Jangan Lagi Ada Ibu Lebih Mudah Stres Saat Mengurus Anak, Hindari Penyebab Ini!

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 25 Januari 2020 | 08:06 WIB
ilustrasi ibu lebih mudah stres saat mengurus anak ()

Nakita.id - Banyak yang bilang kalau ibu lebih mudah stres saat mengurus anak.

Apakah Moms juga merasakan demikian?

Mengurus anak memang bukan hal yang mudah, terutama lagi bagi mereka yang baru pertama kali memiliki anak.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Ibu Lebih Mudah Stres Saat Mengurus Anak, Ini Tips yang Bisa Buat Stay at Home Moms Happy

Moms pasti merasa kebingungan di awal mengasuh dan bahkan lelah setelah beberapa waktu.

Biasanya bila Moms mengeluh lelah, banyak orang mengatakan bila Moms kurang tidur.

Baca Juga: Moms Harus Tahu! Salah Menyusui Bisa Bikin Si Kecil Sulit Tidur di Malam Hari

Akan tetapi, para ilmuwan dari John Hopkins University di Baltimore, Maryland telah menemukan sebuah fakta baru yang berbeda tentang kelelahan ibu saat mengurus anak.Melansir dari Kompas.com, hasil penelitian tersebut menyebutkan, timbulnya rasa lelah dan mudah marah saat mengurus bayi bukan hanya karena kurang tidur.

Hasil lain menunjukkan berasal dari interupsi yang seringkali terjadi saat mereka sedang tidur.

Pasalnya, bayi di bawah 1 tahun umumnya masih sering terbangun 3-5 kali saat malam. Membuat orang tua mereka mau tak mau juga ikut terjaga.Sebelumya, para ilmuwan telah melakukan penelitian dengan mengamati 62 pria dan wanita yang menghabiskan beberapa malam untuk tidur di kamar laboratorium.

Baca Juga: 7 Tips Untuk Single Dad Agar Tak Salah Mengasuh Anak Meski Tanpa Istri

Mereka dibagi menjadi 3 kelompok.

Kelompok pertama, tidur selama 8 jam tanpa gangguan.

Baca Juga: #WelcomeMyLovelyBaby: Berkat Dukungan Baim, Artika Sari Devi Lebih Percaya Diri Saat Mengurus Anak

Kelompok kedua, tidur 8 jam namun dibangunkan beberapa kali, sehingga total tidur mereka hanya 5 jam.

Dan kelompok ketiga, tidur selama 5 jam tanpa gangguan.Setelah itu, mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang suasana hati mereka; seperti apa saja yang bisa membuat mereka ceria, apa saja yang bisa memicu rasa marah, hingga tingkat lelah yang mereka rasakan setiap hari selama penelitian berlangsung.

Sebagai data tambahan, para ilmuwan juga memasang peralatan untuk memantau pergerakan otak para responden saat mereka tidur.Hasilnya, kelompok pertama mendapatkan manfaat kesehatan fisik dan psikologis yang sangat baik.

Sebaliknya, dua kelompok lainnya merasa sangat buruk sejak malam pertama penelitian.

Baca Juga: Tak Hanya Menginspirasi, Nakita Siap Jawab Semua Kegalauan Moms Seputar Pregnancy dan Parenting Lewat N-spiration

Setelah malam kedua berlalu, kelompok kedua dengan total tidur 5 jam dan sering dibangunkan, merasa kondisinya paling buruk, baik secara fisik maupun psikologis.

Hasil penelitian ini lalu dipublikasikan dalam jurnal Sleep.

Baca Juga: Merasa Kelelahan Jelang Melahirkan? Begini Cara Mengatasinya

Dalam jurnal tersebut dikatakan, setelah melewati beberapa malam, responden dalam kelompok kedua merasa kurang ceria, kurang ramah, kurang empati, dan lebih mudah lelah.Para ilmuwan memperkirakan, hal ini disebabkan karena mereka kurang mendapati 'gelombang lambat' saat tidur, yaitu waktu-waktu di mana otot dan otak memasuki fase paling rileks dalam tidur.

"Ketika tidur Anda sering terganggu sepanjang malam, Anda tidak memiliki kesempatan untuk mencapai titik paling rileks yang merupakan kunci untuk meningkatkan energi dan mood. Ini kerap terjadi pada orangtua baru, para pekerja layanan 24 jam, maupun penderita insomnia.

"Kini Anda dapat membayangkan betapa sulitnya untuk merasa bugar bila tak mampu mendapatkan tidur nyenyak hampir setiap malam," kata penulis utama penelitian Patrick Finan.