Hati-hati, Demam Usai Melahirkan

By Ipoel , Rabu, 25 Mei 2016 | 02:36 WIB
Hati-hati, Demam Usai Melahirkan (Ipoel )

Tabloid-Nakita.com - Usai melahirkan, sebagian Mama ada yang mengalami demam. Suhu demamnya tidak kelewat tinggi, berkisar antara 37-37,5 C. Setelah 12 jam pertama, biasanya suhu tubuh Mama kembali normal. Demam usai melahirkan ini dapat dikategorikan normal. Meski begitu, Mama perlu waspada bila demam itu tak kunjung turun, bahkan hingga 48 jam. Apalagi bila suhunya naik lebih dari 38 C. Bila ini terjadi, ada dugaan Mama mengalami infeksi nifas usai melahirkan atau  puerperalis infection. Kondisi itu terjadi karena masuknya kuman ke dalam tubuh Mama, kemudian tubuh mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh untuk membunuh kuman itu dengan menaikkan suhu tubuh. 

Baca juga: Mama perlu baca! Ini bahaya hubungan seks usai melahirkan

          Nah, infeksi penyebab demam pada masa nifas (usai melahirkan) dapat timbul apabila:

Inilah salah satu penyebab demam usai melahirkan. Masuknya kuman dapat melalui sarung tangan ataupun alat-alat medis yang digunakan oleh tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan. Namun, hal itu hanya dapat terjadi bila peralatan medis tidak melalui proses sterilisasi yang tepat. Umumnya, rumah sakit membersihkan alat-alat medis dengan autoklaf, yakni alat pemanas yang menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi untuk membunuh sel resisten yang diproduksi oleh bakteri. Persalinan sesar yang menggunakan banyak alat lebih rentan terhadap infeksi ketimbang persalinan normal. Perbandingan risiko infeksi pada operasi sesar dan persalinan normal adalah tiga berbanding satu. Itulah mengapa, untuk mencegah timbulnya infeksi, setiap Mama yang menjalani operasi sesar akan diberikan antibiotik.

Baca juga: Langsing Usai Melahirkan Tanpa Olahraga dan Diet Ketat

Akibatnya, kuman dapat naik hingga ke dalam kandungan. Oleh karena itu, antibiotik juga diberikan pada Mama  yang menjalani penjahitan ini.

Beberapa menit setelah bayi lahir, umumnya plasenta akan segera menyusul keluar. Namun, jika rahim tidak berkontraksi dengan baik, maka proses pelepasan plasenta tidak dapat berjalan dengan sempurna sehingga ada sisa-sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam rahim. Sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim selama lebih dari 30 menit disebut retensio plasenta. Rahim yang tidak bersih rentan infeksi serta perdarahan. Guna menghindari terjadinya retensio plasenta, setelah plasenta dilahirkan, dokter ataupun penolong persalinan akan memeriksa dan memastikan bahwa seluruh plasenta telah berhasil dikeluarkan dari rahim.

Baca juga: Agar Luka Jahitan Usai Melahirkan Normal Cepat Sembuh

Pasalnya, dokter harus berkali-kali melakukan pemeriksaan dalam sehingga kuman bisa masuk melalui vagina hingga ke rahim. Untuk mengurangi risiko tersebut, pemeriksaan dalam sebaiknya dibatasi maksimal tiga kali hingga saat persalinan. Selain itu, dokter ataupun penolong persalinan yang akan melakukan pemeriksaan dalam diwajibkan membersihkan tangannya dengan sabun atau cairan disinfektan. Sarung tangan yang digunakan pun harus dalam kondisi bersih dan telah melalui proses sterilisasi.

Oleh karena itu, dalam waktu 6 hingga 8 jam setelah ketuban pecah, Mama sudah harus ke rumah sakit. Kecuali bila sebelumnya  Mama sudah diberitahu bahwa bayinya melintang, maka saat ketuban pecah tidak boleh menunda lagi, harus langsung ke rumah sakit untuk berbaring agar tali pusar tidak turun dan membahayakan janin.

Baca juga: Kapan Haid Datang Lagi Usai Melahirkan?

Meski aneka penyebab infeksi nifas di atas dapat dicegah, namun apabila Mama tidak menjaga kebersihan organ intim/luka bekas operasi pascapersalinan, maka infeksi dapat terjadi. Demam usai melahirkan pun akan terjadi. Itulah mengapa, meski setelah melahirkan, Mama akan sangat sibuk dengan si kecil, namun jangan sampai abai untuk menjaga kebersihan diri Mama, terutama pada area organ intim/luka bekas operasi sesar. (*)