Berbaring di Peti Mati Sambil Kenakan Masker, Seorang Pejabat Daerah Lakukan Sandiwara Meninggal Dunia Usai Kepergok Langgar Lockdown

By Diah Puspita Ningrum, Jumat, 22 Mei 2020 | 14:00 WIB
Ilustrasi virus corona (Freepik.com)

Nakita.id - Pandemi virus corona benar-benar telah memporak-porandakan sistem kehidupan manusia saat ini.

Saat berita ini ditulis, tercatat jumlah kasus virus corona di dunia adalah 5,08 juta orang, dengan 332 ribu kematian.

Tidak heran apabila setiap negara mengambil kebijakan tegas dengan melakukan PSBB atau lockdown.

Baca Juga: Kabar Gembira Jelang Lebaran! Salah Satu Kota di Jawa Tengah Ini Dinyatakan Bebas Virus Corona dan Siap Rayakan Berakhirnya Masa PSBB dengan Pesta Kembang Api

Hanya saja memang masih ada orang yang nekat melanggar aturan tersebut dengan berbagai alasan.

Seperti halnya kasus yang baru-baru ini menyita perhatian khalayak, yakni seorang wali kota yang berpura-pura meninggal usai kepergok langgar ketentuan lockdown.

Melansir dari Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi di Peru, Amerika Selatan pada Rabu (18/5/2020) lalu.

Wali kota daerah di Peru, Jamie Roland Urbina Torres ketahuan melanggar aturan pencegahan virus corona dengan melakukan aktivitas minum-minum bersama rekannya.

Setelah kepergok melanggar jam malam untuk pencegahan virus corona, beredar potret Jamie terbaring di peti mati sambil mengenakan masker.

Potret Wali Kota Tantara, Peru berpura-pura mati karena kepergok langgar lockdwon

Hal itu dilakukan oleh sang wali kota ketika dirinya akan ditangkap di Tantara, Peru.

Baca Juga: Pernah Ramal Covid-19 Berakhir di Pertengahan Tahun, Mbah Mijan Mendadak Buat Warganet Khawatir karena Isyaratkan Kabar Buruk: 'Air Mata Netes, Sedih Lihat Masa Depan'

Dikatakan, Jamie dalam kondisi mabuk berat ketika penegak hukum mendatanginya.

Hanya saja, tidak dijelaskan lokasi Jamie dan rekan-rekannya saat mabuk dan sampai ada peti mati yang digunakan untuk pura-pura mati.

Setelah kepergok melanggar jam malam tersebut, pejabat publik ini ramai mendapatkan kritikan.

Ia dianggap menganggap remeh virus corona sampai nekat tidak menerapkan standar keselamatan yang ada.

Tantara, begitu juga dengan tempat lainnya di seluruh Peru, secara resmi memberlakukan lockdown dari pemerintah pusat 66 hari lalu.

Namun, warga lokal yang marah mengungkapkan, Jamnie hanya memenuhi aturan itu selama delapan hari. Setelah itu dia mengabaikannya.

Dia menjadi sasaran kemarahan warganya dalam pertemuan kota pada 9 Mei. Bahkan, pejabatnya menyerang balik ketika Jamie memberi pembelaan.

Baca Juga: Lakukan Mogok Kerja, Sebanyak 109 Tenaga Medis di Sumatera Selatan Dipecat Secara Tidak Hormat, Bupati: 'Pasien Corona Datang Bubar Enggak Masuk'

Tak cuma itu, ia dituding gagal memberlakukan pemeriksaan agar warga luar tidak bisa masuk ke Tantara.

Isu corona di Amerika Selatan memang sedang panas-panasnya lantaran tempat itu menjadi episentrum baru Covid-19.

Peru melaporkan 104.020 konfirmasi positif penularan dan 3.024 korban meninggal. Berada dalam jajaran empat besar negara yang paling terdampak.

Total, kini ada lebih dari lima juta kasus positif di seluruh dunia, dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat melaporkan 106.000 kasus harian yang menjadi jumlah tertinggi.