Tak hanya itu saja, banyak warganet yang mengaku kalau mendengar suara dentuman yang disinyalir bersumber dari letusan Gunung Anak Krakatau.
Namun, apakah benar suara dentuman tersebut berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau?
Melalui press release, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa suara dentuman itu tidak berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
"Pengamatan visual: selama Januari 2020 terjadi empat kali erupsi pada tanggal 1,7 dan 15; menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas puncak.
"Pada tanggal 6 hingga 11 Februari 2020 terjadi rangkaian erupsi menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu tebal dengan ketinggian maksimum 1000 m dari atas puncak.
"Selama Maret 2020 erupsi terjadi dua kali erupsi pada tanggal 18 Maret 2020, menghasilkan kolom erupsi berwarna putih kelabu setinggi kl. 300 m dari atas puncak.
"Saat tidak terjadi erupsi, teramati hembusan asap berwarna putih tipis dengan tinggi maksimum 150 m dari atas puncak. Pada tanggal 10 April 2020, terjadi dua kali erupsi, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu tebal setinggi kl. 500 m dari atas puncak, diikuti dengan erupsi menerus tipe strombolian.