[Reportase] Beda Penyebab Demam, Gejala dan Rasa Sakitnya pun Berbeda

By Fadhila Auliya Widiaputri, Kamis, 12 April 2018 | 15:14 WIB
Demam bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit, juga trauma (RyanKing999)

Nakita.id - Demam bukanlah suatu penyakit melainkan sebuah proses mekanisme tubuh untuk melawan ‘benda-benda’ asing yang masuk ke dalam tubuh.

BACA JUGA: [Reportase] Sering Keliru, Inilah Dosis Obat Demam Tepat Untuk Anak

Adanya ‘benda-benda’ asing ini kemudian membuat sistem pertahanan tubuh meningkatkan suhu tubuh untuk melakukan perlawanan.

Adapun yang dimaksud dengan ‘benda-benda’ asing itu pun bermacam-macam.

Dr. Awaluddin Idris dari Rumah Sakit Yarsi mengatakan bahwa beberapa ‘benda-benda’ asing ini dapat berasal dari beberapa faktor, yakni faktor infeksi dan faktor non-infeksi.

BACA JUGA: Stem Cell Tali Pusat Bayi Untuk Kesehatan dan Kecantikan, Benarkah?

“Faktor infeksi itu sendiri bisa karena virus, bakteri, ataupun parasit.

Kalau dari virus seperti orang awam ketahui salah satunya yaitu demam berdarah, kalau dari bakteri salah satunya yaitu tifus, dan kalau dari parasit yang selama paling banyak dikenal dan biasanya ada di daerah timur itu malaria.

Adapun demam karena faktor non-infeksi juga banyak penyebabnya.

Bisa karena faktor suhu eksternal atau keganasan tumor maupun kanker, Selain itu, bisa pula karena adanya gangguan dari sistem saraf pusat di otak, penyakit autoimun ataupun penyakit bawaan,” jelasnya saat ditemui dibilangan Jakarta Selatan, pada Rabu (4/4) saat diwawancara Nakita.id.

Awal kemudian menjelaskan lebih lanjut masing-masing perbedaan gejala dalam beberapa faktor penyebab terjadinya demam tersebut.

BACA JUGA: Peraturan Unik Dalam Rumah Tangga Indra Birowo Ini Patut Moms Tiru

Salah satu contoh demam yang disebabkan akibat faktor non-infeksi ialah suhu eksternal.

Awal menjelaskan bahwa suhu eksternal di pagi hari dan siang hari yang terlalu panas dapat membuat seseorang mengalami demam pada malam hari.

Rasa lelah, dehirasi, dan rasa cemas pun bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Ada yang khas dari demam yang disebabkan akibat faktor non-infeksi.

“Demam non-infeksi biasanya jarang ditandai dengan gejala pengikutnya. Hal ini akan berbeda dengan demam yang disebabkan akibat faktor infeksi,” ujar Awal,

BACA JUGA: Duh, Kebiasaan Mencuci Botol Anak Seperti Ini Justru Dapat Sebabkan Kanker

Ia menjelaskan bahwa demam yang disebabkan akibat virus, bakteri, dan parasit memiliki suatu kekhasan yang khusus, dimana demam biasanya ditandai pula dengan gejala pengikutnya.

Misalnya seperti sakit kepala, mengigil, keringat dingin, tensi rendah.

Selain itu, demam yang disebabkan akibat virus, bakteri, dan parasit juga memiliki pola demamnya masing-masing.

Misalnya untuk demam yang disebabkan virus.

“Khas sekali jika demam akibat virus. Memilki pola demam yang langsung signifikan berangsur naik,” ujar Awal.

Pola ini berbeda dengan demam yang disebabkan akibat bakteri, karena pola demam yang dihasilkan justru berangsung lama, dan tidak langsung tinggi seperti demam yang disebabkan akibat virus.

“Contohnya seperti demam ketika tifus. Biasanya orang yang didiagnosa tifus itu jika demamnya sudah berlangsung 4-5 hari. Pola ini berangsur perlahan-lahan dan kerap disebut pula dengan pola ular tangga. Jadi pagi dia mungkin tidak demam, tapi demam meningkat di sore atau malam hari,” jelasnya.

Awal menjelaskan jika demam yang disebabkan karena virus suhu demamnya bisa berlangsung terus menerus.

Adapun demam yang disebabkan karena bakteri suhu demamnya bisa naik turun.“Meskipun memang tidak sampai ke suhu normal turunnya,” tambahnya.

BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O

Pola demam yang disebabkan akibar virus dan bakteri sangat berbeda dengan pola demam yang disebabkan akibat parasit.

Menurut Awal, demam yang disebabkan akibat parasit dapat dianggap cukup serius, karena suhu demam dapat naik turun ke suhu normal.

“Saya bilang pola demamnya cukup serius karena dia tidak terlalu teramati. Karena pola demam yang disebabkan akibat parasit istilahnya intermiten. Dimana suhu demamnya dapat naik turun bahkan hingga ke suhu normal. Jadi seperti sehat, tapi setelah itu dia demam lagi,” ujarnya.

Oleh karena itu, Awal mengatakan bahwa demam yang disebabkan akibat faktor infeksi seperti virus, bakteri, maupun parasit lebih bahaya dibandingkan demam yang disebabkan akibat faktor non-infeksi.

Sebab demam yang disebabkan akibat faktor infeksi dapat langsung menimbulkan suatu proses yang awalnya akut menjadi kronis.

BACA JUGA: Beberapa Fakta Menarik Tentang Bayi Yang Lahir di Bulan April Menurut Riset