pilih Lakukan Ini Jika Buah Hatinya Kelak Hadapi Bullying Netizen

4. Melatih keterampilan bahasa

Selain melatih keterampilan kognitif, orang tua juga perlu mengasah keterampilan bahasa atau keterampilan berbicara seorang anak.

"Melatih anak ngomong, memiliki kosa katanya banyak," ujar Adib.

5. Melatih keterampilan motorik

Tak hanya itu. Keterampilan motorik juga perlu dilatih ke Si Kecil.

Keterampilan motorik tersebut dapat berupa motorik kasar maupun motorik halus.

6. Melatih keterampilan emosi

Keterampilan emosi juga menjadi hal yang penting dalam mendidik Si Kecil.

Menurut Adib, orangtua perlu melatih keterampilan emosi agar Si Kecil tersebut dapat mengendalikan emosinya.

"Ketika di rumah, bagaimana caranya anak tidak mudah tersinggung ketika dinasihati, tidak mudah marah, tidak mudah memukul," jelas Adib.

Baca Juga: Sonny Septian Murka King Faaz Jadi Korban Bullying karena Polemik 'Ikan Asin', Ini Dampak Buruk Bullying Pada Anak

6. Melatih keterampilan sosial

Bukan itu saja, melatih keterampilan sosial juga tak kalah pentingnya.

Menurut Adib, keterampilan ini dapat dilatih dengan mengajak Si Kecil untuk dapat bekerjasama dengan temannya.

"Misalnya dia punya teman, bisa bekerjasama dengan teman, bisa bermain peran pura-pura menjadi dokter, pura-pura menjadi pasien," kata Adib.

7. Melatih empati

Selanjutnya yaitu melatih anak untuk berempati. Keterampilan ini dapat dilatih dengan mengajarkan Si Kecil berbagi dan membiasakannya mengucap terima kasih hingga meminta maaf saat berbuat salah.