Kabar Gembira, Pakar Virus Kondang Moh Indro Cahyono Sebut Covid-19 Tak Melulu Sebabkan Kematian hingga Bocorkan Kelemahannya

By Yosa Shinta Dewi, Jumat, 3 April 2020 | 11:10 WIB
Ahli virus Moh. Indro Cahyono (Kolase Kompas.com & YouTube/ The Hermansyah A6)

Nakita.id - Pada Kamis (2/4/2020) tercatat ada 1.790 pasien terinfeksi corona di Indonesia.

Tak hanya itu, dikabarkan pula kalau 170 pasien Covid-19 meninggal dunia.

Lebih lanjut, tercatat sebanyak 112 pasien dinyatakan sembuh total.

Baca Juga: Seantero Negeri Dibuat Kocar-kacir, Paranormal Kondang Ini Beberkan Jumlah Pasien Positif Corona yang Akan Melonjak di Bulan April, Berapa?

Sampai saat ini, masih banyak yang beranggapan kalau virus corona (Covid-19) adalah virus mematikan.

Namun, benarkan anggapan tersebut?

Moh Indro Cahyono, ahli virologi kondang itu menjawab kegelisahan publik.

Baca Juga: Rasa Murkanya Sampai di Ubun-ubun, Wirang Birawa Tak Terima Diolok Stres Gegara Firasatnya Soal Wabah Corona: 'Miris...'

Mulanya, ahli virologi, Moh Indro Cahyono menjelaskan mengenai sifat virus corona.

"Okay, kalau kita mau bicara mengenai virus ini, kita harus tahu kelemahan dan kelebihannya," kata ahli virologi, Moh Indro Cahyono dikutip dari kanal YouTube 'Official iNews' (29/3/2020).

"Jadi, kelemahannya adalah virus ini sangat mudah dihancurkan oleh pelarut lemak.

"Termasuk sabun, termasuk semua peralatan rumah tangga bisa dipakai untuk menghancurkan virusnya," kata Moh Indro Cahyono.

Lebih lanjut, ahli virologi itu pun menjelaskan mengenai kelebihan dari corona.

Baca Juga: Sembuh Total Tanpa Obat! Salah Satu Pasien Positif Corona Asal Jawa Timur Beberkan Hal Sederhana yang Ia Lakukan Saat Diisolasi di Rumah Sakit

"Sementara kelebihannya, virus ini sangat mudah menyebar dan menular antar manusia," jelas Moh Indro Cahyono.

"Tapi permasalahannya adalah jika virus ini menular dari manusia ke manusia lain, belum tentu menimbulkan kematian," beber ahli virologi tersebut.

Tegas, Moh Indro Cahyono mengungkapkan kalau Covid-19 tak melulu lekat dengan kematian.

Baca Juga: Ibunya Terjerat Kasus Hukum dan Ayahnya Meninggal Dunia, Begini Potret Terkini Putra Adjie Massaid dan Angelina Sondakh yang Jarang Muncul di Layar Kaca

"Covid-19 tidak berhubungan dengan kematian," sambungnya.

Bicara soal angka kematian pasien positif corona, Moh Indro Cahyono pun buka suara.

"Okay, sekarang kita melihat dari sebaran virus, kita melihat dari sifat alami virus.

"Pada saat virus ini menyebar, tidak ada satupun manusia yang bisa menghentikannya berarti apa potensi kita sebagai manusia di seluruh bumi kita punya kesempatan yang sama terinfeksi virus ini," jelas pakar virus itu.

Pakar virus itu juga bicara soal fakta lapangan yang ia temui mengenai kesembuhan pasien Covid-19.

Baca Juga: Singgung Ada Perempuan Lain di Rumah Tangga Mereka, Ashanty Akui Pernah Blokir Nomor Anang Hermansyah, Ada Apa?

"Nah, kita harus melihat ke fakta, sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh kemudian selamat.

"Nah, kita harus melihat juga mengenai data-data, semakin tinggi korban meninggal, itu juga diikuti dengan semakin tingginya manusia yang terpapar.

"Itu nanti bisa dilihat sebenarnya yang meninggal sebagian besar berada di dalam risiko tinggi, berarti apa, berarti misalnya orang yang punya masalah memroduksi antibodi dari dalam tubuhnya sendiri," jelas Moh Indro Cahyono.

"Bisa jadi karena usia, bisa jadi karena komplikasi penyakit karena gangguan pernapasan bawaan.

"Sementara buat manusia yang normal yang mampu mengeluarkan antibodinya akan mengalami kesembuhan, meski akan jadi positif (Covid-19)," sambungnya.

Dijelaskan pula kalau status pasien positif corona bisa berubah.

"Jadi status positif Covid-19 itu tidak tetap," tukas ahli virologi sekaligus dokter hewan tersebut.

Ia juga menjelaskan, kalau status tersebut bisa berubah selama dua minggu usai dinyatakan positif Covid-19.

"Akan bisa jadi negatif, itu terjadi di pasien nomor 1, nomor 2, nomor 3, sudah ada buktinya, dan pasien nomor 12 di Bandung," jelasnya.

Baca Juga: Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Efek Samping Jahe Ternyata Berbahaya Bagi Orang dalam 7 Kondisi Ini

"Dan itu terjadi hampir 97 persen pasien yang terinfeksi positif," tukas Moh Indro Cahyono.