Siap Cabut Status Lockdown di Pertengahan Mei Bawa Kabar Bahagia Bagi Perancis, Ini Sederet Strategi yang Diambil Hadapi Corona

By Ela Aprilia Putriningtyas, Rabu, 15 April 2020 | 05:30 WIB
Ilustrasi virus corona. (Freepik.com)

Nakita.id - Di pertengahan Mei, Perancis tengah bersiap untuk keluar dari fase penguncian wilayah atau lockdown secara perlahan.

Emmanuel Macron, Presiden Perancis telah mengumumkan bahwa fase lockdown akan diperpanjang sampai 11 Mei.

Tetapi Macron juga menambahkan jika tindakan pembatasan akan mulai berkurang setelahnya.

Baca Juga: Praktis dan Kekinian, Stroller ABC Design Bikin Jalan-jalan Bareng Si Kecil Makin Seru!

Baca Juga: Tak Hanya Menjadi Bumbu Dapur, Ternyata Manfaat Air Rebusan Serai Untuk Cegah Kanker Dibuktikan Oleh 3 Mahasiswa Asal Bogor, Begini Hasilnya

Melansir Politico (14/4/2020) Presiden Perancis tersebut menunjukkan lebih banyak kerendahan hati dalam pidatonya pada hari Senin (13/4/2020).

Macron mengakui bahwa dirinya belum memiliki semua solusi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dia juga mengakui bahwa pihak berwenang belum menangani masalah-masalah penting seperti masker dan alat pelindung diri sebagaimana mestinya.

"Apakah kita siap menghadapi krisis ini? Sayangnya, tidak," kata Macron.

Berikut adalah empat hal penting yang perlu diketahui ketika Paris menetapkan rencananya untuk melonggarkan pembatasan pada 11 Mei.

1. Apa yang akan dibuka terlebih dahulu

Taman kanak-kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah akan dibuka kembali secara bertahap pada 11 Mei.

Tetapi, Macron tidak merinci bagaimana pihak berwenang bermaksud untuk memastikan pembatasan jarak fisik tetap dipatuhi mengingat setiap kelas rata-rata memiliki 30 siswa.

Sekolah adalah ruang publik pertama yang ditutup oleh negara pada 12 Maret, karena kekhawatiran bahwa anak-anak rentan menjadi penyebar virus.

Baca Juga: Dituding Tak Laku Lagi Main Sinetron, Baim Wong Klarifikasi Alasan Lebih Memilih YouTube daripada Syuting

Namun kelonggaran ini tidak berlaku bagi Universitas yang tidak akan dapat mengadakan kelas secara langsung sampai paling tidak musim panas.

"Pada 11 Mei, sebagian besar pekerja akan kembali bekerja untuk menghidupkan kembali industri kami, sektor ritel dan berbagai layanan," kata Macron.

Dirinya juga menambahkan bahwa aturan harus dibuat antara otoritas dan serikat pekerja, untuk memastikan ketersediaan sanitasi yang layak di tempat kerja.

2. Tidak semua dibuka

Bagi lansia, difabel dan mereka yang memiliki kondisi kronis harus tetap berada di rumah karena mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap penyakit.

"Kami akan, pada tanggal 11 Mei, berusaha membuat waktu ini lebih dapat diterima untukmu.

Tetapi kamu harus berusaha menghormatinya untuk melindungi dirimu sendiri," kata Macron.

Kafe, restoran, bar, bioskop dan teater, ruang konser dan museum juga akan tetap ditutup.

"Festival dan acara dengan kerumunan besar tidak akan diadakan sampai setidaknya pertengahan Juli.

Situasi ini akan dievaluasi secara kolektif pada pertengahan Mei," kata Macron.

Baca Juga: Disebut Pengganti Olga Syahputra, Nikita Mirzani Kedapatan Sentil Perlakuan Billy pada Dirinya Sampai Hubungan Cintanya Dibongkar, Nyai: 'Gue Tonjok Loe'

Beberapa negara tetangga Perancis juga sudah mulai melunakkan pembatasan, termasuk Spanyol dan Italia minggu ini, memicu debat publik tentang apakah langkah tersebut terlalu dini.

Negara-negara lain, seperti China, juga telah menghentikan tindakan lockdown.

"Sampai pemberitahuan lebih lanjut, perbatasan kita dengan negara-negara non-Eropa akan tetap ditutup," kata Macron.

3. Pengujian, masker, pelacakan dan vaksin

Macron mengatakan, masyarakat harus berubah untuk berhasil merespons pandemi, yang akan melibatkan pengujian sebagian besar populasi, penggunaan masker yang lebih luas, kemungkinan pelacakan elektronik dan, pada akhirnya, vaksin.

Macron mengumumkan bahwa Perancis akan memiliki kapasitas untuk menguji semua orang dengan gejala virus corona pada 11 Mei.

Meski demikian, pemerintah tidak akan menguji setiap orang Perancis.

Baca Juga: Perokok Disebut Memiliki Risiko Tinggi Terhadap Virus Corona, Asap Rokoknya Juga Bisa Tularkan Covid-19

"Orang yang dites positif terkena virus akan dikarantina," kata Macron, tanpa memberikan rincian logistik.

Sebelumnya, prioritas pengujian akan diberikan kepada lansia, tenaga medis, dan mereka yang dianggap rentan.

Selain itu, pada 11 Mei, pemerintah pusat berkoordinasi dengan Wali Kota setempat akan memastikan masker tersedia untuk setiap warga negara.

"Penggunaan masker pada transportasi umum dan dalam situasi lain juga diatur secara sistematis," kata Macron.

Pihak berwenang juga akan mempelajari kemungkinan penggunaan aplikasi pelacakan, dan sedang dikerjakan bersama beberapa mitra Eropa Perancis secara anonim.

Dia juga ingin parlemen Perancis untuk mendiskusikan penggunaan aplikasi pelacakan yang telah menimbulkan kontroversi terkait masalah privasi individu ini.

Dia juga menyebut inisiatif yang akan dilakukan untuk menemukan vaksin virus corona.

"Negara kami akan berinvestasi lebih besar lagi dalam penelitian, dan saya akan mengumumkan dalam beberapa hari mendatang sebuah inisiatif dengan sejumlah mitra kami untuk mempercepat upaya saat ini," kata dia.

4. Lebih mandiri

Di sisi lain, Perancis juga dihadapkan terhadap sejumlah kritik.

Di antaranya ketergantungan terhadap pasokan masker, komponen pengujian dan peralatan medis penting lainnya dari China secara tidak langsung membuat respons pemerintah terhadap pandemi menjadi lebih lambat.

Macron sekali lagi menggarisbawahi perlunya otonomi strategis Perancis dan Eropa di berbagai sektor.

Artikel ini telah tayang di Kompas.ocom, dengan judul: Akhiri Lockdown pada 11 Mei, Ini 4 Strategi Perancis Hadapi Virus Corona