Unik Tapi Nyata, Pria Ini Hanya Habiskan 100 Ribu Untuk Makan Selama Setahun, Berani Coba?

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Senin, 9 April 2018 | 19:22 WIB
Daniel Tay asal Singapura memulai gaya hidup freegan ()

  

 Nakita.id - Apa yang Moms dapatkan dengan uang 100 ribu? Di zaman yang serba mahal apalagi hidup di ibukota mungkin hanya cukup untuk sekali makan saja.

Namun, hal itu tampaknya tak berlaku untuk pria satu ini.

Seorang pria asal Singapura, Daniel Tay hanya menghabiskan 8 US Dollar atau setara Rp100 ribu untuk keperluan makannya selama setahun!

Berawal dari 2017 lalu, Daniel adalah seorang 'penyelam sampah' dimana ia mencari barang bekas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk makanan.

BACA JUGA: Intip yuk Moms, 7 Makanan yang Selalu Ada di Dalam Kulkas Ahli Nutrisi

Daniel rupanya juga merupakan penganut freegans, yaitu golongan orang yang merasa prihatin menghabiskan banyak uang demi gaya hidup.

Pria berusia 38 tahun tersebut berpendapat, freegans adalah orang yang menghabiskan sedikit uang dan berupaya mendapat semua secara gratis.

Setiap bulan, Daniel hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan seperti tagihan, investasi, dan hipotek.

Semua berawal ketika pada November 2016, ia bertemu dengan seseorang bernama Colin dalam sebuah acara televisi Honesty Circles.

Saat itu, semua orang membicarakan tentang uang dan Colin mengaku hanya menghabiskan 100 US Dolar dalam sebulan untuk membayar tagihan.

Sementara Daniel yang bekerja sebagai perencana keuangan minimal harus mengeluarkan 1,500 US Dollar untuk biaya hidupnya sebulan di Singapura.

Ternyata, Colin telah menjalani hidup sebagai freegan selama dua tahun dengan belajar dari internet.

BACA JUGA: Sekian Lama Tak Bersua, 2 Bintang Sinema Televisi Populer ini Bertemu, Wajahnya Makin Cantik!

Ia menyelami sampah di toko dan supermarket lalu mengumpulkan makanan yang akan dibuang oleh tetangganya.

Dari sinilah Daniel tertarik mencoba gaya hidup freegans dan memposting gaya hidupmya melalui situs pribadinya freeganinsingapore.wordpress.com.

Semua berjalan mulus, tetangganya dengan senang hati memberinya makanan yang seharusnya mereka buang.

Bahkan, mereka berterimakasih pada Daniel karena menyelamatkan mereka dari pemborosan.

Para tetangga bahkan menaruh langsung makanan yang tidak mereka inginkan di depan pintu rumah Daniel setiap hari.

Tak hanya itu, Daniel merasa hubungannya dengan para tetangganya semakin dekat.

Dia juga mampu mengumpulkan begitu banyak buah dan sayuran yang dapat dimakan hingga lemari es penuh sesak.

Saking banyaknya, Daniel juga membagikan lagi ke para tetangganya yang lain.

Daniel juga tidak mengeluarkan uang untuk kebutuhannya yang lain seperti untuk mandi.

Dia mencari sisa-sisa sabun dan shampo di tempat sampah, selain itu ia juga menemukan tas, sepatu, peralatan rumah tangga, bahkan PlayStation 3 yang masih berfungsi.

Walaupun sempat menimbulkan masalah yaitu banyaknya barang yang tertimbun, hal ini malah membuat komunitas freegan dapat beramal.

Mereka telah menyumbangkan banyak buah dan sayuran ke dapur sup lokal, dan kemudian membuat makanan gratis bagi mereka yang bersedia.

Para donor juga selalu memastikan mereka tahu darimana bahan makanan ini berasal sebelumnya.

"Orang menjadi freegans karena tiga alasan: mereka ingin menghemat uang, menyelamatkan orang lain dan menyelamatkan bumi," katanya.

BACA JUGA: Pelecehan Seksual Rentan Terjadi di Internet, Pedofil Bergentayangan di Dunia Maya

Sementara, motivasi awal Daniel adalah untuk mendapatkan barang gratis dan menghemat uang.

Dengan gaya hidupnya yang baru, Daniel mengambil makna tersendiri.

Ia tak sekadar mencari sesuatu yang murah, bukan juga barang yang gratis agar dirinya tidak perlu bekerja.

Baginya, menyimpan uang memungkinkan dirinya untuk membeli waktu dan kebebasan, yang menurutnya adalah "hal yang paling mahal".

Selain itu, dirinya pun dapat beramal kepada orang lain yang membutuhkan dan mengurangi membuang barang yang sebenarnya masih bisa dipakai. (*)