Nakita.id - Kasus Lucinta Luna yang tertangkap polisi karena narkoba membuat publik kaget.
Setelahnya, kuasa hukum Lucinta Luna menjelaskan alasan sang artis gunakan obat terlarang tersebut.
Katanya, obat yang mengandung psikotropika itu digunakan Lucinta Luna saat sedang depresi.
Dalam sebuah konferensi pers, diperlihatkan pula tayangan saat Lucinta Luna sedang depresi sembari matanya melotot ke atas.
Tak hanya itu, Lucinta Luna juga terdengar menggeram, Moms.
Abash, sebagai kekasih terlihat mencoba menenangkan Lucinta Luna.
Dalam acara 'Rumpi' (14/2/2020), Abash mengungkapkan hal yang mengejutkan soal perangai Lucinta Luna saat depresinya kambuh.
Katanya, Lucinta Luna bisa teriak histeris saat tak kuat melihat nyinyiran warganet.
"Dia tu sering nangis. Misalnya abis syuting lihat Instagram, kadang lihat bully-an, kadang kondisinya lagi drop banget, kecapean, sedih lah, bisa histeris, teriak, udah nggak kuat, mau bunuh diri, 'aku udah nggak tahan bully-an', gitu," ungkap Abash.
Feni Rose selanjutnya bertanya, cacian apa yang membuat Lucinta Luna begitu bersedih.
"Macem-macem, kadang, dia liat tu tiba-tiba dia sedih," jawab Abash.
"Kalau bahas soal orangtuanya?" tanya Feni Rose lagi.
"Oh ya (tentang) itu. Ada pernah yang bicara tentang 'orangtua lo (Lucinta Luna) meninggal karena begini-begini', wah dia (Lucinta Luna) sedih banget tu," jelas Abash.
"Sempet marah, sedih, stres dia denger kaya gitu," tambahnya.
Feni Rose pun penasaran, jika Lucinta Luna sedang sedih, apa yang dilakukannya.
Abash pun bercerita soal bagaimana seramnya saat Lucinta Luna mulai depresi.
"Dia menangis kadang histeris, kadang udah nggak bisa kontrol dirinya sendiri, bisa nyakitin dirinya sendiri, gini (mempraktikkan memukul kepala sendiri) mukul, ah pokoknya serem deh," jawab Abash.
"Ya makannya dia butuh obat untuk menenangkan diri dia," tambahnya.
Abash mengaku pernah mengajak Lucinta Luna ke psikiater.
Lebih lanjut, menurut dokter, Lucinta Luna memang mengalami depresi.
"Dokter psikiater menyatakan bahwa Luna mengalami stres, depresi, dan diberi obat dari psikiater," jelas Abash.