Kenali Gangguan Kehamilan Mual dan Muntah dan Cara Mencegahnya

By Yoan A.D. Nayoan, Rabu, 16 Mei 2018 | 20:00 WIB
Mual dan muntah wajar terjadi saat hamil. Tapi moms perlu waspada bila mual dan muntah terjadi berlebihan (Pexels/Daria Shevtsova)

Nakita.id - Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) sebenarnya merupakan gejala wajar yang sering dialami wanita di awal kehamilannya atau trimester pertama, kurang lebih selama 10 minggu.

Kalau dulu dokter akan langsung memberikan obat antimual, kini tidak lagi.

Mual muntah yang masih wajar bisa diatasi dengan istirahat, minum jahe hangat dan coba dinikmati saja momen yang tak terlupakan itu.

Biasanya gejala ini akan berkurang dengan sendirinya.

Menjadi tidak wajar bila mual muntah itu berlebihan.

BACA JUGA : Jangan Mengeluh Bila Mual Muntah Kala Hamil! Ini Manfaatnya yang Ibu Tak Tahu

Hiperemesis Gravidarum (HG) bila dibiarkan bisa menyebabkan dehidrasi, selain cadangan lemak dan karbohidrat habis terpakai untuk keperluan energi.

Yang terburuk adalah terjadinya robekan selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma Ma I lory-Weiss) bahkan dapat merenggut nyawa.

Secara umum HG dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni:

Tingkatan I: Muntah terus menerus sehingga ibu terlihat lemah, kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, nadi meningkat 100/menit, tekanan darah menurun, lidah mengering dan mata menjadi cekung.

Gejala ini sekaligus untuk membedakan mual muntah yang masih dianggap wajar.

Tingkatan II: Ibu terlihat lebih lemah lagi karena muntah masih terus terjadi, tensi turun, suhu tubuh kadang naik dan turun.