Peringati Hari Down Syndrome Sedunia, Tepis Mitos tentang Penyandang Down Syndrome dengan Ketahui Fakta-fakta Ini

By Gabriela Stefani, Sabtu, 21 Maret 2020 | 12:45 WIB
Peringati Hari Down Syndrome Sedunia, ketahui fakta-fakta penyandangnya (freepik)

Nakita.id - Tanggal 21 Maret ditetapkan sebagai Hari Down Syndrom Sedunia.

Down syndrom sendiri terjadi ketika seseorang alami trisomi 21 atau terjadinya kelainan pada kromoson 21.

Baca Juga: Ingin Cegah Virus Penyakit? Yuk, Cek 5 Produk Pilihan di Tokopedia

Sebuah studi milik Dr. John Langdon Down memaparkan ciri-ciri anak yang alami down syndrome.

Anak-anak yang idap down syndrome akan memiliki badan yang relatif pendek, hidung datar seperti keturunan Mongoloid, dan kepala mengecil.

Baca Juga: Ingin Nyaman Bersantai di Rumah, Simak Tips ala Tokopedia Ini!

Namun, perbedaan tersebut kerap membuat penderita down syndrome dikucilkan karena mitos yang beredar di masyarakat.

Agar penyandang down syndrome tetap mendapatkan tempat di tengah masyarakat, Moms perlu tahu mitos dan faktanya berikut ini:

Baca Juga: Hidup Bersih Bebas Penyakit, Lebih Praktis Bersama Tokopedia

1. Down syndrome merupakan penyakit langka

Perlu Moms tahu bahwa down syndrome bukanlah penyakit langka, melainkan cukup sering terjadi.

Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 691 bayi yang lahir dapat menjadi penyandang down syndrome.

Sementara di Indonesia sendiri, 1 dari 1.000 bayi yang lahir dapat menjadi penyandang down syndrome.

Baca Juga: Tak Tanggung-tanggung! Atta Halilintar Donasikan Penghasilan Youtubenya Demi Bantu Penanganan Covid-19

2. Anak penderita down syndrome hanya bisa masuk ke sekolah khusus

Meskipun terlihat berbeda dengan anak pada umumnya, penyandang down syndrome nyatanya tidak selalu diharuskan masuk sekolah khusus.

Pasalnya, penyandang down syndrome tak hanya memiliki tampilan fisik yang berbeda tetapi juga kemampuan intelektual yang juga berbeda dengan anak pada umumnya.

Bahkan tak jarang ditemukan anak penyandang down syndrome memiliki daya tangkap yang lebih cepat dibandingkan anak lainnya.

Baca Juga: Dari Amplop Kosong Sampai Hanya Dibayar Nasi Kotak, Empat Pedangdut Ini Sekarang Sukses Raup Pundi-pundi Rupiah hingga Ratusan Juta dari Hasil Sekali Manggung

3. Anak kecil dan orang dewasa pengidap down syndrome memiliki perilaku yang sama

Perlu diklarifikasi dikarenakan penyandang down syndrome akan tetap tumbuh dan berkembang.

Hal ini membuat orang dewasa yang menyandang down syndrome tidak seharusnya diperlakukan seperti anak kecil. 

Namun, perkembangan kemampuan berbicara anak down syndrome lebih lambat sehingga dibutuhkan cara lain untuk berkomunikasi dengan mereka.

Baca Juga: Aktor Detri Warmanto Dinyatakan Positif Corona, Begini Rangkaian Tes yang Dijalani Menantu Menteri Tjahjo Kumolo Ini

Keterlambatan tersebut terjadi karena kemampuan motorik dan saraf untuk berbicara tidak berkembang dengan sempurna.

4. Anak pengidap penyakit down syndrome sering terkena penyakit

Pada dasarnya penyandang down syndrome memiliki kondisi kesehatan lebih rentan seperti masalah pendengaran, pernapasan, dan kelainan fungsi jantung.

Namun, harapan hidup bagi penyandang down syndrome bisa sama seperti orang biasa asalkan diberikan perlakukan layaknya orang pada umumnya.

Baca Juga: Disebut Sebagai Orang yang Rentan Terserang Covid-19, Begini Cara Tepat Lindungi Lansia dari Virus Corona

Di samping itu penyandang down syndrome juga kerap dianggap miliki kemampuan kognitif yang rendah.

Kenyataannya tak sedikit penyandang down syndrome yang berprestasi hingga miliki kemampuan di atas rata-rata.

5. Down Syndrome tidak bisa memiliki keturunan

Tingkat kesuburan penyandang down syndrome tergolong rendah sehingga sulit mendapatkan keturunan.

Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan penyandang down syndrome untuk memiliki anak.

Baca Juga: Bukti Ada Kesempatan Sembuh dari Covid-19! Begini Cerita Pasien yang Berhasil Lawan Virus Corona, Ahli Bocorkan Salah Satu Rahasianya

Faktanya, pria dan wanita dengan Down Syndrome cenderung memiliki tingkat kesuburan yang kurang. Meski sulit, namun mereka tetap bisa memiliki anak.

Jangan biarkan informasi yang tidak pasti tentang pengidap down syndrome memengaruhi pikiran dan prilaku kita.

Seseorang pengidap down syndrome bukanlah sebuah aib maupun berbahaya.

Mereka juga manusia biasa yang membutuhkan kasih sayang, kehidupan sosial, serta hak dan kemampuan untuk berperilaku seperti orang lain pada umumnya.

Baca Juga: Semakin Tekankan Pentingnya #Dirumahaja, Anies sebut 1 dari 25 Tenaga Medis di Jakarta yang Positif Corona Meninggal Dunia