Masyarakat Indonesia Kelewat Panik, Peneliti Ini Ungkap Penyakit yang Diam-diam Sebenarnya Jauh Lebih ‘Ganas’ Dibandingkan Virus Corona

By Ratnaningtyas Winahyu, Sabtu, 14 Maret 2020 | 09:00 WIB
Penyakit TBC lebih berbahaya dibandingkan virus corona (Freepik.com)

Nakita.id – Beberapa bulan belakangan ini, virus corona tengah menjadi momok dunia.

Bagaimana tidak, korban yang terinfeksi virus ini sudah hampir mencapai 150 ribu orang di 128 negara.

Terlebih lagi, jumlah kasus yang terjadi di Indonesia juga semakin banyak.

Baca Juga: Tak Hanya Menginspirasi, Nakita Siap Jawab Semua Kegalauan Moms Seputar Pregnancy dan Parenting Lewat N-spiration

Mengutip dari Kontan, terdapat tambahan 35 kasus infeksi corona di Indonesia, sehingga totalnya menjadi 69 kasus.

Tak heran, bila akhirnya banyak masyarakat yang panik dan langsung memborong sembako, masker, hingga pencuci tangan antiseptik.

Menanggapi soal virus corona, seorang ahli virus atau virologist, Mohammad Indro Cahyono, pun mengungkap sebuah fakta menarik.

Baca Juga: Tak Ingin Penyebaran Virus Corona Semakin Luas, 23 Tempat Wisata di Jakarta Ini Ditutup Selama 2 Minggu

Mengutip dari Tribunnews.com, Indro mengatakan bahwa sebenarnya penyakit TB atau TBC jauh lebih berbahaya dibandingkan Covid-19.

Sebab, penyakit TB atau TBC membutuhkan waktu pengobatan yang jauh lebih lama.

Baca Juga: Virus Corona Dapat Hidup di Ponsel, Begini Cara Membersihkan Gadget yang Benar!

“Kalau menurut saya, TB atau TBC justru jauh lebih berbahaya dibandingkan Covid-19. TB itu pengobatannya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Sementara Covid-19 bisa sembuh dengan antibodi selama 14 hari. Tapi, karena social media, yang bikin seolah-olah Covid-19 ini menakutkan, padahal lebih bahaya TB,” ungkap Indro.

Indro pun menjelaskan bahwa salah satu penyembuhan Covid-19 adalah dengan antibodi.

Baca Juga: Virus Corona Semakin Menyebar, Ruben Onsu Bagikan Tips Mencegahnya 'Rajin-rajin Cuci Tangan'

Tak heran bila banyak kasus kematian yang menyerang usia di atas 70 tahun.

Sebab, antibodi pada usia di atas 70 tahun sudah tidak lagi bekerja maksimal.

“Mereka yang usianya di atas 70 tahun, antibody-nya sudah tidak bekerja dengan maksimal, itu kenapa akhirnya dari ribuan pasien yang meninggal kebanyakan berasal dari usia 70 tahun ke atas.

Tapi, bukan berarti tidak bisa disembuhkan, bisa saja. Karena kan pasien usia 70 tahun ini tidak semuanya meninggal setelah terkena virus corona, masih banyak kok yang bisa sembuh,” ujar Indro.

Baca Juga: Dianggap Praktis Hingga Menjadi Langka, Hand Sanitizer Justru Tidak Cukup Ampuh Cegah Virus Corona, Ini Penjelasan WHO

Sayangnya, Indro melihat masih banyak orang yang kelewat panik dan hanya fokus pada penderita yang meninggal saja.

“Masalahnya orang cenderung lebih tertarik buat melihat efek dua persen (jumlah keseluruhan penderita meninggal) dibanding 97 persen (mereka yang selamat dan sembuh setelah terjangkit virus corona),” pungkas Indro.

Baca Juga: Kerjaannya Bertemu Banyak Orang, Sopir Taksi Ini Rela Lakukan Hal Ini Untuk Cegah Penularan Corona, Warganet: 'Mesti Dicontoh'