Agar Anak Sukses, Begini Cara Tumbuhkan Self-Esteem Sejak Dini

By Nia Lara Sari, Sabtu, 21 April 2018 | 18:38 WIB
Memupuk bakat anak ()

Nakita.id -Kesuksesan seorang anak merupakan harapan setiap orangtua.

Oleh karenanya, semua hal akan diupayakan oleh orangtua untuk membantu anak-anaknya sukses.

Nah, sekarang bagaimana peran orangtua untuk membantu anak agar sukses?

Psikolog klinis, Ratih Ibrahim, dalam acara diskusi bertajuk "Raise our Voice: Empowering Women through All Areas", di Kinokuniya, Plaza Senayan (21/4), mengungkapkan salah satu kiatnya.

BACA JUGA: Riset : Ingin Anak Sukses? Minta Ia untuk Melakukan Pekerjaan ini

Salah satu kiatnya adalah dengan membantu anak memiliki self-esteem atau harga diri yang baik.

Harga diri mencerminkan evaluasi emosional subyektif individu secara keseluruhan, dari nilai dirinya sendiri.

Ini adalah keputusan yang dibuat oleh individu sebagai sikap terhadap diri sendiri.

Harga diri mencakup keyakinan tentang diri sendiri, (misalnya, "Saya kompeten", "Saya layak").

Selain itu harga diri menunjukan keadaan emosional, seperti keputusasaan, kebanggaan, dan rasa malu.

BACA JUGA: Pernah Bermimpi Sedang Hamil? Menurut Analis Mimpi, Ini Artinya!

Smith dan Mackie (2007), mendefinisikan harga diri adalah evaluasi positif atau negatif terhadap diri sendiri.

Dengan harga diri yang baik seseorang akan lebih memmiliki keberanian untuk melakukan sesuatu, membuat perubahan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, untuk membuat anak menjadi sukses, penting untuk menumbuhkan harga diri yang baik pada anak.

Pada kesempatan yang sama, Taty Apriliana, yaitu penggiat perempuan anti korupsi Indonesia, menyampaikan kiat-kiatnya dalam menumbuhkan self-esteem pada anak-anaknya.

Taty menyampaikan bahwa untuk menumbuhkan self-esteem pada anak sejak dini adalah dengan membiarkan anak membuat keputusannya sendiri.

BACA JUGA: Memperingati Hari Kartini, Perempuan Harus Berpendidikan dan Berani Bicara

Misal mengenai pemilihan baju, pemilihan menu makanan di restoran dan lain sebagainya.

"Biarkan anak menentukan pilihannya sendiri, misalnya buat matching-in baju dan pilih menu makanan di resto, jangan semuanya orangtua yang melakukan" ungkap Taty.

Tati juga mengatakan, orangtua sebaiknya berperan dalam memaparkan informasi dan memberi usul, bukan sebagai pengambil keputusan.

Selain itu orangtua juga harus menyampaikan konsekuensi akan pilhan anaktersebut.