Awas Bahaya! Moms, Yuk Kenali dan Tangani Preeklamsia

By Yoan A.D. Nayoan, Rabu, 16 Mei 2018 | 19:30 WIB
Kenali preeklamsia pada trisemester ketiga (pexels/Kat Jayne)

Nakita.id - Moms, Yuk Kenali dan Tangani Preeklamsia

Preeklamsia adalah penyakit keracunan kehamilan setelah kehamilan berusia 20 minggu.

Preeklamsia umumnya muncul di trimester ketiga.

Beberapa hal diduga menjadi penyebabnya di antaranya: kehamilan ganda, hidramnion (kembar air), hipertensi, semakin tua usia kehamilan dan sebagainya.

Moms, Preeklamsia bisa menyebabkan keguguran, bayi berat lahir rendah, namun preeklamsia ringan jarang mengakibatkan kematian ibu.

Nah, bila ibu hamil menunjukkan gejala sebagai berikut, segera ke dokter untuk mendapatkan kepastian apakah telah terjadi preeklamsia atau karena sebab yang lainnya.

BACA JUGA: Sering Diabaikan, Inilah Gejala Kanker Tiroid Serta Faktanya!

1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih (harus naik 30 mmHg atau lebih atas tekanan yang biasanya), tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih (harus naik 15 mmHg atau lebih atas tekanan yang biasanya).

Pemeriksaan tekanan darah ini minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

2. Proteinuria

Proteinuria adalah protein dalam urine dengan konsentrasi melebihi 0,3 g/liter yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.

3. Edema

Edema adalah pembengkakan pada kaki, jari tangan atau muka sebagai akibat penimbunan cairan.

Bisa juga terlihat adanya kenaikan berat badan 1 kg seminggu selama beberapa kali.

BACA JUGA: Cuma 20 Menit Olahraga Ini, Lemak di Lengan dan Punggung Bisa Lenyap!

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

Supaya tidak terjadi preeklamsia, ibu hamil harus mengatur pola makannya dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, rendah karbohidrat, dan rendah garam.

Dengan begitu, berat badan tidak bertambah secara berlebihan dan preeklamsia bisa dihindari.

Selain itu dengan semakin tuanya usia kehamilan sebaiknya ibu hamil juga mendapat istirahat yang cukup.

Tidak berarti harus berbaring di tempat tidur, tapi setidaknya jangan lagi melakukan aktivitas fisik yang berat.

Namun bila telah terjadi preeklamsia, dokter akan melakukan penanganan yang bertujuan mencegah terjadinya preeklamsia berat bahkan eklamsia, menyelamatkan nyawa janin, melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

Pada preeklamsia ringan, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk istirahat.

Dengan beristirahat akan mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar sehingga tekanan darah akan turun dan edema berkurang.

Pada kasus yang berat ibu hamil harus dirawat di rumah sakit untuk mencegah timbulnya kejang dan dokter akan memberikan obat serta tindakan yang dianggap periu.

BACA JUGA : Manfaat Mangga untuk Ibu Hamil, Mulai Atasi Mual Muntah Hingga Cegah Keracunan Kehamilan